Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

JEJAK NABI DI MADINAH: Keberkahan Ziarah Makam Rasullullah dan Raudhah Oleh: Duski Samad

Maksud yang terkandung dari judul jejak Nabi di Madinah adalah menunjukkan dengan kehebatan dakwah yang titik awal pergerakkan ya dari Madinah. "Jejak Nabi di Madinah" memiliki makna yang mendalam, baik dari segi historis, spiritual, maupun simbolis. Ini merujuk pada jejak-jejak sejarah yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW selama beliau tinggal di Madinah, yang menjadi saksi dari perjalanan dakwah Islam yang monumental. 

Beberapa makna dari frasa ini:

1. Sejarah Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad SAW. Madinah menjadi pusat dakwah Islam setelah hijrah Nabi dari Makkah. Jejak Nabi di Madinah menggambarkan momen-momen penting dalam kehidupan Rasulullah SAW, seperti perjanjian Aqabah, pembentukan negara Islam pertama, dan berbagai pertempuran penting, seperti Perang Uhud dan Perang Badar. Setiap sudut Madinah menyimpan kenangan tentang usaha keras Nabi dalam menyebarkan agama Islam.

2. Makam Rasulullah SAW dan Masjid Nabawi. Makam Rasulullah SAW yang terletak di Masjid Nabawi adalah simbol kekekalan ajaran dan kepemimpinan beliau. Jejak Nabi di Madinah juga merujuk pada keberadaan makam beliau yang menjadi tempat ziarah bagi umat Islam yang datang untuk memberikan salam dan doa. Raudhah, yang berada di antara makam Rasulullah dan mimbar, dianggap sebagai tempat yang penuh rahmat dan keberkahan, di mana doa-doa lebih mudah dikabulkan.

3. Peninggalan Akhlak dan Ajaran Nabi. Madinah juga merupakan saksi dari akhlak Nabi yang mulia, yang terus hidup dalam setiap langkah umat Islam. Jejak Nabi di Madinah mengingatkan umat tentang pentingnya nilai-nilai seperti keadilan, kedamaian, kasih sayang, dan persaudaraan yang beliau ajarkan, serta penerapan syariat Islam dalam kehidupan masyarakat.

4. Tuntunan Hidup yang Abadi. Madinah adalah tempat di mana Nabi Muhammad SAW mengajarkan banyak hal yang menjadi pedoman hidup umat Islam, seperti cara beribadah, berinteraksi dengan sesama, dan memimpin dengan adil. Jejak Nabi di Madinah mengingatkan kita untuk mengikuti sunnah beliau, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial.

5. Kesucian dan Keberkahan Tempat. Kehadiran Nabi di Madinah membawa berkah yang besar, dan kota ini dikenal sebagai kota yang penuh dengan kesucian. Jejak Nabi di Madinah, baik itu berupa masjid, makam, maupun tempat-tempat yang pernah dilalui beliau, tetap dihormati dan dirindukan oleh umat Islam. Ziarah ke Madinah juga menjadi kesempatan untuk merasakan kedekatan spiritual dengan Nabi Muhammad SAW.

"Jejak Nabi di Madinah" mencerminkan lebih dari sekadar jejak fisik, tetapi juga nilainilai luhur yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ini adalah pengingat akan perjuangan, pengorbanan, dan ajaran beliau yang terus hidup dalam hati umat Islam di seluruh dunia. Mengunjungi Madinah dan mengenang jejak Nabi di sana adalah cara untuk memperbaharui komitmen umat Islam dalam mengikuti jalan yang telah beliau tunjukkan

RAUDHAH, MAKAM RASUL DAN MAKNA SIPRITUALNYA

Kawasan Raudhah luasnya sekitar 330 meter persegi. Secara spesifik, dimensinya adalah Panjang: 22 meter. Lebar: 15 meter. Meskipun relatif kecil, kawasan ini memiliki makna spiritual yang sangat besar bagi umat Islam. Area ini ditandai dengan karpet hijau, berbeda dari karpet merah yang ada di bagian lain Masjid Nabawi. Hal ini memudahkan jamaah mengenali batas-batas Raudhah. Karena ukurannya yang terbatas dan jumlah jamaah yang sangat banyak, sering kali diperlukan kesabaran untuk bisa beribadah di sana.

Raudhah adalah area yang sangat istimewa di Masjid Nabawi, Madinah. Lokasinya terletak di antara mimbar Nabi Muhammad SAW dan makam beliau. Raudhah dianggap sebagai salah satu tempat yang paling mulia dan diberkahi dalam Islam. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga.”(HR. Bukhari dan Muslim).

