1/
Kamis, 9 Mei 2024. Tiga orang mahasiswi semester akhir Institut Kesenian Jakarta beraudiensi dengan Denny J.A di kantor LSI (Lingkaran Survei Indonesia), Rawamangun. Ketiganya adalah Amelia Putri, Aurora Zaslin dan Fuji Islamiyati. Mereka akan syuting film pendek berjudul _Udin_ sebagai tugas akhir untuk syarat kelulusan--selain tetap menulis skripsi individual.
Tim inti “Udin” terdiri dari lima orang. Selain Amelia (produser), Aurora (sutradara) dan Fuji (penulis skenario), dua orang lainnya yang tak bertemu Denny JA adalah Ida Bagus Indra (penata kamera) dan Zalifanhar Validimas (penata artistik).
Persiapan syuting sudah matang kecuali satu hal: dana masih kurang. Padahal syuting dimulai beberapa hari lagi. “Dari kebutuhan dana mendekati Rp80 juta, masih kurang Rp20 juta lagi. Semoga Pak Denny bersedia jadi donatur,” ungkap Amel.
“Bisa dijelaskan secara singkat film _Udin_ ini berkisah tentang apa?” tanya Denny sembari membolak-balik proposal di tangannya.
“_Udin_ adalah kisah anak Betawi berumur 9 tahun yang dibully teman-temannya. Dia hanya tinggal bersama bapaknya yang ingin Udin menjadi jawara silat,” tutur Fuji. “Padahal Udin ingin mengikuti kompetisi melukis. Tapi bapaknya melarang.”
“Menarik,” jawab Denny J.A. “Jadi selain soal bully, ada tema parenting juga?” lanjutnya mendalami.
“Ya. Juga ada isu lingkungan hidup.” Giliran Aurora yang menjawab. “Keinginan Udin memelihara ikan nemo juga dilarang bapaknya yang keras. Padahal falsafah hidup ikan nemo juga ada kemiripan dengan masyarakat Betawi karena …”
Percakapan mereka berlanjut selama beberapa saat sampai Denny J.A. kemudian mengatakan, “Baiklah. Saya dukung film pendek kalian dengan memberikan dana Rp10 juta,” katanya mengambil sebuah amplop dari dalam tas tangannya dan menyerahkan kepada Amelia, sang produser. “Tolong jangan dilihat dari besarnya, tetapi dari niatnya ya?”
“Alhamdulillah,” jawab Amelia dengan mata berbinar. Begitu juga pancaran mata Aurora dan Fuji yang tak kalah bercahaya. Sebagian beban mereka berkurang. “Nanti nama Pak Denny akan ditulis sebagai Produser Eksekutif pada _credit title_,” lanjut Amel.
“Produser Eksekutif?” Denny JA kaget. “Wah, kalau nama saya ditulis sebagai Produser Eksekutif berarti harus ditambah supportnya,” katanya sambil kembali membuka tas tangan, mengambil amplop lain, dan menyerahkan lagi kepada para mahasiswi di depannya. “Ini Rp10 juta lagi. Bikin film yang bagus,” pesannya.
“Alhamdulillah,” jawab Amelia, Aurora, dan Fuji, bersamaan. “Terima kasih banyak Pak Denny. Kami akan membuat film ini sebagus mungkin.”
Keluar dari kantor LSI, ketiganya masih tak percaya Denny JA mendukung film pendek mereka tanpa banyak syarat dan ketentuan yang mengikat. _Unconditional_. Semua berjalan natural seperti dukungan hangat seorang ayah kepada anak-anaknya, meski Denny J.A. bukan ayah salah seorang dari mereka.
Juli 2024. Para pembuat film _Udin_ menjalani sidang skripsi individual pada hari yang berbeda-beda.
Aurora sebagai sutradara dengan pembimbing Nan T. Achnas, Ph.D (Direktur Pascasarjana IKJ dan sutradara film _Pasir Berbisik_ yang berlokasi di Bromo dan dibintangi Dian Sastro, 1999). Fuji sebagai penulis skenario dengan pembimbing Dr. Armantono, mantan Dekan FFTV IKJ dan penulis skenario senior. Amel sebagai produser dengan pembimbing Subagjo Budi Santoso, M.Sn. Film _Udin_ mendapatkan nilai “A”.
Dr. Suzen Hartaty Rotoea Tobing, dosen senior FFTV IKJ, menyatakan _Udin_ akan disertakan pada salah satu festival film anak internasional yang tepat karena nuansa kulturalisme yang relevan di tengah arus globalisasi yang dihadapi anak-anak Betawi.
Dengan kata lain, harapan Denny J.A. bisa dipenuhi ketiga dara sineas muda baik dari sisi kuantitatif (nilai yang diperoleh) maupun kualitatif.
2/
Kamis, 19 Desember 2024. Aurora dan kawan-kawan diwisuda—bersama 300-an wisudawan lain lintas fakultas di IKJ--secara resmi oleh Rektor IKJ Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Maarif, M.Eng., Dipl., Ing., DEA dan Ketua Senat IKJ, Hilmar Farid, Ph.D., yang juga Dirjen Kebudayaan, di Teater Besar Taman Ismail Marzuki.
Aurora yang lulus dengan IPK 3.82 (dengan pujian), terus melaju dalam karya. Pada 23 Desember 2024 – 5 Januari 2025, film pendeknya yang lain berjudul _Resonance_ terpilih sebagai _official selection_ pada Lift-Off Global Network Film Festival di London, UK. Ini festival film independen bagi para sutradara muda dari seluruh dunia. Film-film terpilih ditayangkan secara daring dari Pinewood Studios. Selain di London, episentrum festival Lift-Off Global Network lainnya di Paris, Berlin, Tokyo, Melbourne, dan beberapa kota besar lainnya.
3/
Minggu, 4 Januari 2025. Denny J.A. berulang tahun ke-62. Saya tak bisa memikirkan hadiah yang lebih baik kecuali berbagi fragmen kisah ini kepada majelis pembaca yang terpelajar. Sebuah kisah yang--sependek ingatan saya--belum pernah diceritakan Denny J.A. kepada siapapun, atau dalam bentuk apapun dalam tulisannya yang rutin muncul setiap hari, setiap pagi.
Saya mengetahui kisah di atas bukan dari cerita orang lain, melainkan karena menyaksikan langsung dialog dan interaksi tiga dara sineas muda dengan Denny J.A. Sebuah “ _close encounter of the first kind_” yang saya lihat dengan mata kepala sendiri dan saya rekam dalam ingatan.
Saya tak punya data akurat berapa banyak mahasiswa, entah calon sineas atau bidang studi lainnya, yang sudah dibantu Denny J.A. Dugaan saya tak sedikit jumlahnya. Mungkin Denny JA pun tak pernah menghitungnya karena, boleh jadi kebahagiaan yang dia rasakan dengan bisa membantu para calon intelektual masa depan menemukan “jalan pedang” masing-masing yang akan mereka tekuni, adalah jauh lebih penting ketimbang mencatatkan dalam data statistik yang kaku.
Untuk itu, saya mengakhiri tulisan bagi Denny J.A. ini dengan meminjam judul dalam bahasa Latin “ _felix dies natalis, philanthropista dominus_”. Selamat ulang tahun, Tuan Dermawan.
Jakarta, 4 Januari 2025