![]() |
Capaian ilmu pengetahuan dan tekhnologi mutakhir telah mengubah kehidupan manusia secara lahiriyah. Bersamaan itu di era digital ini banyak orang mengalami krisis kejiwaan akibat paparan teknologi yang berlebihan. Meskipun teknologi memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, dampak negatifnya terhadap kesehatan mental tidak bisa diabaikan.
Beberapa faktor penyebab dan dampaknya:
1. Overload Informasi dan Kecemasan Berlebihan. Informasi yang berlimpah dari media sosial dan internet sering kali menyebabkan stres dan kecemasan. Maraknya berita hoaks dan negatif dapat memperburuk kondisi psikologis, membuat orang lebih mudah cemas dan takut.
2. Media Sosial dan Krisis Identitas. Perbandingan hidup dengan orang lain di media sosial memicu perasaan rendah diri dan kurang percaya diri. Fenomena “Fear of Missing Out” (FOMO) membuat orang merasa tertinggal jika tidak mengikuti tren tertentu. Munculnya budaya “toxic positivity”, di mana semua orang dituntut terlihat bahagia, membuat banyak orang merasa gagal jika mengalami kesulitan hidup.
3. Ketergantungan Teknologi dan Isolasi Sosial. Banyak orang lebih banyak berinteraksi secara virtual dibandingkan secara langsung, yang menyebabkan penurunan kualitas hubungan sosial. Meningkatnya ketergantungan pada gawai menyebabkan penurunan empati dan komunikasi interpersonal. Cyberbullying atau perundungan di dunia maya juga memperburuk kondisi mental, terutama bagi remaja dan anak muda.
4. Gangguan Tidur dan Kesehatan Mental. Paparan layar sebelum tidur mengganggu ritme tidur alami, yang berakibat pada kelelahan mental dan emosional. Kurangnya tidur meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan gangguan konsentrasi.
5. Krisis Makna dan Tujuan Hidup. Terlalu banyak distraksi digital membuat banyak orang kehilangan fokus dalam hidup. Konsumsi konten instan dan hiburan terus-menerus mengurangi kemampuan refleksi diri dan pencarian makna hidup.
Solusi untuk Mengatasi Krisis Kejiwaan di Era Digital. Detoks Digital: Batasi penggunaan media sosial dan gawai, terutama sebelum tidur.
Keseimbangan Hidup: Seimbangkan dunia digital dengan aktivitas nyata seperti olahraga, membaca, dan berinteraksi langsung. Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk berpikir, merenung, dan mencari makna hidup di luar dunia digital.
Peningkatan Kesadaran Spiritual: Ibadah, meditasi, dan mindfulness bisa membantu menenangkan jiwa. Dukungan Sosial: Perkuat hubungan dengan keluarga dan teman secara langsung, bukan hanya lewat media sosial.
Era digital membawa tantangan baru bagi kesehatan mental. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengendalikan teknologi agar tidak terjebak dalam krisis kejiwaan yang semakin parah.
Satu di antara solusi krisis kejiwaan di era digital adalah memperkuat ketahanan sipritual dengan menginternalisasi makna Ramadhan. Internalisasi makna puasa Ramadhan adalah proses memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah puasa secara mendalam, sehingga membentuk karakter dan sikap hidup yang lebih baik.
Ada beberapa aspek penting dalam internalisasi makna puasa Ramadhan meliputi:
1. Aspek Spiritual.
Meningkatkan ketakwaan: Puasa melatih diri untuk lebih taat kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya. Meningkatkan kesabaran dan keikhlasan: Menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu melatih kesabaran dan keikhlasan dalam beribadah. Memperdalam hubungan dengan Allah: Ramadhan adalah momen untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat malam, membaca Al-Qur’an, dan berdzikir.
2. Aspek Sosial. Meningkatkan kepedulian terhadap sesama: Dengan merasakan lapar dan dahaga, seseorang lebih memahami penderitaan orang-orang yang kurang mampu. Menumbuhkan semangat berbagi: Banyak orang yang lebih giat bersedekah dan membantu sesama di bulan Ramadhan. Mempererat silaturahmi: Ramadhan sering menjadi ajang berkumpul dengan keluarga, sahabat, dan komunitas melalui buka puasa bersama atau tarawih berjamaah.
3. Aspek Moral dan Etika.
Mengendalikan diri: Puasa melatih seseorang untuk mengontrol emosi, seperti marah, iri, atau dengki. Menjaga lisan dan perilaku: Tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik.Meningkatkan kejujuran dan disiplin: Puasa mengajarkan kejujuran karena hanya Allah yang mengetahui apakah seseorang benar-benar berpuasa atau tidak.
4. Aspek Kesehatan
Detoksifikasi tubuh: Puasa membantu membersihkan sistem pencernaan dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Meningkatkan pola hidup sehat: Dengan pola makan yang lebih teratur saat sahur dan berbuka, tubuh lebih terbiasa dengan pola makan yang sehat. Melatih kedisiplinan dalam pola hidup: Waktu makan, istirahat, dan ibadah lebih teratur selama bulan Ramadhan.
Menginternalisasi makna puasa Ramadhan, maka seseorang tidak hanya menjalankan ibadah secara fisik, tetapi juga menjadikannya sebagai sarana perubahan diri menuju pribadi yang lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan.
AMALIAH RAMADHAN
Menjadikan puasa Ramadhan dan amaliahnya (seperti shalat tarawih, sedekah, tilawah Al-Qur'an, dan lainnya) dilakukan oleh seluruh umat Islam adalah tantangan besar, tetapi bukan hal yang mustahil. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
1. Penguatan Pemahaman da Kesadaran. Pendidikan Sejak Dini. Mengajarkan pentingnya puasa sejak kecil, baik di keluarga maupun sekolah. Dakwah yang Menarik. Menggunakan media sosial, ceramah, dan kajian interaktif agar orang memahami hikmah puasa dan amalannya.
Menekankan Manfaat Dunia & Akhirat. Puasa bukan hanya kewajiban agama, tapi juga baik untuk kesehatan fisik, mental, dan spiritual.
2. Lingkungan yang Mendukung. Peran Keluarga. Orang tua dan keluarga harus menjadi teladan dalam menjalankan puasa dan ibadah lainnya. Atmosfer Ramadhan yang Kuat. Pemerintah, masjid, dan komunitas bisa menciptakan suasana Ramadhan yang menggugah, seperti pemasangan dekorasi islami, lantunan Al-Qur’an di ruang publik, dan program berbuka puasa bersama. Peraturan dan Kebijakan. Negara dengan mayoritas Muslim bisa mendukung dengan kebijakan yang memudahkan pelaksanaan ibadah, misalnya pengurangan jam kerja atau larangan makan di tempat umum bagi Muslim.
3. Program yang Mendorong Partisipasi.
Gerakan Sosial dan Amal. Meningkatkan kepedulian sosial dengan program sedekah, berbagi makanan berbuka, dan bantuan bagi fakir miskin.
Kampanye digital dan Influencer. Mengajak tokoh publik dan influencer Muslim untuk mengampanyekan keutamaan puasa Ramadhan dan amaliahnya. Kompetisi dan tantangan. membuat program seperti tantangan membaca Al-Qur'an 30 juz selama Ramadhan atau target infak tertentu.
4. Dukungan dari Pemerintah dan Lembaga Islam. Fatwa dan Himbauan . MUI atau lembaga Islam lainnya bisa mengeluarkan seruan untuk memperkuat pelaksanaan Ramadhan secara maksimal. Fasilitas Ibadah. Masjid diperbanyak dan diperbaiki agar nyaman digunakan untuk tarawih, i'tikaf, dan kajian. Kerjasama dengan Media. TV, radio, dan platform digital menayangkan lebih banyak konten Islami selama Ramadhan.
5. Mengatasi Hambatan dan Tantangan. Bagi yang Bekerja di Negara Non-Muslim. Memberikan panduan dan dukungan agar tetap bisa menjalankan puasa dengan baik.
Bagi yang belum terbiasa puasa. Menyediakan program edukasi dan motivasi agar bisa menjalankan puasa secara bertahap. Melawan godaan dan tren negatif. Melawan budaya konsumtif dan hedonisme yang kadang mengganggu esensi puasa.
Puasa Ramadhan dan amaliahnya bisa dijalankan oleh semua umat Islam jika ada kesadaran, lingkungan yang mendukung, dan program yang menarik. Keterlibatan keluarga, komunitas, ulama, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan Ramadhan benar-benar dijalani dengan penuh makna.
MANFAAT RAMADHAN
Puasa Ramadhan memiliki manfaat yang sangat luas, baik dari sisi spiritual, sosial, maupun kesehatan. Berikut adalah landasan dari Al-Qur'an, hadis, pendapat ulama, dan pakar kesehatan mengenai manfaat puasa:
1. Dalil Al-Qur’an
Allah SWT menegaskan manfaat puasa dalam beberapa ayat, QS. Al-Baqarah: 183
"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Puasa bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan, yang mencakup kedisiplinan, kesabaran, dan pengendalian diri.
Dalam QS. Al-Baqarah: 185 "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." Puasa berkaitan erat dengan Al-Qur'an, yang menjadi pedoman hidup manusia.
2. Hadis Nabi ﷺ
Banyak hadis yang menekankan manfaat puasa, Pintu Surga Ar-Rayyan untuk orang yang berpuasa Rasulullah ﷺ bersabda: "Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan, yang akan dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, dan tidak ada seorang pun yang masuk melalui pintu itu selain mereka." (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa sebagai perisai. Puasa adalah perisai, maka janganlah seseorang berkata keji dan bertindak bodoh. Jika seseorang memeranginya atau mencacinya, maka hendaklah ia berkata: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari dan Muslim) Puasa melatih kesabaran, mengendalikan emosi, dan memperkuat akhlak.
Puasa Menghapus Dosa. "Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim). Puasa bisa menjadi sarana penghapusan dosa jika dilakukan dengan ikhlas.
3. Pendapat Para Ulama.
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari segala keburukan. Dengan berpuasa, seseorang bisa mencapai maqam takwa yang lebih tinggi." Puasa bukan hanya soal fisik, tetapi juga penyucian hati dan akhlak.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah "Puasa adalah terapi terbaik untuk tubuh dan ruh. Ia membersihkan jiwa, memperbaiki akhlak, dan mengistirahatkan tubuh dari kebiasaan buruk." Puasa memberikan efek positif secara spiritual dan kesehatan.
Syekh Yusuf Al-Qaradawi. "Puasa adalah sarana untuk melatih ketulusan, keikhlasan, dan kepedulian sosial, karena dengan merasakan lapar, kita menjadi lebih peka terhadap penderitaan orang lain." Puasa mengajarkan empati dan solidaritas sosial.
4. Pendapat Pakar Kesehatan. Banyak penelitian modern yang membuktikan manfaat puasa bagi kesehatan: Dr. Yoshinori Ohsumi (Pemenang Nobel Kedokteran 2016). Menemukan konsep autophagy, yaitu proses pembersihan sel tubuh yang terjadi saat berpuasa. Puasa membantu regenerasi sel dan mencegah berbagai penyakit degeneratif.
Dr. Jason Fung (Ahli Endokrinologi, Kanada) menjelaskan bahwa puasa membantu mengontrol kadar gula darah, mengurangi risiko diabetes tipe 2, dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Dr. Mark Mattson (Ahli Saraf, Johns Hopkins University) menyatakan bahwa puasa dapat meningkatkan fungsi otak, mengurangi risiko Alzheimer, dan meningkatkan daya ingat.
Penelitian di Harvard University (2019) puasa terbukti bisa memperpanjang umur, memperbaiki keseimbangan hormon, dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Puasa Ramadhan tidak hanya memiliki nilai ibadah, tetapi juga manfaat kesehatan dan sosial.