Raudhah menjadi tempat yang sangat diidamkan untuk berdoa dan beribadah karena diyakini doa di sana lebih mustajab. Banyak jamaah haji dan umrah yang berusaha untuk masuk ke area ini, meskipun sering kali penuh sesak. Makna spiritual Raudhah dan Maqam Rasul sangat mendalam dalam tradisi Islam, karena keduanya memiliki keterkaitan dengan Rasulullah SAW dan simbolisme kehadiran Allah SWT yang lebih dekat. Berikut adalah penjelasannya:

1. Raudhah: Taman Surga di Dunia. Makna Spiritual, Raudhah diyakini sebagai taman dari taman-taman surga berdasarkan sabda Rasulullah SAW. Area ini dianggap sebagai tempat yang penuh rahmat, keberkahan, dan tempat mustajab untuk berdoa. Berada di Raudhah memberikan pengalaman spiritual yang mendekatkan diri kepada Allah SWT, seperti merasakan kehadiran surga di dunia. Hubungan dengan Rasulullah SAW, Raudhah adalah tempat Rasulullah sering berdakwah, memimpin shalat, dan berinteraksi dengan para sahabat. Mengunjungi Raudhah seperti menyentuh sejarah spiritual Islam yang agung.

Doa Mustajab: Jamaah meyakini doa yang dipanjatkan di Raudhah lebih berpeluang untuk dikabulkan karena area tersebut dikelilingi rahmat Allah.

2. Maqam Rasul: Kehormatan dan Cinta kepada Nabi. Makna Spiritual: Maqam Rasul merujuk pada makam Nabi Muhammad SAW yang berada di Masjid Nabawi. Mengunjunginya adalah wujud cinta dan penghormatan kepada Rasulullah sebagai manusia pilihan Allah yang membawa risalah Islam. Salam dan Doa: Muslim dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada Rasulullah di maqamnya. Dalam tradisi Islam, diyakini bahwa salam tersebut akan sampai kepada beliau, dan beliau akan menjawab salam itu. 

Pengingat Akhirat: Maqam Rasul mengingatkan umat Islam akan kematian, kerendahan hati, dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hal ini juga menjadi simbol cinta dan kesetiaan umat kepada Rasulullah yang akan memberikan syafaat di hari kiamat.

3. Raudhah dan Maqam Rasul adalah tempat spiritual yang mendalam, tempat umat Muslim merasakan hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT melalui perantara cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Keduanya adalah simbol rahmat, keimanan, dan pengingat untuk terus memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan dan sesama manusia.

NASH ZIARAH MAKAM RASUL DAN RAUDHAH?

Dalam Islam, ziarah ke makam Rasulullah SAW dan Raudah di Masjid Nabawi memiliki dasar dalil yang kuat, baik dari Al-Qur'an maupun hadis. Namun, penting untuk dicatat bahwa ziarah ini bukanlah kewajiban, tetapi lebih kepada anjuran sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

1. Dalil Nash tentang Ziarah Makam Rasulullah SAW. Secara langsung, tidak ada ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan ziarah ke makam Rasulullah SAW. Namun, ada beberapa hadis yang menyarankan ziarah ke makam beliau sebagai bentuk penghormatan. Hadis tentang Ziarah Makam Rasulullah SAW.

Hadis dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang mengunjungi makamku, maka aku akan memberi syafaat kepadanya pada hari kiamat." (HR. Ibn Majah).

2. Hadis dari Aisyah RA: Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berkata: "Barang siapa yang datang kepadaku setelah wafatku, maka seolah-olah dia datang kepadaku ketika aku masih hidup."(HR. Ahmad dan Ibn Majah). Hadis-hadis ini menunjukkan pentingnya ziarah ke makam Rasulullah SAW sebagai bentuk penghormatan dan cinta, serta keyakinan bahwa ziarah tersebut membawa keberkahan, meskipun tetap harus dijaga agar tidak melenceng dari akidah.

3. Dalil Nash tentang Ziarah Raudah adalah bagian dari Masjid Nabawi yang diakui sebagai "taman dari taman-taman surga" berdasarkan sabda Rasulullah SAW. Meski tidak ada dalil langsung dalam Al-Qur'an atau hadis yang memerintahkan ziarah khusus ke Raudhah, banyak hadis yang menggambarkan keutamaan tempat ini. 

Hadis tentang RaudhaH dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda: "Antara rumahku dan mimbarku adalah taman dari taman-taman surga." (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan bahwa Raudhah memiliki kedudukan yang sangat istimewa sebagai tempat yang diberkahi, dan ziarah ke sana sangat dianjurkan sebagai kesempatan untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.

4. Anjuran untuk Berdoa di Raudah. Raudah adalah tempat yang penuh rahmat, dan banyak umat Muslim yang berdoa di sana karena diyakini bahwa doa mereka lebih mustajab. Walaupun tidak ada perintah khusus untuk berdoa di Raudhah, hadis tentang keutamaan tempat tersebut mendorong umat Islam untuk memanfaatkannya. 

