![]() |
Bangsa dalam bahaya pikiran ini hadir sebagai refleksi kekhawatiran terhadap keselamatan bangsa dan negara ketika membaca berita ribuan triliunan rupiah uang mengirab di tangan orang-orang yang diberi amanah mengelola kekayaan negara.
Korupsi yang begitu menggurita adalah virus ganas yang tengah menggerogoti tubuh bangsa dan negara ini. Siapapun mestinya mencemaskan situasi ini mengingat hukum sejarah, historia repetia, sejarah itu berulang. Mengkhawatirkan sekali sejarah bangsa lalu hancur karena kejahatan dan kebejatan moral pemimpin yang diberi kepercayaan.
Sejarah menunjukkan bahwa bangsa-bangsa yang mengalami kehancuran sering kali memiliki pola yang sama, kecurangan, korupsi, dan kezaliman merajalela.
Fenomena ini tetap relevan, terutama ketika data menunjukkan bahwa indeks korupsi, ketimpangan ekonomi, dan pelanggaran hak asasi manusia masih tinggi di berbagai negara.
Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Transparency International (2024) mencatat bahwa negara-negara dengan tingkat korupsi tinggi cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang lambat dan ketidakstabilan sosial. Contoh: Negara-negara dengan skor CPI rendah, seperti Sudan dan Venezuela, mengalami krisis ekonomi dan politik berkepanjangan.
Indeks Ketimpangan Sosial dan Ekonomi. Laporan Oxfam menunjukkan bahwa di negara-negara dengan kesenjangan ekonomi ekstrem, terjadi peningkatan ketidakstabilan politik dan sosial. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya memicu ketidakpuasan rakyat dan sering kali berujung pada konflik.
Keterkaitan dengan Kisah dalam Al-Qur'an.
Kaum Madyan (QS. Hud: 84-95) adalah bangsa dikenal kecurangan dalam perdagangan menyebabkan kehancuran ekonomi dan moral. Kaum Luth (QS. Al-Hijr: 73-76). Kehancurannya negara dan bangsa akibat penyimpangan moral yang dianggap lumrah. Kaum Firaun (QS. Al-Qashash: 3-42). Kezaliman dan eksploitasi rakyat berujung pada kehancuran sebuah dinasti besar.
KEHANCURAN BANGSA
Patut ditelisik dan sudah faktual adanya bahwa korupsi sebagai faktor utama kemunduran. Negara dengan tingkat korupsi tinggi menunjukkan lemahnya supremasi hukum, yang menyebabkan ketidakpercayaan publik dan kemerosotan ekonomi.
Hukum kehidupan bahwa kezaliman pasti melahirkan perlawanan. Pelanggaran hak asasi manusia dan ketidakadilan sosial memicu protes, revolusi, atau bahkan perang saudara. Kecurangan menghancurkan pondasi negara. Sejarah menunjukkan bahwa negara yang mengabaikan kejujuran dan integritas dalam pemerintahan akhirnya mengalami kehancuran dari dalam.
Sejarah dan data menunjukkan bahwa kecurangan, korupsi, dan kezaliman adalah faktor utama yang mengancam keberlangsungan sebuah bangsa. Bangsa yang ingin selamat harus mengambil ibrah dari kisah-kisah masa lalu dan memastikan integritas, keadilan, serta kesejahteraan sosial tetap dijaga.
Dalam Al-Qur'an, ada beberapa bangsa yang diceritakan berbuat curang, korup, jahat, dan melanggar hak kemanusiaan.
1. Kaum Madyan (Umat Nabi Syu'aib). Kejahatan mereka disebutkan adalah melakukan kecurangan dalam timbangan dan takaran dalam perdagangan. Bangsa dikenal mafia dan hebat melakukan penipuan dan berbuat curang dalam bisnis. Mereka juga dikisahkan menindas orang-orang yang beriman.
