Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

POM Bensin Tanpa (Jual) Bensin Catatan Paradoks; Wayan Suyadnya


Dulu, orang datang ke POM bensin untuk membeli bensin atau solar. Sesederhana itu.

Hanya ada dua pilihan di sana: bensin atau solar. Solar untuk mesin diesel, bensin untuk mesin. Tak ada pertanyaan, tak ada kebingungan. Slang bensin warnanya kuning.

Namun kini, bensin sudah lama tiada. Slang warna kuning pun tak ada. Hilang tanpa perpisahan, lenyap dari daftar jual, dan masyarakat tidak banyak yang ngeh bahwa bensin sudah tidak ada.

Yang tersisa hanyalah Pertalite, Pertamax, dan variannya Pertamax Turbo.

Tapi anehnya, meski bensin telah tiada, orang tak merasa kehilangan. Tak ada yang meratapinya, tak ada yang memprotes. Seolah bensin hanya hantu yang pernah ada, lalu menguap begitu saja. 

Paradoksnya—POM bensin tetaplah POM bensin, meski tak lagi menjual bensin. 

Tak ada yang menyebut POM Pertalite, POM Pertamax, atau POM BBM. Nama "bensin" tetap melekat, meski barangnya sudah jadi kenangan.

Bensin, Pertalite, dan Pertamax—tiga nama yang mirip tapi berbeda. Beda warna saja. Tapi banyak yang tak tahu juga. Pertamax; pertalite yang tidak antre apalagi. Gak ngerti, gak ngeh. 

Dulu, bensin dengan oktan 88 menjadi standar. Kini, Pertalite mengambil alih dengan oktan 90, disusul Pertamax dengan oktan 92 dan lebih tinggi lagi untuk mereka yang ingin "lebih bersih" dan "lebih bertenaga". 

Tapi tetap saja, di benak banyak orang, yang mereka cari bukanlah angka oktan, bukan sulfur, bukan efisiensi mesin. Mereka tetap mencari "bensin", walau itu barang sudah tak ada.

Dunia kita memang penuh paradoks. Bensin telah pergi, telah hilang dari kenyataan, tapi namanya tetap hidup. Bensin tetap dicari walau yang diperoleh lain.

Kita mengisi tangki dengan Pertalite atau Pertamax, tapi tetap bilang, "Isi bensin, ya!" Mungkin, dalam banyak hal, kita memang lebih nyaman hidup dalam kenangan daripada kenyataan.

Akankah kita masih tak peduli dengan "Pertamax adalah Pertalite yang tak antre?" Hehehe......., paradoks.

Denpasar, 27 Februari 2025

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.