Hadis tentang Doa di Raudah: dari Anas bin Malik: Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya, tempat di antara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (taman) dari taman-taman surga. Barang siapa yang shalat di sana, maka itu akan diterima oleh Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Ziarah ke makam Rasulullah SAW dan Raudhah didasarkan pada hadis-hadis yang mendorong umat Islam untuk menghormati dan mencintai Nabi Muhammad SAW, serta memanfaatkan keberkahan tempat-tempat tersebut untuk berdoa. Namun, dalam melakukannya, umat Islam harus menjaga niat yang murni dan menghindari praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam. Ziarah ini sebaiknya tidak dianggap sebagai kewajiban, tetapi sebagai amalan sunnah yang penuh berkah.

KRITIK TERHADAP PRAKTIK ZIARAH MAKAM RASUL?

Praktik ziarah ke makam Rasulullah SAW di Masjid Nabawi mendapat tempat istimewa dalam tradisi Islam, tetapi juga menjadi subjek kritik dari beberapa ulama dan kelompok tertentu, terutama terkait cara dan niat melakukannya. Berikut adalah beberapa kritik yang sering muncul:

1. Kekhawatiran Syirik dan Penyimpangan Akidah. Penjelasan: Beberapa ulama mengkhawatirkan praktik ziarah makam Rasulullah bisa melenceng menjadi bentuk penghormatan berlebihan yang mendekati syirik, terutama jika seseorang berdoa langsung kepada Rasulullah SAW atau meyakini bahwa beliau bisa memberikan pertolongan tanpa izin Allah. Dalam Islam, hanya Allah yang memiliki kuasa untuk mengabulkan doa.

2. Pandangan Ulama: Ulama Salafi/Wahabi sering menekankan bahwa niat ziarah harus murni untuk menghormati Rasulullah dan tidak boleh sampai menjadikan beliau sebagai perantara doa.

3. Niat yang Keliru. Penjelasan: Kritik lain adalah adanya jamaah yang mengunjungi makam Rasulullah dengan niat duniawi, seperti mencari keberuntungan atau kesuksesan, alih-alih menjadikan ziarah sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada Nabi. Contoh: Ada yang menganggap makam Rasul sebagai tempat "keramat" yang bisa memberikan berkah material, yang bertentangan dengan ajaran Islam tentang tawakal kepada Allah.

4. Praktik Berlebihan di Sekitar Makam. Penjelasan: Beberapa jamaah terlibat dalam praktik yang dianggap tidak sesuai dengan sunnah, seperti: menempelkan tangan ke dinding makam atau mencium pagar makam Rasul. Melakukan tawaf di sekitar makam. Membaca doa atau ritual tertentu yang tidak diajarkan dalam Islam.

Kritik: Praktik ini dianggap sebagai bentuk bid'ah (inovasi dalam ibadah) yang tidak dicontohkan oleh Nabi atau para sahabat.

5. Fokus pada Makam daripada Masjid. Penjelasan: Beberapa kritikus menilai bahwa sebagian jamaah terlalu fokus pada ziarah makam Rasul sehingga mengabaikan ibadah di Masjid Nabawi atau tempat lainnya. Hal ini dianggap kurang proporsional dalam memprioritaskan amal ibadah.

6. Potensi Komersialisasi. Penjelasan: Ada juga kritik terhadap aspek ekonomi di sekitar ziarah makam, seperti penjualan barang-barang yang diklaim "berkah" atau "berhubungan" dengan Rasulullah, yang kadang disalahgunakan untuk keuntungan komersial.

7. Pandangan Mayoritas Ulama. Mayoritas ulama Ahlussunnah wal Jamaah (ASWAJA) memandang ziarah ke makam Rasulullah sebagai ibadah yang dianjurkan, asalkan: Niatnya untuk menghormati dan mencintai Rasulullah. Tidak menyimpang dari akidah Islam. Tidak melakukan praktik-praktik yang berlebihan atau melanggar sunnah.

Kritik terhadap ziarah makam Rasulullah biasanya muncul karena adanya kekhawatiran tentang penyimpangan akidah atau inovasi dalam ibadah. Namun, jika dilakukan dengan niat yang benar, penuh adab, dan sesuai dengan tuntunan syariat, ziarah makam Rasulullah tetap menjadi ibadah yang sangat mulia dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Penutup kalam nyata bahwa tekhnologi aplikasi telah menertibkan ziarah raudah dan makam Rasulullah. Tidak ada berdesakkan yang padat dan askar tegas mencegah jamaah yang seperti mengkultuskan kuburan Nabi. Dialog batin dan percakapan ruhaniyah setiap jamaah masuk Raudah dan berziarah dengan melintasi kuburan Rasulullah tentu akan berbeda, yang pasti ada situasi khusus yang sulif diceritakan, kecuali dirasakan. Catatan kelima belas pasca ziarah makam, Ahad, 12012024.pukul11.00 siang.Nabawimasquegate335@umroh94-15-25.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies