Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Hypatia oleh ReO Fiksiwan

“Setiap ibu berisi putrinya di dirinya sendiri dan setiap putrinya ibu dan setiap ibu meluas ke belakang ke ibunya dan ke depan ke putrinya.” Carl Gustav Jung(1875-1961), The Archetypes and the Collective Unconscious(1959).

Filsuf perempuan Hypatia(355 415 SM), kelahiran Alexandria(Mesir kuno), matematikawan dan astronom yang hidup di era yang sangat bergejolak dalam sejarah Alexandria. Sebagai matematikawati pertama, kehidupan dan karyanya mengandung pengetahuan yang cukup rinci.

Putri Theon dari Alexandria, adalah anggota terakhir Museum Alexandria yang diakui. Ayahnya,Theon, paling diingat atas perannya dalam pelestarian Elemen Euclid dan menulis secara ekstensif dalam mengomentari Almagest dan Handy Tables karya Ptolemeus. 

Pada dasarnya, program ayahnya,,dilanjutkan Hypatia sebagai upaya yang gigih untuk melestarikan warisan matematika dan astronomi Yunani di masa yang sangat sulit. 

Ia didapuk dengan komentar pada geometri Conics karya Apollonius dari Perga dan Arithmetic(teori bilangan) karya Diophantus dari Alexandria, serta tabel astronomi — diduga versi revisi dari Buku III komentar ayahnya tentang Almagest.

Karya-karya ini, satu-satunya yang tercatat telah ditulisnya, telah hilang. Meski ada upaya untuk merekonstruksi aspek-aspeknya.  

Dalam menghasilkan komentarnya tentang Apollonius dan Diophantus, Hypatia mendorong program yang diprakarsai ayahnya ke area yang lebih baru dan lebih sulit.

Pada masanya, ia adalah matematikawan dan astronom terkemuka di dunia, satu-satunya wanita yang dapat mengklaim hal tersebut. 

Pun, ditunjuk sebagai seorang guru dan dosen populer untuk topik-topik filsafat yang sifatnya kurang terspesialisasi dan menarik bagi mahasiswa serta audiens yang besar. 

Filsafatnya Neoplatonis dipandang sebagai "kafir" pada masa konflik agama yang sengit antara orang Kristen ortodoks maupun "sesat" di kalangan orang Yahudi dan orang-orang kafir(pagan).

Neoplatonisme Hypatia merupakan pendekatan kepada Yang Esa(monoteisme klasik) dan realitas mendasar yang sebagian dapat diakses melalui kekuatan manusia(antroposentris) untuk abstraksi dari bentuk-bentuk Platonis dann sebagai bentuk abstraksi dari dunia realitas sehari-hari. 

Sebagai pencetus feminisme klasik, filsafatnya dituntun untuk merangkul kehidupan perawan yang berdedikasi.

Masa hidup Hypatia dianggap sebagai manifestasi awal dari perpecahan agama pada masa itu. Di antaranya, dipicu penghancuran Serapeum, kuil dewa Yunani-Mesir Serapis, oleh Theophilus, uskup Aleksandria hingga kematiannya pada tahun 412 M. 

Peristiwa ini mungkin merupakan akhir dari Perpustakaan Aleksandria yang besar, karena Serapeum berisi koleksi penuh buku perpustakaan itu.. 

Theophilus sebagai bersahabat Synesius, pengagum berat dan murid Hypatia. Namun demikian, Hypatia sendiri tidak terpengaruh oleh perkembangan ini dan tetap diizinkan untuk melanjutkan usaha intelektualnya tanpa hambatan. 

Dengan kematian Synesius, Theophilus serta naiknya Cyril ke jabatan uskup Aleksandria, iklim toleransi ini berakhir. Tak lama berselang, Hypatia menjadi korban pembunuhan yang sangat brutal di tangan sekelompok fanatik Kristen.  

Meski masih jadi bahan perdebatan sengit ihwal seberapa besar kesalahan Cyril atas kekejaman ini, peristiwa itu menjadikan Hypatia sebagai simbol feminis yang kuat dan sosok yang mendukung usaha intelektual dalam menghadapi prasangka yang tidak berdasar. 

Akhirnya, prestasi intelektual Hypatia sudah cukup untuk membuat namanya dilestarikan dan dihormati. Meski dengan resiko, cara kematiannya yang tragis justru semakin menegaskan hal itu.

#RUJUKAN:

1. https://bmcr.brynmawr.edu/2017/2017.10.07.

2. https://www.academia.edu/35142703/Edward_J_Watts_Hypatia_The_Life_and_Legend_of_an_Ancient_Philosopher.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies