Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Punggahan dan Rutinan Maulid Diba' Bersama Majlis Sholawat Ahlul Kirom: Tradisi Islam Nusantara Menjelang Puasa Ramadhan

MEDAN, Sigi24.com -- Kita akan segera memasuki bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah. Sebelum memasuki bulan suci, umumnya masyarakat Muslim Indonesia dan begitu juga Majlis Sholawat Ahlul Kirom melestarikan dan melakukan tradisi, salah satunya punggahan/munggahan. 

Tradisi punggahan merupakan tradisi yang selalu dilakukan oleh umat Islam ketika menjelang bulan Ramadhan. "Umumnya dilakukan di minggu-minggu menjelang puasa," ujar Kyai Khambali selaku Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom.

Pada praktiknya, punggahan biasanya dilakukan dengan makan-makan bersama keluarga, teman, atau kerabat di masjid, mushalla dan di suatu daerah tertentu dengan rangkaian tahlil dan doa. 

"Dalam rangka Punggahan, Majlis Sholawatan Ahlul Kirom lakukan Punggahan sekaligus Rutinan Pembacaan Maulid Diba' setiap Selasa malam Rabu yang tujuannya agar masyarakat, khususnya jamaah Ahlul Kirom riang gembira menyambut datangnya bulan suci Ramadhan," ucap Kyai Khambali.

Tradisi ini sangat tidak bertentangan dengan syariat Islam, justru menjadi salah satu pelengkap dari syiar dan dakwah agama Islam itu sendiri, karena di dalamnya berisi doa, sedekah makanan, silaturahim dan makan bersama. 

Juga yang paling pentingnya lagi, punggahan merupakan cara umat Islam untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Karena termasuk orang yang beruntung ketika datangnya Ramadhan, ia bergembira untuk menyambutnya.

Sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin dikatakan:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

Artinya: Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) kata "munggah" merupakan sebutan untuk hari terakhir di bulan Ruwah, sehari sebelum dimulai berpuasa Ramadhan.

Sedangkan kata "munggahan" dalam KBBI adalah tradisi berkumpul dan makan bersama dengan keluarga atau teman untuk menyambut bulan Ramadan.

"Dan kata "munggahan" menurut bahasa Jawa, memiliki arti naik, yakni menaikkan puasa, atau naik dari bulan Sya'ban menuju bulan Ramadhan yang mulia. Maka dengan naik ke bulan Ramadhan mengindikasikan bahwa, bulan tersebut merupakan puncak dari bulan yang mulia sebelumnya, Rajab dan Sya'ban," ujar Kyai Khambali.

Di Akhir acara Rutinan, Kyai Khambali juga memberikan tali asih dari para donatur dan kaum dermawan yang selalu mensupport kegiatan Rutinan Maulid Diba'. 

"Semoga para donatur dan kaum dermawan diberikan kelimpahan rezeki, keberkahan hidup dan dimudahkan segala urusannya serta diterima amal baiknya oleh Allah SWT," ucap Kyai Khambali yang juga Pengurus BPET Pusat. (***)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.