Pilihan tulisan dengan topik virus pahala ini muncul dalam refleksi penulis saat berdesakan tawaf yang begitu rapat dengan segala jenis orang yang tidak ada jaminan semuanya sehat dan bebas dari virus. Pikiran melayang ke masa covid 19 dimana orang batuk dihindari dan dicemaskan. Saat tawaf, sai, di kamar mandi dan ruang terbuka rasa tidak ada saja penyakit.
Patut sekali umat Islam berterima kasih pada Pemerintah KSA yang menggunakan banyak cara untuk memastikan ruang publik saat tawaf, sai dan dalam masjid selalu bersih.
Pemerintah Arab Saudi mengambil berbagai langkah untuk menjamin kesehatan jamaah yang melakukan tawaf dan sai, terutama selama musim haji dan umrah.
1. Peningkatan Fasilitas Kesehatan. Klinik dan Rumah Sakit: Tersedia banyak klinik kesehatan di sekitar Masjidil Haram, termasuk di area Sai. Rumah sakit besar seperti Ajyad General Hospital siap menangani kasus darurat.
Tim Medis Keliling: Petugas kesehatan dilengkapi dengan peralatan darurat dan disebar di area tawaf dan sai untuk menangani kasus-kasus cepat.
2. Pengaturan Kepadatan Jamaah. Jadwal dan Jalur Khusus: Pemerintah mengatur jalur khusus untuk memecah arus jamaah, seperti untuk lansia dan penyandang disabilitas.
Tingkatkan Infrastruktur: Pembangunan mataf bertingkat dan jalur sai yang lebar membantu mengurangi kepadatan yang dapat menyebabkan risiko kesehatan.
3.Penyemprotan dan Kebersihan. Penyemprotan Disinfektan: Area tawaf dan sai sering disemprot dengan disinfektan untuk mencegah penyebaran penyakit menular.
Tim Kebersihan: Ratusan petugas kebersihan dikerahkan untuk memastikan kebersihan lantai tetap terjaga.
4. Sistem Ventilasi dan Pendingin.Penggunaan AC dan Kabut Air: Masjidil Haram dilengkapi dengan sistem pendingin udara modern untuk menjaga suhu tetap nyaman, serta kabut air untuk mencegah dehidrasi.
5. Edukasi dan Sosialisasi.
Pemberian Informasi: Jamaah diberikan edukasi tentang langkah-langkah menjaga kesehatan, seperti minum cukup air, mengenakan masker, dan menghindari kerumunan berlebihan.
6. Penyediaan Air Zamzam.
Pemerintah memastikan ketersediaan air zamzam yang steril di berbagai titik, agar jamaah tetap terhidrasi dan tidak mengambil risiko kesehatan.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah Arab Saudi berupaya memastikan ibadah dapat berjalan dengan aman dan lancar.
VIRUS PAHALA
Mustajab dan maqbulnya doa saat ibadah di Haramaian sudah menjadi keyakinan kuat oleh umat. Namun perlu diingat bahwa ada yang mematikan pahala, termasuk pahala haji dan umroh dapat dimaknai dari ayat ini.
Artinya..Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun. (QS. Al-Baqarah: 200).
Ayat ini memiliki banyak pesan yang relevan dengan virus pahala. Ayat ini utamanya tentang menjaga keseimbangan spiritual, prioritas, dan makna ibadah.
Ada berapa etik dalam ibadah bila terabaikan maka virus dapat merusak pahala ibadah itu.
1. Melupakan Akhirat.
Ayat ini mengingatkan agar manusia tidak hanya fokus pada permintaan duniawi, berkah hidup, tetapi yang paling diutamakan adalah memikirkan akhirat. Menekankan pentingnya keseimbangan antara usaha di dunia dan investasi untuk kehidupan setelah mati adalah ibadah yang berguna dan sehat.
Dalam kehidupan modern yang materialistis, ayat ini menjadi peringatan untuk tidak menjadikan kenikmatan dunia sebagai tujuan utama hidup.
Pahala menjadi diserang virus bila umroh untuk gaya hidup, status, simbol dan kebanggaan dalam komunitas. Ayo hati-hati virus ria, pamer, selfi, dan medsos yang sering bernuansa citra, viral, trending topik dan sejenisnya.
2. Maknai Ibadah Mendalam. Allah meminta umat Islam untuk mengingat-Nya setelah menyelesaikan manasik haji, sebagaimana mereka biasa mengingat nenek moyang mereka. Di era sekarang, ini mengajarkan bahwa ibadah bukan sekadar ritual formal, tetapi harus diiringi dengan kesadaran mendalam tentang kebesaran Allah.
Ibadah tanpa dzikir (kesadaran) itu sama dengan n terjakiti virus.
3. Pergeseran Fokus dari Tradisi ke Tauhid.
Ayat ini diturunkan dalam konteks tradisi masyarakat Arab jahiliah yang lebih sering memuja kebanggaan nenek moyang mereka usai haji. Prilaku hedonis opurtunis dan pamer menjadi bacteri perusak ibadah. Alquran menyoroti bahwa umat Islam perlu mengganti fokus dari tradisi atau kebanggaan sosial kepada tauhid yang murni.
