Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

TUANKU PERGERAKKAN: MENJEJAK JALAN SULIT MENCAPAI HARAPAN Oleh: Duski Samad Tuanku Mudo

وَمِنَ النَّا سِ وَا لدَّوَآ بِّ وَا لْاَ نْعَا مِ مُخْتَلِفٌ اَ لْوَا نُهٗ كَذٰلِكَ ۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَا دِهِ الْعُلَمٰٓ ؤُا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ

"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Pengampun."(QS. Fatir 35: Ayat 28).

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ الله لا يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعَاً يَنْتَزِعُهُ من العِبادِ ولَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ حتَّى إذا لَمْ يُبْقِ عَالِمٌ اتَّخَذَ الناس رؤسَاً جُهَّالاً ، فَسُئِلوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا-البخاري

Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggenggam ilmu dengan sekali pencabutan mencabutnya dari para hamba-Nya. Namun Dia menggenggam ilmu dengan mewafatkan para ulama. Sehingga, jika tidak disisakan seorang ulama, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. Maka mereka tersesat dan menyesatkan. (HR Bukhari). 

Ayat di atas adalah landasan normatif teologis yang meyakinkan bahwa ulama memiliki mentalitas dan kepribadian yang tangguh, teguh dan tidak ada yang ditakuti selain Allah subhanahuwata'ala. Hadist juga menegaskan bahwa wafatnya ulama adalah penanda ilmu dicabut Allah yang tentu orang bodoh, yang mengaku-ngaku ulama berfatwa membuat umat sesat dan menyesatkan. Ada lagi hadis yang menyatakan wafatnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan. Kenyataan ini dirasakan atas wafatnya Ahmad Yusuf Tuanku Sidi, alhamdulillah biografinya telah ditulis oleh murid-muridnya. 

Perjuangan untuk mewujudkan sesuatu yang diimpikan, meskipun membutuhkan kerja keras, pengorbanan dan ketekunan adalah bahagian dari motivasi dan inspirasi. Buku Menantang Arus Menuai Asa Biografi Ahmad Yusuf Tuanku Sidi ini adalah wujud dari motivasi dan inspirasi dari Ahmad Damanhuri Tuanku Mudo dan Titip Elyas Tuanku Sulaiman dua orang kader beliau di Madrasatul ‘Ulum yang sudah tercerahkan dan mampu mengangkat marwah kampus dan guru tercinta yang beliau hormati dan muliakan. 

Menuliskan riwayat hidup dan sejarah pergerakan ulama lokal adalah peran nyata dalam membentuk sejarah dan identitas ulama dalam suatu daerah. Menulis tentang mereka membantu memastikan bahwa kontribusi mereka tidak terlupakan oleh generasi mendatang. Kisah perjuangan dan dedikasi ulama yang mendapat pengakuan adat lokal di Padang Pariaman bergelar Tuanku, tentu akan menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda, untuk mengenal dan menghargai nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal yang tak lapuak dek hujan tak lakang dek paneh.

Biografi hidup ulama menjadi lebih penting lagi tidak sebatas meningkatkan rasa kebanggaan pada guru dan tokoh panutan umat, tetapi sekaligus menjadi referensi dan dokumentasi tokoh lokal memperkuat identitas budaya dan membangun rasa bangga terhadap daerah asal. Ini juga membantu mempromosikan potensi daerah ke tingkat yang lebih luas. Buku ternyata lebih lama dan kuat pengaruhnya dalam menyelamatkan pengetahuan. Banyak tokoh lokal yang memiliki kearifan lokal, cerita rakyat, atau tradisi yang penting. Penulisan ini dapat menjadi cara untuk melestarikan warisan budaya yang mungkin hilang jika tidak didokumentasikan.

Kerja dakwah, pendidikan dan perjuangan yang ditorehkan sang tokoh dalam buku ini sejatinya adalah fakta sosiologis keislaman yang mendukung pendidikan karakter dan budaya bangsa. Profil H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi sebagai tokoh lokal bisa digunakan dalam materi pendidikan untuk mengajarkan nilai-nilai seperti kerja keras, kejujuran, atau cinta terhadap tanah air.

