Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pekerja Tanpa Jaminan Penulis : Ririe Aiko

 

#30harimenulispuisiesai

Puisi Esai 03

(Puisi di dramatisasi dari masih banyaknya sektor pekerja serabutan di Indonesia dengan penghasilan tidak menentu) (1)


Malam menggantung di atas Jakarta,

lampu jalan berkedip seperti bintang mati.

Di sudut kota yang tak bernama,

seorang pria duduk di atas motornya.


Tio, 32 tahun,

ayah dari dua anak,

pengantar makanan tanpa jaminan. (2)

Jaket oranye lusuh membalut tubuhnya,

helmnya penuh goresan perjalanan.


Di layar ponsel, notifikasi berbunyi.

Sebuah pesanan masuk,

lima kilometer menuju tujuan,

delapan ribu rupiah sebagai imbalan.


Ia menarik gas,

melaju menembus angin,

seperti bayangan yang tak pernah diam.


Tio pernah bekerja di pabrik,

delapan tahun sebagai teknisi mesin.

Namun badai PHK datang,

pabrik gulung tikar, 

Tio pun mulai bekerja serabutan.


Aplikasi memberinya harapan,

pekerjaan tanpa bos, tanpa jadwal ketat.

Tapi ia segera sadar,

kebebasan ini adalah perangkap.


Tanpa gaji tetap,

penghasilan bergantung pada pesanan.

Tanpa asuransi, tanpa cuti,

hanya kerja yang tak kenal belas kasihan.


Ia pernah sakit demam tinggi,

tetapi motor harus tetap melaju.

Jika berhenti, tak ada pemasukan,

dan tak ada yang membayar listrik bulan depan.


Fleksibilitas yang dijanjikan,

menjadi beban di punggungnya.

Kebebasan yang diimpikan,

ternyata ilusi yang menyiksa.


Tio menepi di lampu merah,

mengusap wajahnya yang letih.

Di trotoar, anak-anak jalanan tertawa,

di perempatan, pengemis mengulurkan tangan.


Jakarta berdenyut dengan ribuan kisah,

dan ia hanyalah satu di antaranya.


Tiba-tiba, ponselnya berbunyi.

Pesanan dibatalkan.

Ia menatap saldo aplikasi:

hanya tersisa dua puluh tujuh ribu

setelah seharian berperang peluh.


Ia menghela napas,

memikirkan susu anak,

memikirkan cicilan motor,

memikirkan apakah hidup seperti ini akan terus berlanjut.


Mereka bilang pekerja gig adalah masa depan,

tapi ia merasa seperti hantu kota,

bekerja tanpa suara,

berjuang tanpa perlindungan. (3)


Di layar ponselnya, notifikasi berbunyi lagi.

Ia menarik gas,

melaju ke dalam malam yang sunyi.


Esok masih menjadi misteri,

Haruskah ia kabur dari ibu Pertiwi?

CATATAN:

(1)https://www.idntimes.com/business/economy/vadhia-lidyana-1/angkatan-kerja-indonesia-masih-didominasi-pekerja-serabutan.

(2) Sebanyak 60% pekerja Indonesia berada di sektor informal dan gig, tanpa perlindungan sosial.https://satudata.kemnaker.go.id/satudata-public/2023/11/files/publikasi/

(3) Pekerja gig sering kali tidak memiliki akses ke tunjangan yang biasanya diberikan kepada pekerjatetap.https://wartaeq.com/gig-worker/

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.