Dari Al-Qur'an dan Hadis. Puasa adalah jalan menuju takwa, penghapus dosa, dan cara menjaga diri dari keburukan.
Dari ulama puasa menyucikan hati, meningkatkan akhlak, dan melatih kepedulian sosial.
Dari Pakar Kesehatan. Puasa memiliki manfaat medis seperti detoksifikasi, peningkatan metabolisme, dan perlindungan dari penyakit kronis. Selain sebagai ibadah, puasa juga memberikan dampak besar bagi kehidupan manusia.
PENDIDIKAN JIWA
Ramadhan memiliki peran besar dalam membangun pendidikan ketahanan jiwa, yaitu kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan, kesabaran, dan keteguhan hati. Puasa tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi latihan mental dan spiritual yang memperkuat jiwa.
1. Meningkatkan Kesabaran dan Daya Tahan Mental
Menahan diri dari makan, minum, dan hawa nafsu melatih seseorang untuk lebih sabar dalam menghadapi kesulitan.
Dengan terbiasa menghadapi rasa lapar dan keinginan, seseorang lebih siap menghadapi tantangan hidup di luar Ramadhan.
2. Menguatkan Kontrol Diri dan Emosi. Puasa melatih seseorang untuk tidak mudah marah, iri, atau dengki. Dalam kondisi lapar dan haus, seseorang diajarkan untuk tetap bersikap tenang dan tidak mudah terpancing emosi.
3. Menumbuhkan Keikhlasan dan Rasa Syukur. Ramadhan mengajarkan bahwa hidup bukan hanya tentang kesenangan duniawi, tetapi juga tentang keikhlasan dalam beribadah. Merasakan sendiri bagaimana rasanya lapar dan haus membuat seseorang lebih bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.
4. Meningkatkan Koneksi Spiritual untuk Ketenangan Jiwa.Shalat tarawih, tadarus Al-Qur’an, dan dzikir selama Ramadhan memperkuat hubungan dengan Allah, sehingga hati menjadi lebih tenang. Orang yang lebih dekat dengan Allah cenderung memiliki ketahanan jiwa yang lebih kuat dalam menghadapi cobaan hidup.
5. Menumbuhkan Rasa Kebersamaan dan Dukungan Sosial.
Ramadhan mempererat hubungan keluarga dan masyarakat melalui kegiatan seperti buka puasa bersama dan shalat berjamaah. Dukungan sosial ini membantu seseorang menghadapi tantangan hidup dengan lebih kuat dan tidak merasa sendirian.
Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi latihan jiwa untuk membentuk pribadi yang lebih sabar, kuat, dan berdaya tahan dalam menghadapi kehidupan.
Kesimpulan.
Internalisasi nilai Ramadhan menjadi solusi spiritual bagi krisis kejiwaan di era digital. Kemajuan teknologi yang pesat membawa berbagai dampak, termasuk stres, kecemasan, isolasi sosial, dan hilangnya makna hidup. Namun, dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Ramadhan, seseorang dapat membangun ketahanan mental, spiritual, dan sosial untuk menghadapi tantangan zaman.
Puasa melatih kesabaran, keikhlasan, serta pengendalian diri, yang semuanya berkontribusi terhadap kesehatan jiwa. Selain itu, Ramadhan mempererat kebersamaan sosial, meningkatkan kepedulian terhadap sesama, dan memperdalam hubungan dengan Allah.
Praktik ibadah seperti shalat, tilawah Al-Qur’an, dan sedekah semakin memperkokoh ketenangan batin serta makna hidup yang lebih mendalam.
Strategi yang tepat—baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dukungan dari pemerintah dan lembaga Islam—nilai-nilai Ramadhan dapat diinternalisasi secara lebih luas, menjadikannya sebagai terapi alami dalam menghadapi krisis kejiwaan di era digital.
Ramadhan bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga latihan jiwa yang memperkuat ketahanan mental, membentuk karakter yang lebih baik, serta memberikan solusi nyata dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan. DS.07022025.
*Wirid Subuh Masjid Almunawarah Siteba Padang, Sabtu, 08 Februari 2025