Tulisan ini dipilih sebagai judul dari rangkaian opini yang ditulis pagi dan malam saat menjalani umroh dengan isteri dan dua orang putra dan putri yang belum menikah dari tanggal 4 sd 15 Januari 2025 bersama Travel Cordova. Penulis beristigfar, dan mohon ampun ya rabbi, cetusan yang disajikan dalam buku ini adalah sebatas untuk berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan serta wujud dari faama binimmati fahaddis, menceritakan nikmat yang telah kami terima dalam usia menuju 65 tahun. Sungguh berbeda pesona perjalanan ke tanah suci setiap kali dilakukan.
Pengalaman 3 (tiga) kali menjadi pembimbing umroh Travel dan 2 (dua) kali menjadi petugas haji ketua Kloter tahun 2005 dan Ketua Rombongan memimpin Jamaah Haji Yasasan. Tidak saja berbeda pesona, tetapi juga ada kesan yang tak mudah dituliskan saat berhaji dan umroh
dengan biaya sendiri bersama isteri dan satu kali umroh bersama isteri dan doa orang
anak . Alhamdulillah luar biasa pesona setiap kali berkunjung ke tanah haram ini.
Memang sulit diceritakan, tetapi mudah dirasakan pesonanya khas. Dzouq (rasa)
beragama itu khas setiap orang, maka tak pula patut disalahkan ada orang haji dan
umrah berkali-kali.
PESONA SIPRITUAL DALAM UMROH
Pilihan judul Pesona Umroh: Sipritual, Emosial dan Saintek muncul ketika duduk dalam masjid Nabawi arah pintu 22 Maghrib terakhir di Nabawi, Senin, 13 Januari 2025. Diskusi dan bercakap dengan berbagai bangsa di dunia dan mencermati tingkah, kebiasaan dan intonasi pembicaraan orang terasa indah dan tak sedikitpun ada rasa curiga terhadap siapapun di sekitar tempat duduk, dan senang hati saja menerima Kurma dan teh entah siapa saja orang, yang pasti dia saudara muslim.
Anak judul pesona sipritual maksudnya adalah pesona sipritual yang dirasakan oleh
mereka yang menjalani umroh. Pesona spiritual merujuk pada daya tarik atau kekuatan yang berasal dari aspek batiniah, nilai-nilai keagamaan, atau kedalaman spiritual seseorang. Ini bisa melibatkan aura, energi, atau karakter yang membuat seseorang tampak menarik bukan karena penampilan fisik, melainkan karena kepribadian yang penuh kedamaian, kebijaksanaan, atau ketenangan jiwa.
Pesona spiritual sering kali terlihat pada orang-orang yang memiliki hubungan mendalam dengan Tuhan, alam, atau makna hidup. Ciri-ciri ini dapat mencakup ketenangan batin.
Sikap tenang dan sabar dalam menghadapi situasi. Kebijaksanaan pemikiran yang
mendalam dan bijak. Kehangatan dan empati, kemampuan untuk merasakan dan
memahami perasaan orang lain. Integritas dan ketulusan tindakan yang selaras dengan nilai-nilai moral dan spiritual. Orang dengan pesona spiritual cenderung memberi rasa
nyaman dan inspirasi kepada orang di sekitarnya.
Pesona spiritual dalam umrah mengacu pada pengalaman batin yang mendalam dan
rasa kedekatan dengan Allah yang dirasakan oleh seseorang selama menjalankan ibadah
di Tanah Suci. Pesona ini timbul dari suasana sakral, ritual ibadah, dan makna mendalam di balik setiap tindakan yang dilakukan selama umrah. Berikut adalah beberapa aspek pesona spiritual dalam umrah:
1. Rasa Kehadiran Ilahi. Di tempat-tempat suci seperti Masjidil Haram dan Masjid
Nabawi, banyak jamaah merasakan kedekatan yang luar biasa dengan Allah. Perasaan bahwa Allah mendengar setiap doa dan permohonan menciptakan ketenangan spiritual yang mendalam.
2. Transformasi Batin. Umrah memberikan kesempatan untuk merenungi hidup,
memohon ampunan atas dosa-dosa, dan memperbarui niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ini memberikan pengalaman spiritual yang mengubah cara pandang terhadap kehidupan.
3. Makna dalam Setiap Ritual. Setiap ritual umrah, seperti tawaf (mengelilingi Ka'bah),
sa'i (berlari kecil antara bukit Safa dan Marwah), dan tahallul (memotong rambut),
memiliki makna spiritual yang mendalam. Ritual-ritual ini mengajarkan ketaatan,
kesabaran, dan penghambaan yang tulus kepada Allah.
4. Ketenangan Jiwa. Suasana di Tanah Suci sering membawa kedamaian yang luar biasa, di mana hati terasa ringan, bebas dari beban duniawi, dan dipenuhi rasa syukur.
5. Energi dari Tempat-Tempat Bersejarah. Beribadah di lokasi yang menjadi saksi
perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW, seperti Raudhah di Masjid Nabawi, atau Gua
Hira dan Gua Tsur, memberikan inspirasi dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah.
6. Kebersamaan Umat Islam. Melihat jutaan umat dari berbagai penjuru dunia yang
bersatu dalam ibadah yang sama memberikan rasa persaudaraan dan mengingatkan tentang kebesaran Allah sebagai pencipta segalanya. Pesona spiritual dalam umrah sering kali meninggalkan kesan mendalam yang membekas seumur hidup, membuat banyak orang ingin kembali ke Tanah Suci untuk merasakan kedamaian dan kekhusyukan yang sama.
PESONA EMOSIONAL DALAM UMROH
Pesona emosional di sini maksudnya adalah merujuk pada pengalaman mendalam yang
memengaruhi perasaan dan jiwa seseorang selama menjalankan ibadah umrah. Hal ini
mencakup perasaan kagum, haru, dan kebahagiaan yang muncul saat seseorang berada di tempat-tempat suci, seperti Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, dan menjalankan ritual ibadah dengan penuh khusyuk. Mereka yang efektif pesona emosional bila kecerdasan emosional berfungsi dengan baik.
Pandangan Islam terhadap kecerdasan emosional (EQ) sangat positif dan relevan,
karena kemampuan memahami, mengelola, dan mengarahkan emosi sesuai nilai-nilai
agama merupakan bagian penting dari ajaran Islam. Islam menekankan keseimbangan antara akal, emosi, dan spiritualitas dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Beberapa aspek kecerdasan emosional dalam pandangan Islam:
1. Kesadaran Diri (Self-Awareness). Islam mendorong umatnya untuk mengenal diri
sendiri dan memahami emosi. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: “Dan janganlah engkau seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.”(QS. Al-Hasyr: 19). Kesadaran diri membantu seseorang mengenali kelemahan dan potensi emosinya untuk terus memperbaiki diri.
2. Pengendalian Diri (Self-Regulation). Islam sangat menekankan pentingnya mengendalikan amarah dan emosi negatif. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang kuat
bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu
mengendalikan dirinya ketika marah.”(HR. Bukhari dan Muslim). Pengendalian diri dalam Islam juga mencakup menjaga lidah, tidak membalas kejahatan dengan keburukan, dan bersikap sabar.
3. Empati dan Kasih Sayang (Empathy). Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang
penuh empati dan kasih sayang terhadap sesama manusia, bahkan terhadap hewan.
Beliau bersabda: “Barang siapa yang tidak memiliki kasih sayang, maka dia tidak akan
disayangi.”(HR. Bukhari dan Muslim). Empati merupakan bagian penting dari kecerdasan emosional dalam Islam, yang membantu mempererat hubungan antar sesama.
4. Keterampilan Sosial (Social Skills). Islam menganjurkan untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik dalam keluarga maupun masyarakat. Rasulullah SAW adalah
contoh teladan dalam berinteraksi dengan orang lain, menunjukkan kelembutan,
keramahan, dan keadilan. Allah berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa.”(QS. Al-Ma’idah: 2). Keterampilan sosial yang baik
mencakup sikap toleran, menghormati perbedaan, dan bersikap adil dalam pergaulan.
5. Motivasi untuk Berbuat Baik (Intrinsic Motivation). Dalam Islam, motivasi untuk
berbuat baik berasal dari keimanan dan keinginan untuk meraih ridha Allah. Allah
berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, bagi mereka adalah surga Firdaus sebagai tempat tinggal.”(QS. Al-Kahfi: 107). Motivasi ini mendorong seseorang untuk terus meningkatkan dirinya secara emosional dan spiritual.
6. Sikap Sabar dan Ikhlas. Sabar dan ikhlas adalah inti dari kecerdasan emosional dalam Islam. Sabar dalam menghadapi ujian dan ikhlas dalam beramal menjadikan seseorang lebih kuat secara emosional dan spiritual.
Islam memandang kecerdasan emosional sebagai salah satu aspek penting dalam
membentuk kepribadian yang mulia. Dengan mengembangkan EQ sesuai ajaran Islam, seseorang dapat menjadi individu yang lebih baik, memiliki hubungan yang harmonis,
dan mendapatkan ridha Allah SWT. Berikut beberapa aspek yang menciptakan pesona
emosional dalam umrah:
1. Keharuan saat melihat Ka'bah. Banyak orang merasa sangat emosional ketika pertama kali melihat Ka'bah, simbol persatuan umat Islam, yang telah mereka rindukan selama ini.
2. Rasa syukur dan kedekatan dengan Allah. Melakukan ibadah di tempat suci
memberikan rasa syukur yang mendalam dan membawa perasaan dekat dengan Allah,
sehingga menciptakan ketenangan jiwa.
3. Kebersamaan dalam ibadah. Melihat ribuan orang dari berbagai negara yang bersamasama menjalankan ibadah dengan penuh kekhusyukan memberikan perasaan
solidaritas dan persaudaraan.
4. Momen introspeksi dan taubat. Saat melakukan ritual seperti tawaf, sa'i, atau wukuf di Arafah (jika haji), banyak yang merenungi dosa-dosa mereka dan memohon ampunan, yang sering kali disertai air mata.
5. Ketenangan spiritual. Lingkungan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, dengan suasana
ibadah yang penuh kedamaian, membawa ketenangan.
PESONA SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM UMROH
Pesona sains dan teknologi dalam mengunjungi Tanah Haram (Makkah dan Madinah) menjalani ibadah umroh pada dasarnya adalah merujuk pada peran penting inovasi dan kemajuan ilmiah dalam mempermudah, memperkaya, dan meningkatkan pengalaman ibadah umat Islam di tempat-tempat suci. Kemajuan ini menciptakan keajaiban tersendiri yang menggabungkan kekuatan spiritual dengan kecanggihan teknologi modern. Berikut adalah makna dari pesona tersebut:
1. Kemudahan dalam Beribadah. Sistem Pendingin Modern: Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dilengkapi dengan sistem pendingin canggih untuk memberikan kenyamanan kepada jutaan jamaah, terutama saat musim panas. Karpet Anti-Panas: Lantai dan karpet masjid dirancang dengan bahan khusus yang tidak menyerap panas, meskipun di bawah terik matahari.
2. Manajemen Kerumunan dan Keamanan. Teknologi seperti kamera pengawas (CCTV)
berteknologi tinggi, drone, dan kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk mengelola
jutaan jamaah dengan aman, mencegah kepadatan, dan menjaga ketertiban. Sistem
panduan otomatis membantu jamaah menemukan jalur yang tepat selama tawaf dan sa'i.
3. Arsitektur dan Teknologi Bangunan. Ekspansi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
melibatkan teknologi konstruksi modern yang memungkinkan ribuan orang beribadah dengan nyaman. Payung raksasa otomatis di Masjid Nabawi memberikan perlindungan dari panas dan hujan, sebuah inovasi unik yang menggabungkan teknologi dan fungsi ibadah.
4. Kemudahan Transportasi. Kereta cepat Haramain yang menghubungkan Makkah,
Madinah, dan Jeddah mempersingkat waktu perjalanan, memudahkan mobilitas jamaah
dengan efisiensi tinggi. Transportasi berbasis aplikasi seperti taksi online mempermudah jamaah dalam berpergian di sekitar Tanah Haram.
5. Sistem Informasi dan Edukasi Digital. Aplikasi panduan umrah dan haji memberikan informasi tentang tata cara ibadah, lokasi penting, dan jadwal ritual. Papan digital dan layanan penerjemahan langsung memudahkan jamaah dari berbagai negara untuk memahami khutbah dan informasi lainnya.
6. Pelayanan Kesehatan Modern. Rumah sakit dan klinik di sekitar Makkah dan Madinah dilengkapi dengan peralatan medis canggih untuk menangani kondisi darurat. Teknologi seperti telemedicine membantu jamaah mendapatkan diagnosis dan perawatan dengan cepat.
7. Konservasi dan Pengelolaan Air Zamzam. Teknologi pemrosesan dan distribusi air
Zamzam memastikan pasokan yang cukup dan higienis bagi jutaan jamaah. Botol air
Zamzam disediakan melalui sistem otomatis, mempermudah jamaah untuk mengambil
air suci ini.
8. Pengalaman Spiritual yang Ditingkatkan oleh Teknologi. Simulasi 3D dan virtual reality (VR) digunakan untuk edukasi, membantu jamaah memahami sejarah Islam dan ritual umrah/haji sebelum melakukannya. Pencahayaan khusus di Masjidil Haram menciptakan suasana khusyuk yang mendukung konsentrasi ibadah.
9. Efisiensi dalam Manajemen Waktu. Sistem elektronik seperti kartu akses hotel, jadwal
ibadah digital, dan pemesanan makanan online menghemat waktu, sehingga jamaah
bisa lebih fokus pada ibadah.
Pesona sains dan teknologi di Tanah Haram menunjukkan bagaimana Islam memadukan
kemajuan duniawi dengan kebutuhan spiritual. Teknologi modern tidak hanya
mempermudah ibadah, tetapi juga mencerminkan semangat Islam dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan umat. Hal ini menjadi bukti bahwa sains dan agama dapat berjalan beriringan demi meningkatkan kualitas hidup dan ibadah umat manusia.
RELEVANSI PESONA UMROH DENGAN PERADABAN
Relevansi pesona umrah dengan peradaban modern terletak pada bagaimana ibadah
spiritual ini tetap memiliki daya tarik yang kuat di tengah kemajuan teknologi, budaya, dan nilai-nilai modern. Umrah tidak hanya menjadi perjalanan spiritual, tetapi juga
mencerminkan integrasi antara tradisi keagamaan dan kemajuan peradaban manusia.
Berikut beberapa poin relevansinya:
1. Kemudahan dan Aksesibilitas Melalui Teknologi Modern. Transportasi Cepat: Kereta cepat Haramain dan penerbangan internasional mempermudah jamaah dari seluruh dunia untuk sampai ke Tanah Suci dengan waktu yang lebih singkat. Aplikasi Digital: Panduan umrah berbasis aplikasi memberikan informasi tentang tata cara ibadah, jadwal ritual, dan navigasi di tempat suci.
2. Pengelolaan Jamaah yang Lebih Baik dengan Teknologi. Manajemen Kerumunan:
Teknologi seperti kamera pengawas dan kecerdasan buatan (AI) membantu mengelola jutaan jamaah dengan lebih efisien, menciptakan pengalaman ibadah yang aman dan tertib. Sistem Informasi: Papan elektronik dan sistem audio multibahasa memudahkan jamaah memahami informasi penting dalam berbagai bahasa.
3. Peningkatan Fasilitas Ibadah. Arsitektur Modern: Perluasan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menggunakan teknologi konstruksi canggih, memberikan ruang yang nyaman bagi jamaah tanpa menghilangkan nilai-nilai spiritual tempat tersebut. Teknologi Pendingin dan Pencahayaan: Sistem pendingin dan pencahayaan modern menciptakan suasana yang mendukung kekhusyukan ibadah.
4. Pengalaman Spiritual yang Mendalam di Era Modernitas. Keseimbangan Spiritual dan
Material: Di tengah gaya hidup modern yang sibuk, umrah menawarkan momen
introspeksi dan ketenangan, memungkinkan individu untuk merefleksikan diri dan
memperkuat hubungan dengan Allah. Penggunaan Media Sosial: Jamaah sering berbagi pengalaman umrah mereka di media sosial, yang dapat menginspirasi orang lain untuk mendekatkan diri kepada Allah meskipun hidup dalam peradaban modern.
5. Kesadaran Lingkungan dan Teknologi Ramah Lingkungan. Pengelolaan Air Zamzam: Teknologi modern digunakan untuk memproses dan mendistribusikan air Zamzam secara higienis dan berkelanjutan. Energi Terbarukan: Upaya untuk menggunakan energi ramah lingkungan di tempat suci mencerminkan kesadaran peradaban modern terhadap pelestarian alam.
6. Peningkatan Kesehatan dan Keamanan Jamaah. Pelayanan Medis Modern: Rumah
sakit dan klinik di sekitar Makkah dan Madinah dilengkapi dengan teknologi medis
canggih untuk memberikan layanan kesehatan terbaik bagi jamaah. Protokol Keamanan Digital: Penggunaan sistem biometrik dan teknologi pengawasan memastikan keamanan jamaah di tengah keramaian.
7. Penyatuan Umat di Era Globalisasi. Umrah menjadi simbol persatuan umat Islam dari
berbagai bangsa, budaya, dan latar belakang, menunjukkan bahwa spiritualitas dapat menjadi penghubung di tengah keberagaman peradaban modern. Ritual bersama seperti tawaf dan sa'i mengajarkan nilai solidaritas, yang relevan dengan kebutuhan akan kerja sama di dunia modern.
8. Inspirasi untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan. Perjalanan ke Tanah Suci dapat menginspirasi umat Islam untuk menggali lebih dalam hubungan antara ilmu
pengetahuan dan ajaran Islam, mendorong kemajuan sains yang sejalan dengan nilainilai agama. Pesona umrah tetap relevan dalam peradaban modern karena mampu mengintegrasikan spiritualitas dengan kemajuan teknologi dan nilai-nilai modern. Umrah tidak hanya
menjadi perjalanan ibadah, tetapi juga simbol bagaimana tradisi agama dapat berjalan harmonis dengan peradaban yang terus berkembang. Ini mencerminkan Islam sebagai agama yang fleksibel, inklusif, dan relevan dalam segala zaman.
Dalam frame refleksi sipritual, emosional, dan intelektual penulis dengan dibantu oleh
referenci digital ChatGPT, AI University, Geoogle Schoolar, tulisan ini hadir jelang tidur setelah makan malam dan pagi setelah sarapan. Untuk memudahkan membaca opini ini maka dikelompokan pada tiga bahagian.
Pertama diawali dengan bahasan tentang Pesona Umroh Sipritual, Emosional dan
Saintek dilanjutkan dengan Diri Baru Dalam Umroh, Umroh Menapaki Jalan Sipritual, The Sufi's Umroh, Keunggulan Hasanah, Semangkin Mendekat, Transaksi Dengan Ilahi.
Kedua pesona emosional dan yang dipicu oleh intelektual dengan judul artikelnya, Thaif, Sabar dan Teguh, Virus Pahala, Peluang Dalam Tantangan, Profit dan Benafit: Meraih Makna Hidup Hakiki. Riba: Tantangan Terhadap Tuhan. Kaum Anshar: Teladan Muslim Menolong di Tengah Individualistik.
Ketiga Pesona Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi dengan judul artikel, Jejak Nabi di Madinah; Keberkahan Ziarah Makam Rasulullah. Pesona Madinah: Menyusuri Masjid-Masjid Bersejarah Peninggalan Nabi.
Pesona Umroh Sipritual, Emosional dan Saintek diharapkan dapat memberikan efek
perubahan bagi mereka yang telah melakukan umroh. Karakter pasca umrah seharusnya mencerminkan perubahan positif dalam sikap, perilaku, dan pola pikir seseorang. Umrah tidak hanya merupakan ibadah ritual, tetapi juga proses spiritual yang mendalam, sehingga dampaknya seharusnya terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah karakter yang seharusnya terbentuk setelah melaksanakan umrah:
1. Tingkat Keimanan yang Lebih Kuat. Meningkatkan keyakinan kepada Allah dan
kesadaran bahwa hidup ini adalah ujian yang harus dijalani dengan sabar dan tawakal. Memperkuat hubungan dengan Allah melalui ibadah yang lebih konsisten, seperti salat, zikir, dan membaca Al-Qur'an.
2. Kesabaran dan Ketabahan. Umrah mengajarkan kesabaran, terutama saat
menghadapi keramaian, antrian panjang, atau tantangan fisik. Setelah umrah, seseorang seharusnya lebih mampu menghadapi masalah hidup dengan tenang dan sabar.
3. Kedisiplinan dalam Ibadah. Setelah terbiasa menjalankan ibadah dengan teratur
selama umrah, seperti salat berjamaah di masjid dan memperbanyak doa, seseorang
seharusnya terus menjaga disiplin ini dalam kehidupan sehari-hari.
4. Kehidupan yang Lebih Sederhana dan Ikhlas. Umrah mengajarkan untuk melepaskan kesenangan duniawi sementara demi mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini seharusnya menciptakan karakter yang lebih sederhana, tidak berlebihan, dan ikhlas dalam beramal.
5. Rasa Syukur yang Mendalam. Menyadari betapa besar nikmat Allah, seperti
kesempatan beribadah di Tanah Suci, kesehatan, dan rezeki, sehingga menumbuhkan sikap syukur dalam setiap aspek kehidupan.
6. Kepedulian dan Empati terhadap Sesama. Melihat berbagai latar belakang jamaah
selama umrah seharusnya meningkatkan rasa empati dan kesadaran untuk membantu sesama, terutama mereka yang kurang mampu.
7. Perubahan Akhlak dan Perilaku yang Lebih Baik. Menjadi pribadi yang lebih rendah hati, sopan, dan penuh kasih sayang. Hindari perilaku buruk seperti marah, iri, atau berkata kasar. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
8. Kecintaan pada Sunnah Rasul. Selama umrah, jamaah meneladani sunnah Rasulullah SAW. Setelah kembali, kecintaan pada sunnah ini seharusnya tetap terjaga, seperti menjaga adab, memperbanyak shalawat, dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
9. Komitmen untuk Menjauhi Maksiat. Umrah adalah momen introspeksi dan taubat. Pasca umrah, seseorang seharusnya berkomitmen untuk meninggalkan dosa dan
maksiat serta menjaga diri dari godaan yang dapat menjauhkan dari Allah.
10. Konsistensi dalam Berbuat Kebaikan. Memperbanyak amal kebaikan, seperti
sedekah, membantu orang lain, dan terlibat dalam kegiatan sosial yang bermanfaat.
Allah berfirman: “Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (QS. Al-Qasas: 77).
11. Rasa Tanggung Jawab sebagai Muslim. Menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat dalam menerapkan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian. Karakter pasca umrah seharusnya menunjukkan transformasi diri menjadi pribadi yang lebih baik secara spiritual, emosional, dan sosial. Umrah tidak hanya menjadi pengalaman sesaat, tetapi harus meninggalkan dampak positif yang terus terjaga dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud kesadaran akan hubungan dengan Allah dan tanggung jawab sebagai hamba-Nya.
Akhir kalam ingin disampaikan tulisan ini bukan request dan tidak endoresement
terhadap Travel Umrah Cordova yang alhamdulillah sesuai paket yang ditawarkan sudah terpenuhi. Harus disampaikan kalaupun ada keluhan, itu lebih tidak disiplinnya jamaah, misalnya soal waktu makan. Ketika jamaah datang sudah terlambat yang restoran tutup atau mereka tak memproleh makanan, namun itu dapat diatasi mutawif dan tour leader.
Bimbingan mutawif dan tour leader baik dan sepanjang pendengaran penulis tidak ada keluhan jamaah yang berarti. Kepada Pimpinan Travel Umroh Cordova kami sampaikan terima kasih, doa dan dukungan untuk terus meningkatkan layanan tetamu Allah dan Rasulullah, umroh.
Kepada pembaca dan siapapun yang mau terus mengerakkan literasi haji dan umroh
penulis sampaikan bahwa tulisan jelas akan ada pengulangan, dalil, nash, narasi dan
kesalahan tulis, atas semua kesalahan itu bukti kelemahan manusiawi penulis, semoga pembaca dapat mengoreksi untuk kebaikan di masa datang dan semoga karya menjadi amal jariah ilmu yantafiubih, amin. wallahhumusta'anu’alamatshifun, amin. Penulis: Duski Samad. Arkanhotel14012025.