Azab Allah terhadap mereka dibinasakan dengan gempa bumi dan panas yang membakar. Lebih luas dapat dibaca narasi melalui ayat-ayah di antaranya: QS. Hud [11]: 84-95, QS. Al-A'raf [7]: 85-93.
2. Kaum Tsamud (Umat Nabi Shalih). Umat Nabi Shalih melakukan kejahatan di antaranya mengingkari kebenaran dan mendustakan nabi. Bertindak sewenang- wenang dan menindas yang lemah. Membunuh unta mukjizat yang merupakan tanda dari Allah.
Allah menimpakan Azab kepada mereka dihancurkan dengan gempa bumi dan suara petir yang dahsyat. Silakan ditaburi ayat al Qur'an QS. Hud [11]: 61-68, QS. Al-A'raf [7]: 73-79.
3. Firaun dan Kaumnya (Mesir Kuno).
Kejahatan mereka adalah menindas Bani Israil dengan perbudakan dan penyiksaan. Membunuh bayi laki-laki Bani Israil secara sistematis. Mengklaim diri sebagai tuhan dan menolak dakwah Nabi Musa.
Azab yang ditimpa kepada mereka ditenggelamkan di Laut Merah saat mengejar Nabi Musa dan pengikutnya.Kisahnya dimuat dalam QS. Al-Qashash [28]: 3-42, QS. Yunus [10]: 90-92.
4. Bani Israil yang durhaka.
Sebahagian dari Bani Israil adalah pelaku kejahatan kemanusiaan, moral dan agama. Sering melanggar janji dengan Allah dan para nabi. Korupsi dalam agama dengan mengubah kitab suci untuk kepentingan duniawi. Membunuh para nabi dan orang-orang yang menyeru kepada kebenaran.
Berbuat curang dalam hukum dan ekonomi.
Azab yang ditimpakan kepada mereka adalah mengalami pengusiran, kehinaan, dan perpecahan, penjelasan dapat dibaca QS. Al-Baqarah [2]: 61, QS. Al-Maidah [5]: 13-14, QS. Al-Isra [17]: 4-7.
Kisah-kisah di atas adalah menjadi peringatan bahwa kecurangan, korupsi, kejahatan, dan pelanggaran hak manusia tidak akan dibiarkan oleh Allah. Mereka yang menindas dan berbuat zalim pasti akan menghadapi akibatnya, baik di dunia maupun di akhirat.
KEBEJATAN MORAL DAN KECURANGAN
Dalam Al-Qur’an, ada beberapa kisah umat masa lalu yang diazab oleh Allah karena kejahatan, kecurangan, dan kebejatan moral, di antaranya:
1. Kaum Nabi Nuh
Kesalahan dan dosa mereka adalah kekafiran, kesombongan, dan menolak dakwah Nabi Nuh. Allah menurunkan azab kepada bangsa itu berupa banjir besar yang menenggelamkan mereka. Silakan baca QS. Al-A'raf [7]: 59-64, QS. Hud [11]: 25-49.
2. Kaum 'Ad (Nabi Hud).
Kesalahan sikap, prilaku dan dosa mereka adalah tingginya kesombongan, dan perlawanan menentang dakwah Nabi Hud, dan berlaku sewenang-wenang. Azab yang menghancurkan mereka adalah angin topan dahsyat yang menghancurkan mereka selama tujuh malam delapan hari.
Referensi: QS. Al-Haqqah [69]: 6-8, QS. Al-A'raf [7]: 65-72.
3. Kaum Tsamud (Nabi Shalih). Dosa mereka adalah mendustakan Nabi Shalih, membunuh unta mukjizat, dan melakukan kecurangan dalam kehidupan.
Azab terhadap mereka adalah gempa bumi dahsyat dan petir yang membinasa kan mereka. Dapat dipelajari QS. Hud [11]: 61-68, QS. Al-A'raf [7]: 73-79.
4. Kaum Luth. Umat Nabi Luth generasi pertama yang dosa mereka melakukam perbuatan homoseksual yang menyimpang dan kemaksiatan. Azab bagi mereka adalah hujan batu belerang dan gempa yang membalikkan negeri mereka.Referensi: QS. Al-Hijr [15]: 73-76, QS. Hud [11]: 77-83.
