Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

RAMADHAN YANG MENYENANGKAN Oleh: Duski Samad

Menyambut Ramadhan dengan menyenangkan berarti menyambut bulan suci ini dengan penuh kebahagiaan, antusiasme, dan kesiapan hati, baik secara spiritual maupun fisik. Ramadhan adalah bulan penuh berkah, ampunan, dan peluang untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga seorang Muslim harus merasa gembira menyambutnya, bukan merasa terbebani.

Makna Menyambut Ramadhan dengan Menyenangkan.Bersyukur atas Kesempatan Bertemu Ramadhan. Tidak semua orang diberi umur panjang untuk kembali berjumpa dengan bulan suci ini. Menganggapnya sebagai nikmat besar yang harus disyukuri dengan memperbanyak ibadah. 

Meningkatkan Persiapan Spiritual. Membersihkan hati dari dendam dan kebencian agar ibadah lebih khusyuk. Memperbanyak istighfar dan memperbaiki hubungan dengan Allah. Menguatkan niat untuk meningkatkan kualitas ibadah seperti shalat, puasa, dan membaca Al-Qur’an.

Merencanakan Amal Kebaikan. Menyusun target ibadah selama Ramadhan, seperti khatam Al-Qur'an atau memperbanyak sedekah. Menyiapkan diri untuk membantu orang lain, terutama fakir miskin dan yang membutuhkan.

Membuat Suasana Ramadhan Menyenangkan untuk Keluarga. Menghias rumah agar terasa lebih istimewa. Melibatkan anak-anak dalam tradisi Ramadhan agar mereka merasakan kebahagiaannya. Menyiapkan menu sahur dan berbuka dengan penuh cinta dan kebersamaan.

Meninggalkan Kebiasaan Buruk. Mulai menghindari maksiat dan kebiasaan negatif sebelum Ramadhan tiba. Membiasakan diri dengan puasa sunnah agar tubuh siap menghadapi puasa wajib.

Menjadikan Ramadhan Sebagai Bulan Peningkatan Diri. Tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga meningkatkan akhlak dan kedisiplinan. Memanfaatkan Ramadhan untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, jujur, dan penuh kasih sayang.

Menyambut Ramadhan dengan menyenangkan berarti menyambutnya dengan hati yang bersyukur, jiwa yang siap, dan semangat untuk memperbaiki diri. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang bergembira dengan datangnya Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya dari api neraka." (HR. An-Nasa’i & Ahmad).

Ada beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis yang menggambarkan kebahagiaan dan keutamaan menyambut Ramadhan.

Ayat Al-Qur’an tentang Keistimewaan Ramadhan. Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'an "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia, dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan batil)..."(QS. Al-Baqarah: 185).

Kewajiban puasa dan manfaatnya. "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

(QS. Al-Baqarah: 183). Ayat ini menegaskan bahwa puasa Ramadhan adalah sarana untuk meningkatkan ketakwaan, yang seharusnya disambut dengan rasa senang dan bersyukur.

Hadis tentang Kegembiraan Menyambut Ramadhan.

Ramadhan sebagai bulan penuh berkah

Rasulullah SAW bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepada kalian berpuasa di dalamnya. Pada bulan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu..." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)

Hadis ini menunjukkan keistimewaan Ramadhan yang penuh rahmat dan ampunan, sehingga menyambutnya harus dengan hati yang gembira.

Kegembiraan bagi orang yang berpuasa

Rasulullah SAW bersabda: "Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya." (HR. Muslim)

Hadis ini menggambarkan bahwa orang yang menjalani Ramadhan dengan ikhlas akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Keutamaan menyambut Ramadhan dengan senang hati. Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya dari api neraka." (HR. An-Nasa’i & Ahmad)

Hadis ini mengajarkan bahwa rasa bahagia menyambut Ramadhan bukan sekadar emosi, tetapi juga bagian dari ibadah yang bernilai pahala.

Merusak kesenangan di bulan Ramadhan.