4. Kritik terhadap Materialisme. Ibadah dan
Doa yang hanya berorientasi pada dunia tanpa akhirat mencerminkan pola pikir materialistis dan menjadikannya rusak. Dalam konteks hari ini, ayat ini mengingatkan manusia untuk tidak terjebak dalam obsesi pada kekayaan, kemewahan, dan status sosial, tetapi mengutamakan nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan.
5. Relevansi dalam Kehidupan Modern.
Dalam kehidupan modern, umat Muslim diajak untuk
memprioritaskan nilai spiritual di tengah hiruk-pikuk dunia.
Menyeimbangkan doa antara kebutuhan duniawi dan akhirat. Tidak hanya menjadikan ibadah sebagai rutinitas, tetapi sarana memperbaiki hubungan dengan Allah dan manusia.
Pesan Utama ayat ini mengajarkan bahwa ibadah, termasuk doa, harus mencakup visi kehidupan dunia dan akhirat. Muslim modern diingatkan untuk hidup dengan tujuan yang lebih besar, tidak hanya untuk kesuksesan duniawi tetapi juga untuk keberuntungan abadi di akhirat.
IBADAH SEHAT PAMER
Virus ibadah paling menatikan adalah pamer atau riya, yurauna wayamraunal naun (QS. Al Humazah). Menjaga kualitas umroh terbaik, sehat dari penyakit ria adalah perjuangan batiniah yang tak ringan.
Strategi agar ibadah tetap sehat, murni, dan terhindar dari pamer (riya') melibatkan kesadaran diri, niat yang ikhlas, dan pengendalian hati.
Beberapa langkah-langkah yang dapat diterapkan:
1.Perbaiki Niat secara Konsisten. Tinjau Niat Sebelum Beribadah. Pastikan ibadah dilakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk mendapat pujian dari orang lain.
Perbarui Niat di Tengah Ibadah: Jika muncul rasa ingin dipuji saat beribadah, segera berdoa kepada Allah agar membersihkan hati dari niat yang tidak tulus.
Rasulullah bersabda:
"Amal itu tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Utamakan Ibadah Secara Diam-Diam. Lakukan Ibadah Sunnah Secara Rahasia. Contohnya, bersedekah tanpa diketahui orang lain atau sholat malam tanpa pamer di media sosial.
Jangan Mudah Menceritakan Amal. Hindari kebiasaan membicarakan amal ibadah kepada orang lain kecuali untuk menginspirasi dengan niat yang benar.
3. Kenali dan Kendalikan Sifat Riya'. Kenali Tanda-tanda Riya'. Misalnya, beribadah lebih baik ketika dilihat orang lain atau merasa kecewa jika tidak mendapat pujian.
Tingkatkan Kesadaran Diri. Sadari bahwa Allah melihat niat hati, bukan penampilan luar.
4. Fokus pada Keikhlasan
Latih Keikhlasan: Bayangkan ibadah yang dilakukan tidak akan diketahui oleh siapa pun selain Allah.
Doa Meminta Keikhlasan: Seringlah memohon kepada Allah untuk diberi hati yang ikhlas. Salah satu doa yang diajarkan Nabi:
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui."
5. Evaluasi dan Muhasabah.
Lakukan Muhasabah Harian: Sebelum tidur, evaluasi apakah ibadah yang dilakukan hari itu sudah murni karena Allah.
Hindari Obsesi pada Penilaian Orang:. Ingat bahwa ridha Allah lebih penting daripada penilaian manusia.
6.Tingkatkan Pengetahuan tentang Riya'. Belajar tentang Bahaya Riya': Riya’ adalah syirik kecil yang dapat merusak amal. Menyadari bahayanya akan membuat seseorang lebih berhati-hati.
Pahami Nilai Ibadah di Mata Allah: Amal kecil yang ikhlas lebih berat timbangannya daripada amal besar yang tercampur dengan riya'.
7. Ingat Akhirat. Bayangkan Hari Kiamat: Saat semua amal ditimbang, hanya yang ikhlas yang akan diterima. Ini dapat membantu menjaga niat tetap murni.
Hapus Obsesi Dunia. Fokus pada pahala akhirat dan keridhaan Allah sebagai tujuan utama.
8. Bersahabat dengan Lingkungan yang Mendukung. Pilih Teman yang Mengingatkan untuk Ikhlas: Lingkungan yang baik akan membantu mengurangi dorongan untuk pamer.
Hindari Tempat yang Memicu Riya': Misalnya, terlalu sering memperlihatkan ibadah di media sosial.
Menjalankan strategi ini, seseorang dapat menjaga ibadah tetap sehat, jauh dari riya', dan diterima oleh Allah.
Penutup kalam ditegaskan bahwa ibadab itu ibarat tubuh, rohnya adalah ikhlas, begitu dinyatakan dalam kitab al Hikam. Ibadah umroh sangan tentan dan mudah terpapar virus ria, (pamer), sum'ah (viral), syirik khafi (arogan) dan ujub (merasa diri paling baik). Semoga Allah menjauhi itu senua dari kami. Amin. @gate3subuh #alharam08012025.
*Catatan kedelapan