5. Kaum Madyan (Nabi Syu'aib). Dosa mereka adalah melakukan kecurangan dalam takaran dan timbangan, menipu dalam bisnis, serta menentang Nabi Syu'aib. Azabnya adalah gempa bumi dan panas yang membinasakan mereka dicantumkan dalam QS. Hud [11]: 84-95, QS. Al-A'raf [7]: 85-93.
6. Firaun dan Kaumnya
Raja Fir'un dikenal bengis dengan dosanya melakukan kezaliman, mengaku sebagai tuhan, memperbudak Bani Israil, dan menentang Nabi Musa.
Azabnya adalah ditenggelamkan di Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa dan pengikutnya, diterangkan QS. Yunus [10]: 90-92, QS. Al-Qashash [28]: 3-42.
Kisah-kisah di atas semuanya menjadi pelajaran agar manusia tidak mengulangi kesalahan umat terdahulu. Allah mengingatkan dalam QS. Al-Ankabut [29]: 40 bahwa berbagai azab ditimpakan kepada kaum yang durhaka sesuai dengan dosa mereka.
Analisis Filosofis.
Dalam filsafat politik dan moral, keberlangsungan suatu bangsa bergantung pada nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kejujuran. Plato dalam Republik menekankan bahwa negara ideal adalah yang dipimpin oleh orang-orang bijak yang berlandaskan keadilan. Sedangkan Ibn Khaldun dalam Muqaddimah menjelaskan bahwa bangsa yang mengalami degradasi moral akan memasuki fase kehancuran.
Jika kecurangan dan kezaliman menjadi kebiasaan dalam suatu bangsa, maka bangsa itu sedang menuju kehancuran. Sejarah membuktikan bahwa kezaliman penguasa dan kecurangan dalam sistem ekonomi dapat merusak fondasi negara. Dalam perspektif Islam, Al-Qur’an banyak menceritakan umat terdahulu yang binasa akibat perilaku curang dan zalim, sebagai peringatan bagi generasi setelahnya.
Penilaian Kritis. Faktor kejatuhan bangsa dan kehancuran negara di antaranya adalah ketidakadilan sosial dan ekonomi menciptakan ketimpangan yang berbahaya.
Korupsi dalam sistem pemerintahan melemahkan kepercayaan publik dan menghambat pembangunan. Pengabaian nilai-nilai moral menyebabkan dekadensi sosial dan konflik berkepanjangan.
Relevansi dengan kondisi saat ini adalah
Banyak negara menghadapi krisis akibat lemahnya supremasi hukum dan merajalelanya kecurangan. Ketidakstabilan politik sering kali berakar dari keserakahan elite dan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya. Bangsa yang gagal belajar dari sejarah cenderung mengulang kesalahan yang sama.
Saran dan solusi di antaranya penguatan moral dan etika. Pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kejujuran dan keadilan harus menjadi prioritas.Pemimpin dan masyarakat harus meneladani sejarah agar tidak jatuh dalam kesalahan yang sama.
Reformasi sistem hukum dan pemerintahan. Sistem hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu untuk mencegah kezaliman dan kecurangan.
Kebijakan antikorupsi harus ditegakkan secara nyata, bukan sekadar wacana.
Pemberdayaan sosial dan ekonomi. Mengurangi ketimpangan ekonomi dengan kebijakan yang adil dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara agar tidak terjadi penyelewengan.
Suatu bangsa tidak akan runtuh dalam semalam, tetapi kehancurannya dimulai dari lunturnya kejujuran, mewabahnya kecurangan, korupsi dan merajalelanya kezaliman.
Sejarah memberikan ibrah untuk tidak mengulang kesalahan yang sama. Hanya bangsa yang menegakkan keadilan dan kebenaran yang akan bertahan dan berkembang. DS.18032025.
*Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat Perti