Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Umroh AI Ala Denny JA oleh ReO Fiksiwan

“Ketika kukitari Ka'bah,

aku tak hanya thawaf di bumi,

aku mengitari pusaran kesadaranku.

Mengelilingi pusat kerinduan,

tempat waktu tak lagi bergerak,

dan aku, yang terpecah oleh luka,

melebur menjadi debu di antara

semesta.” — Denny JA(62), Puisi Esai, Ketika Kuputari Ka’bah(2025).

Watak dan perilaku pengalaman religius dalam beberapa tesis manual telah dikemukakan William James(1842-1910) pada The Varieties of Religious Experience: A Study in Human Nature(1902).

Salah satu pengalaman religius itu, konversi, menurut James, sangat menyita perhatian terkait prosesnya.  

Dikatakan James, konversi adalah proses perubahan yang mendalam dan tiba-tiba dalam kehidupan seseorang, yang menyebabkan perubahan dalam cara berpikir, merasa, dan bertindak.

Dengan demikian apa yang didedahkan Denny JA(https://youtu.be/-pK-4e2b030?si=BVk6RNDFHIVhbYVQ) sebagai konversi umroh era artificial intelligence(AI) ini, patut direspon untuk memberi kepatutan dan kepantasan soal hakikat pengalaman religius atau spiritual di tengah derasnya pengaruh dan kemanfaatan teknologi digital.

Berkenaan dengan hal itu, pengalaman spiritual di era AI, sadar atau tidak, Denny JA, menunjukkan suatu pengalaman di atas — manual tentunya — terjadi pada Leopold Weiss.

Leopold Weiss(1900-1992) —setelah konversi ke Islam — mualaf keturunan Yahudi kelahiran Ukraina dan menjadi warga negara Pakistan — dengan nama baptis, Muhammad Asad, menuliskan pengalamannya dalam The Road to Mecca(1945), terjemahan Mizan (2003).

Tak kalah pentingnya, tafsir Quran Muhammad Asad, The Message of The Quran(1980), telah diterjemahkan penerbit Mizan pada 2017 sebanyak tiga jilid hard cover.

Di luar pengalaman konversi Leopold Weiss, beberapa pengalaman para mualaf Barat dengan haji(umroh) diikutkan di bawah ini:

The Hadj: An American's Pilgrimage to

Mecca(1993) oleh Michael Wolfe. Seorang mualaf Amerika yang masuk Islam saat melakukan haji ke Mekkah.

Hajj: Journey to the Heart of Islam m(2013) oleh

Mbaye Lo asal Amerika.

Mecca and Me(2015) oleh Sadig Al-Mahdi

asal Inggris.

A Westerner's Pilgrimage to Mecca(2017) oleh

Jorg Armbruster asal Jerman.

Terakhir, Hajj: A Journey of Self-Discovery(2018) dari Yahya Adel Ibrahim asal Australia

Aktivitas spiritual haji/umroh merupakan salah satu ritual keagamaan yang paling penting dalam Islam dan kini tiap tahun ditunaikan jutaan umat Muslim dari seluruh dunia. 

Dalam beberapa dekade terakhir, kemajuan teknologi telah membawa perubahan yang signifikan dalam kegiatan haji/umroh, terutama dengan munculnya Artificial Intelligence (AI). 

Aktivitas spiritual haji/umroh di era AI, suka atau tidak, sangat mempengaruhi pengalaman dan makna spiritual umat Muslim sedunia. Apalagi, khusus jatah tahunan jemaah haji Indonesia hanya 221.000 dengan rincian, 203.320 kuota reguler dan khusus 17.680(https://haji.kemenag.go.id/v5/detail/kuota-haji-reguler-terisi-70-pelunasan-sampai-14-maret-2025).

Sementara, Pemerintah Arab Saudi telah mengembangkan penggunan berbagai teknologi untuk memfasilitasi kegiatan haji, dengan mengedepankan tiga aspek:

1. Sistem Manajemen Haji

Sistem ini menggunakan AI untuk mengelola arus jemaah haji, memantau kesehatan, dan menyediakan informasi tentang ritual haji.

2. Aplikasi Haji

Aplikasi ini membantu jemaah haji untuk memahami ritual haji, memantau jadwal, dan mengakses informasi tentang fasilitas dan layanan.

3. Robot dan Drone

Robot dan drone digunakan untuk memantau keamanan, memantau kesehatan, dan membantu dalam proses ritual haji.

Melalui pengembangan teknologi, diperkirakan beberapa dampak yang mungkin terjadi, antara lain, minimnya interaksi langsung. 

Dengan penggunaan teknologi(AI) interaksi langsung antara jemaah haji dan petugas haji berkurang dan dapat mempengaruhi makna spiritual dan pengalaman umat Muslim.

Demikian pula ketergantungan pada teknologi yang berlebihan dapat membuat jemaah haji mengabaikan realitas aspek spiritual dan ritual haji.

Pun perubahan dalam ritual haji — von Gennep menyebut sebagai proses “rite of passage” — yang dimoderasi lewat high-tech secara lebih modern dan efisien. 

Namun, konsekuensinya dapat mengubah pengalaman dan makna spiritual umat Muslim yang real dan manual.

Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam tentang dampak penggunaan teknologi dalam kegiatan haji/umroh seperti yang telah dialami Denny JA.

Namun, pengaruh deras dan lazak era AI, sangat urgen pula: bagaimana cara mempertahankan makna spiritual dan pengalaman umat Muslim pada berbagai ritual dan akidah ibadah umat Islam?

Dan tentu secara fikih, seluruh teknologi peribadatan itu “telah disempurnakan” Allah melalui haji wadaq Rasulullah. Pakem dan terstruktur di tengah kedigdayaan teknologi tinggi dewasa ini.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies