Ilustrasi |
lama aku menantikan kehadiranmu, setelah tahapan usia ini melenggang jauh tanpa mengungkap kata
dari ujung lidahku sendiri
lihatlah,
meski setajam pisau silet waktu pun tak akan terbelah setelah kau hitung dengan kata-kata sepedas caci maki itu
lalu,
orang-orang kampung sebelah memanggil lewat pelantang suara ketika menara masjid begitu prihatin menatap sepotong jasadku yang lelah
lama aku menunggu,
takdir cintaku yang selalu tiba di garis akhir perjanjian kita
maka di sepenuh usiaku yang menghadirkan garis-garis rindu di wajahku, kau belum tiba kekasih abadi?
karena itu aku,
membuka pikiran untuk menerjemahkan tempo dalam detak jantungku,
agar isi hati mampu melemparkan kedengkian dan kebusukan kata-kata
maka datanglah
takdir cintaku
yang melampiaskan
jiwa ini ke balik peristirahatan abadi
di tanah terakhir
Palembang
5 Januari 2025