Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Menulis: Keterampilan Esensial untuk Berpikir, Berkarya, dan Berkembang Oleh: Dini Marianty, S.Psi

"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis".

- Imam Al-Ghazali

​Banyak yang suka membaca baik itu novel, cerpen,  jurnal, artikel, opini, tetapi sedikit yang tertarik untuk menulis karya nya sendiri, kita mengenal penulis terkenal Indonesia dengan karya tebaiknya yang sudah tidak asing lagi. Penulis terkenal Indonesia tersebut Andrea Hirata, Eka Kurniawan, Pramoedya Ananta Toer, Leila S Chudori, Pidi Baiq, Budi Darma, Ika Natassa (Gayatri Dwi, 2024). Masih banyak lagi penulis terkenal yang sudah tutup usia, namun karya nya masih tetap dikenal dan memberi manfaat bagi para pembaca. Membaca karya orang bisa memberi pengalaman, inspirasi dan membuka cakrawala wawasan. Ketika membaca dan menulis karya sendiri, dari rangkaian kata menjadi sebuah karya utuh akan memberikan kebahagiaan tersendiri. Jika karya yang hasil karya sendiri dinikmati oleh pembaca lain, maka akan menjadi pencapaian yang luar biasa, karena tulisan bukan sekadar rangkaian kata, melainkan jembatan antara hati dan pemikiran. Kata-kata dari Al-Ghazali diatas dapat dijadikan sebagai alasan untuk bisa menulis dan menjadi salah satu penulis terkenal di Indonesia.  

Menulis adalah sebuah proses kreatif untuk menuangkan gagasan dan pikiran dalam bentuk sebuah bahasa tulis dalam tujuan, seperti memberitahu, menghibur, dan meyakinkan. Menulis juga sering dikatakan sebagai kegiatan merangkai sebuah huruf menjadi sebuah kata atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain bisa memahaminya. Kegiatan ini membuat sebuah komunikasi antara penulis dan pembaca (Dalman, 2014). Jadi menulis bukan suatu hal yang mudah, karena butuh kreativitas. Namun kreativitas bukanlah bakat bawaan, tapi bisa dilatih dengan kebiasaan dan adanya kemauan serta tekad yang kuat dari dalam diri seseorang sehingga menulis bukan lagi sekedar rencana yang tertunda, melainkan jadi rencana besar yang menghasilkan karya. Menulis hal yang disukai, disenangi akan memunculkan inspirasi yang berkembang tanpa batas.

(https://www.perpusnas.go.id/) Badan Pusat Statistik tahun 2020 dan kajian penerbitan, menunjukkan angka yang masih minim. Secara nasional, jumlah terbitan sejak 2015-2020 sebanyak 404.037 judul buku dengan jumlah penerbit aktif secara nasional sebanyak 8.969 penerbit. Tiga provinsi dengan jumlah terbitan tertinggi adalah DKI Jakarta, diikuti Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Jumlah terbitan nasional jika dibandingkan dengan jumlah masyarakat Indonesia menghasilkan rasio sebanyak 1:514 artinya jumlah terbitan secara nasional tidak mencukupi dibandingkan dengan jumlah penduduk di Indonesia.

Data dari BPS menunjukkan bahwa adanya kekurangan minat penulis yang kemudian menyebabkan minimnya buku di Indonesia, PERPUSNAS RI kemudian menyebut dengan “Kondisi Darurat Buku Indonesia”. Meningkatnya minat menulis sangat berperan dalam  mengatasi darurat buku Indonesia dan berpengaruh untuk menghadapi krisis literasi, kegiatan membaca dan menulis sangat penting, karena membaca dan menulis bisa dilihat sebagai dua keterampilan yang saling terhubung, membaca bisa memperkaya kosa kata, memperluas wawasan, memunculkan inspirasi, dapat melatih daya analisis yang kritis dan membaca juga menumbuhkan rasa gemar menulis pada diri seseorang. Dari apa yang dibaca kemudian ditulis untuk menguatkan pemahaman dan kreativitas dalam mengolah informasi menjadi gagasan yang lebih bernilai.

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.