Meskipun Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan kebahagiaan, ada beberapa hal yang bisa merusak kesenangan dan keberkahan di bulan suci ini. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mengurangi atau bahkan merusak kebahagiaan di bulan Ramadhan:

1. Kurangnya Persiapan Mental dan Spiritual.

Tidak menyadari keutamaan Ramadhan sehingga tidak memiliki semangat untuk beribadah. Menganggap puasa hanya sebagai rutinitas tanpa memahami hikmah di baliknya. Tidak mempersiapkan diri dengan taubat dan niat yang ikhlas.

2. Lalai dalam Ibadah.

Tidak menjaga shalat wajib, bahkan meninggalkannya. Malas membaca Al-Qur’an dan berzikir. Tidak memanfaatkan malam-malam Ramadhan untuk ibadah, terutama di 10 hari terakhir.

3. Sibuk dengan Hal yang Tidak Bermanfaat

Menghabiskan waktu dengan tontonan, media sosial, atau aktivitas yang tidak ada nilai ibadahnya. Terlalu banyak tidur dan bermalas-malasan, sehingga kehilangan kesempatan ibadah. Bermain game atau hiburan lain secara berlebihan sampai lupa waktu.

4. Banyak Mengeluh dan Tidak Bersyukur.

Menganggap puasa sebagai beban, bukan anugerah. Mengeluh karena lapar, haus, atau lelah, padahal puasa adalah ujian kesabaran. Tidak bersyukur atas nikmat berbuka dan sahur.

5. Berlebihan dalam Makan dan Minum. Makan terlalu banyak saat berbuka sehingga malas untuk shalat tarawih. Boros dalam belanja makanan tanpa memperhatikan kebutuhan orang lain. Tidak menjaga pola makan sehat sehingga justru merasa tidak nyaman selama puasa.

6. Ghibah dan Perilaku Buruk. Menggunjing, mengumpat, atau menyebar fitnah, yang bisa menghapus pahala puasa. Tidak menjaga lisan dari kata-kata kasar dan perdebatan yang tidak perlu. Marah dan mudah tersinggung, padahal puasa mengajarkan kesabaran.

7. Tidak Menjaga Pandangan dan Hati

Menonton atau melihat hal-hal yang tidak pantas, seperti konten maksiat di media sosial. Mendekati hal-hal yang bisa menjerumuskan ke dalam dosa. Tidak menjaga hati dari iri, dengki, dan kebencian.

8. Tidak Memperhatikan Hak Orang Lain. Tidak membayar zakat fitrah yang merupakan kewajiban. Pelit dalam bersedekah dan tidak peduli terhadap kaum fakir miskin. Mengabaikan hak keluarga, seperti tidak memberi perhatian kepada anak dan istri.

9. Tidak Memaksimalkan 10 Hari Terakhir. Tidak mencari Lailatul Qadar karena sibuk dengan hal duniawi. Tidak meningkatkan doa dan istighfar di malam-malam akhir Ramadhan. Menganggap Ramadhan hampir selesai dan mulai kembali ke kebiasaan buruk.

Ramadhan adalah bulan penuh kebahagiaan dan keberkahan, tetapi kebiasaan buruk di atas bisa merusaknya. Kunci menikmati Ramadhan adalah menjalani dengan hati yang bersyukur, menjauhi maksiat, dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk beribadah dan berbagi kebaikan.

Kesimpulan

Menyambut Ramadhan dengan hati yang senang adalah bagian dari keimanan dan wujud syukur kepada Allah. Bulan ini bukan sekadar waktu untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri, memperbanyak ibadah, serta meningkatkan ketakwaan. Rasulullah SAW telah mengajarkan bahwa kegembiraan dalam menyambut Ramadhan adalah tanda keberkahan dan bisa menjadi jalan menuju ampunan Allah.

Namun, ada beberapa hal yang bisa merusak kebahagiaan Ramadhan, seperti lalai dalam ibadah, terlalu sibuk dengan hal duniawi, mengeluh, atau tidak menjaga lisan dan hati. Oleh karena itu, agar Ramadhan benar-benar membawa kebahagiaan, kita harus menyambutnya dengan persiapan spiritual, niat yang tulus, serta semangat untuk meningkatkan amal dan berbagi kebaikan.

Semoga Ramadhan kali ini menjadi yang terbaik bagi kita semua, penuh berkah, ampunan, dan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.ds.280225.

*Khutbah Masjid Darul Hujjah, 28022025

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.