KH Akhmad Khambali dalam sebuah kegiatan. |
MEDAN, Sigi24.com -- Berkarya tanpa batas yang dilakukan Kapolrestabes Medan, Sumut Kombes Pol Gidion Arif Setiawan, yakni menuju Medan berkah memang terlihat sangat sederhana.
Namun, hal tersebut, kata Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom Kyai Khambali, adalah sebuah representasi dari Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di wilayah hukum Polrestabes Medan.
Medan, katanya sebuah simbol dari Indonesia yang mampu memperkokoh kedaulatan, persatuan dan kesatuan Indonesia itu sendiri.
Ia menerangkan, makna Medan berkah saat ini bukan hanya sebagai kata. Medan berkah adalah sebuah kesempatan untuk berbagi dan mengayomi masyarakat tanpa batas.
Kesempatan untuk bermimpi hingga jadi nyata, dan kesempatan untuk berkarya tanpa batas.
"Sekarang saatnya fokus kepada hal yang benar-benar penting dalam menyatukan keberagaman melalui kolaborasi untuk memperkenalkan jati diri masyarakat Medan yang heterogen," ujar Kyai Khambali selaku Pengasuh Majlis Sholawat Ahlul Kirom, Selasa (07/01/2025).
Dalam mengukur kemajuan suatu daerah, sambungnya, ada tiga kriteria yang bisa dijadikan sebagai landasan
Ketiga kriteria tersebut disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Quraisy.
"Pertama, Falya'buduu rabba hadzal bait, yaitu masyarakat yang senang beribadah kepada Rabb hadzal bait, Ka'bah, yaitu Allah SWT," ujar Kyai Khambali yang juga pengurus Harian BPET MUI Pusat.
Menurut Kyai Khambali yang juga Ketua Umum Gema Santri Nusa itu, surat ini ditujukan untuk kaum Quraisy.
Namun demikian perintahnya tetap berlaku untuk semua orang karena suku Quraisy yang digambarkan sebagai orang yang kuat dan kaya saja diharuskan untuk beribadah, apalagi orang yang lemah dan miskin.
Kriteria yang kedua, kata dia, Alladzi ath'amahum min ju'in wa amanahum min khauf, yaitu potensi ekonomi yang kuat atau dalam istilah jawa disebut wong sing wetenge ngelih, pikiran ngalih, yaitu orang yang perutnya lapar dapat mempengaruhi kualitas seseorang dalam mengerjakan sesuatu.
Setelah masyarakat bisa senang dalam beribadah dan juga ekonominya kuat, akunya, maka akan tercipta amanahum min khauf, yaitu keamanan dari rasa takut.
"Suatu tatanan masyarakat yang aman dan tentram tanpa adanya kejahatan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Kyai Khambali menilai, Kombes Gidion Arif Setiawan selaku Kapolrestabes Medan selama ini, kami rasakan mengimplementasikan 3 hal tersebut di atas.
"Kapolrestabes Medan punya watak tidak bisa melihat orang susah, tidak bisa melihat menderita. Beliau sangat dermawan dan sederhana dan beliau selalu ingin selalu ada di tengah masyarakat, agar masyarakat tentram, tenang dan aman manakala berusaha, makanya jajarannya di Polrestabes Medan wajib Patroli 24 jam," ujar Kyai Khambali.
"Semoga dengan pengalaman Kombes Gidion yang pernah menjabat Kapoles Banyumas, Kapolres Bekasi dan Kapolres Jakarta Utara, dapat menjadikan Kota Medan sebagai daerah yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghafur," utup Kyai Khambali. (rel/red)