Menuliskan biografi ulama dan pejuang pendidikan Pondok Pesantren, pejuang surau dan penggerak umat sekaligus juga dapat mengimbangi narasi yang terlanjur dibatasi hanya nasional atau global. Harus diakui arus globalisasi, fokus sering kali pada tokoh-tokoh nasional atau internasional, maka menulis tentang tokoh lokal membantu menyeimbangkan narasi dan memberikan perspektif yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.

Menuliskan tokoh lokal bukan hanya tentang menghormati mereka, tetapi juga tentang membangun warisan intelektual dan budaya yang akan berdampak positif bagi masyarakat secara luas. Lebih lagi literatur tentang perjuangan ulama lokal dalam menegakkan dakwah di tengah masyarakat adat yang masih tertutup adalah kerja akademis signifikan dan sangat penting, baik dari sisi keagamaan, sosial, maupun budaya. 

Buku biografi ini diyakini dapat menjangkau makna lebih luas untuk penyebaran nilai Islam dalam konteks lokal. Mesti diakui bahwa ulama lokal berperan sebagai jembatan antara ajaran Islam dan kearifan lokal masyarakat adat. Mereka memahami budaya dan tradisi setempat, sehingga dapat menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih diterima dan relevan tanpa merusak nilai-nilai adat yang sejalan dengan Islam. Lebih dari itu Tuanku dalam dakwah dan pergerakkan cendrung memilih pendekatan persuasif dan toleransi.

Dalam masyarakat adat yang masih tertutup, pendekatan keras atau langsung sering tidak efektif. Ulama lokal, dengan kedekatan emosional dan pemahaman mereka, mampu menggunakan metode dakwah persuasif, yang menghormati adat istiadat sambil secara perlahan mengarahkan masyarakat menuju ajaran Islam. Walau memang harus sabar, telaten, hati-hati, dan tidak jarang lama waktu yang harus dipakai. 

Pada pengantar buku disampaikan bahwa peristiwa dan kejadian sulit yang harus beliau hadapi dalam mengatasi hambatan budaya, adat dan tradisi. Beberapa tradisi adat yang masih bertentangan dengan ajaran Islam dihadapinya dengan bijaksana hasilnya Pondok Pesantren Madrasatul ‘Ulum Lubuak Pua dapat berdiri kokoh sampai saat ini. Ulama lokal memainkan peran penting dalam mendialogkan , mencari jalan tengah, dan memberikan pemahaman yang bijak untuk menggantikan tradisi yang tidak sesuai tanpa memicu konflik.

Perjuangan H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi membantu menciptakan identitas keislaman yang khas sesuai dengan budaya Minangkabau, adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (ABS-SBK) corak Pariaman diperkuat pula dengan tradisi pendidikan Tuanku yang berpegang pada tradisi warih ba jawek membuat Islam lebih mudah diterima dan menghindari resistensi yang sering terjadi jika dakwah terlalu “asing” atau formalistik. Selain aspek keagamaan, dakwah beliau juga sering menyentuh masalah sosial, seperti keadilan, gotong royong, atau moralitas. Ini membantu masyarakat lebih siap menghadapi tantangan modern tanpa kehilangan nilai-nilai tradisional yang positif.

Peran ulama lokal melalui pendidikan, dakwah, dan sosial kemasyarakatan berkontribusi pada keterbukaan masyarakat adat terhadap dunia luar tanpa merusak inti budaya mereka. Ini penting dalam era globalisasi, di mana masyarakat perlu tetap adaptif namun berakar pada nilai-nilai lokal. Ulama lokal biasanya dihormati karena keteladanan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Ini menjadi alat dakwah yang sangat efektif, karena masyarakat adat cenderung lebih terpengaruh oleh tindakan nyata daripada hanya kata-kata.

Perjuangan ulama lokal adalah wujud dakwah yang penuh hikmah, di mana Islam tidak hanya dipahami sebagai agama universal, tetapi juga sebagai solusi yang kontekstual. Mereka berperan besar dalam mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam kehidupan masyarakat adat tanpa menghilangkan identitas budaya lokal. H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi sebagai bahagian dari komunitas ulama lokal telah memainkan peran kesejarahannya dalam jejak kehidupannya yang akan menjadi teladan bagi murid-murid, lingkungan dan kaum muslimin yang mengenalnya. 

Patut juga disampaikan bahwa menuliskan biografi ulama khususnya yang bergelar Tuanku di Padang Pariaman kelak akan memudahkan generasi berikut menelusuri tradisi keagamaan dan sosial yang berkaitan dengan tradisi surau dan asal muasal, serta kedudukan Tuanku dalam masyarakat Padang Pariaman dan Minangkabau umumnya. Gelar "Tuanku" dalam konteks Minangkabau merujuk kepada seorang ulama atau pemimpin agama yang dihormati karena keilmuannya, ketakwaannya, dan pengaruhnya dalam masyarakat. Gelar ini diberikan kepada tokoh-tokoh yang memiliki peran penting dalam membimbing umat, baik secara spiritual maupun sosial.

Di Padang Pariaman, gelar "Tuanku" juga menunjukkan penghormatan masyarakat terhadap ulama yang dianggap sebagai pewaris para nabi dan pemimpin moral. Hal yang sama berlaku untuk Tuanku Imam Bonjol, meskipun beliau berasal dari Bonjol, Pasaman, di luar Padang Pariaman. 

Minangkabau memiliki tradisi keulamaan yang kuat, di mana para ulama tidak hanya dihormati karena keilmuannya, tetapi juga karena peran mereka dalam menyelaraskan adat dengan syariat Islam. Gelar "Tuanku" menjadi simbol dari posisi tersebut.

Padang Pariaman, sebagai salah satu pusat pendidikan agama Islam, menghasilkan banyak ulama besar yang juga diberi gelar "Tuanku." Hal ini mirip dengan gelar yang disandang oleh Tuanku Imam Bonjol, sehingga menunjukkan kesinambungan tradisi penghormatan terhadap ulama di Minangkabau. Baik Tuanku Imam Bonjol maupun ulama di Padang Pariaman dengan gelar "Tuanku" terlibat dalam perjuangan dakwah Islam. Mereka juga menghadapi tantangan yang sama, seperti resistensi dari kelompok adat dan tekanan dari kolonial Belanda.

Gelar "Tuanku" menjadi identitas penting yang tidak hanya mencerminkan kedalaman ilmu agama, tetapi juga peran strategis mereka sebagai pemimpin dalam masyarakat. Tuanku Imam Bonjol dan ulama di Padang Pariaman dengan gelar yang sama adalah bagian dari jaringan ulama Minangkabau yang memainkan peran besar dalam penyebaran Islam dan perjuangan melawan kolonialisme. 

Gelar "Tuanku" pada Tuanku Imam Bonjol dan ulama di Padang Pariaman menunjukkan adanya tradisi penghormatan yang serupa terhadap ulama di Minangkabau. Gelar ini mencerminkan peran mereka sebagai pemimpin spiritual, pelopor dakwah Islam, dan figur perjuangan yang dihormati oleh masyarakat. Meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda, gelar "Tuanku" menjadi simbol persatuan dalam gerakan Islam Minangkabau yang melampaui batas geografis.

DUKUNGAN MASYARAKAT TERHADAP TUANKU

Dukungan dan perhatian masyarakat terhadap perjuangan H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi dapat dilihat dalam berbagai bentuk, terutama dalam konteks perjuangan dakwah Islam dan penegakan nilai-nilai agama di tengah tradisi adat yang masih kuat.

Sebagai ulama yang berjuang untuk mendakwahkan ajaran Islam, mendapatkan dukungan dari masyarakat yang mengikuti dakwahnya. Mereka mendukung perjuangannya dengan mengadopsi ajaran Islam yang ia sampaikan, seperti meninggalkan praktik adat yang dianggap bertentangan dengan syariat Islam. Menyebarkan ajarannya ke lingkungan sekitar, sehingga dakwahnya semakin meluas. Fakta sosialnya dapat ditemukan berdirinya Surau Pekuburan dan Madrasatul ‘Ulum. 

Masyarakat memberikan dukungan moral dengan menghormati kepemimpinannya sebagai tokoh agama dan pemimpin dakwah. Bergabung dalam komunitas dakwah yang ia bentuk untuk memperkuat persatuan umat Islam di kawasan Padang Pariaman. Dukungan sosial ini terlihat dari cara masyarakat memposisikan Tuanku sebagai figur sentral dalam kehidupan keagamaan mereka.

Seperti banyak ulama perjuangan Tuanku tidak hanya terbatas pada dakwah, pendidikan dan sosial tetapi juga mencakup pembangunan masyarakat. Masyarakat terus menjaga nilai-nilai yang ia perjuangkan, dengan melanjutkan ajaran dan tradisinya, baik dalam hal keislaman maupun perjuangan melawan ketidakadilan. Mengajarkan generasi muda untuk mengenal perjuangannya, baik melalui cerita rakyat maupun tradisi lisan.

Kehebatan penghormatan pasca wafatnya ulama Tuanku adalah perhatian masyarakat terhadap perjuangannya terlihat dalam cara mereka menghormati nama dan warisannya, misalnya menjaga situs-situs sejarah yang berkaitan dengan perjuangannya, seperti masjid, surau, atau tempat bersejarah lainnya. Bahkan ada yang mendapat kritik dari kalangan puritanisme Islam adalah berlebihan terhadap kuburan Tuanku yang memimpin mereka. Bahkan ada yang menjadikan kisah perjuangannya sebagai inspirasi, baik dalam kehidupan beragama maupun dalam memperjuangkan keadilan sosial. Tidak jarang ada kisah yang dibesar-besarkan sebagai tanda penghormatan pada guru atau ulama.  

Hal penting lain dari pentingnya perjuangan kaum Tuanku adalah keuletannya dalam melakukan penyelarasan, penyesuaian dan penghargaan pada adat dan syarak (syariat). Masyarakat yang mendukung perjuangan Tuanku berusaha menyelaraskan adat Minangkabau dengan ajaran Islam. Hal ini menjadi bukti konkret bahwa perjuangannya diterima dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dukungan masyarakat terhadap perjuangan Tuanku di Padang Pariaman mencakup aspek keagamaan, sosial, dan politik. Mereka tidak hanya mengikuti ajarannya, tetapi juga aktif membantu dalam perjuangan pendidikan dan menjaga warisannya untuk generasi mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangannya tidak hanya dihormati pada masanya, tetapi juga terus dikenang sebagai bagian dari sejarah Islam di Padang Pariaman.

Bahagian akhir dari pengantar ini patut diberikan apresiasi terhadap kerja nyata murid-murid bersama gurunya H. Ahmad Yusuf Tuanku Sidi mendirikan surau dan Madrasatul ‘Ulum yang tentu menjadi titik perjuangan kolektif untuk kebaikan umat. 

Salut dan bangga atas kerja ilmiah dan promosi ilmu pengetahuan (dakwah bil khitabah) yang dirakit dalam buku berupa kumpulan kiprah dan perjuangan Tuanku yang terdiri dari 4 (empat bab), dan 56 (lima puluh enam) artikel. Kelihatan sederhana dan mudah, tetapi melakukannya tidak mudah, memerlukan energi ilmu, pengalaman dan ketekunan. 

Semoga karya Duo Tuanku (Damanhuri Tuanku Mudo dan Titip Elyas Tuanku Sulaiman) ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi Tuanku yang lain untuk mengikat ilmunya dengan menulis. Walau era medsos ada vidio, youtube dan sejenisnya, namun buku daya tahannya akan terus diperlukan dan menjadi amal jariah tiada henti pahalanya. Amin. Makkahalmukarramah@umroh#10012025.

*Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies