Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

PHK & Peluang Kerja yang Wajib dan Harus Menjadi Perhatian Pemerintah Oleh: Jacob Ereste

Gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di Indonesia terus menggulung dan melantak seperti air bah -- akibat kondisi dan situasi ekonomi yang tidak kunjung membaik, bahkan cenderung semakin memburuk -- tidak hanya melanda sektor pekerjaan tertentu saja, tapi kini telah melanda pekerja jurnalis televisi, seperti yang terjadi pada PT. Intermedia Capital Tnk, induk perusahaan PT. Cakrawala Andalas Televisi (ANTV) yang dialami 57 karyawan sebagai bagian dari strategi efisiensi. Arhya Winastu Satyagraha, Direktur Intermedia Capital mengakui adanya PHK massal di divisi produksi ANTV, katanya setelah melalui pertimbangan yang matang serta sikap hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai aspek strategis untuk mengubah struktur biaya dan fixed cost suoaya tetap relevan dan kompetitif dengan persaingan yang semakin ketat, ujarnya kepada pers Rabu, 25 Desember 2024.

Langkah efisiensi ini, imbuhnya bertujuan untuk memperbaiki struktur biaya sekaligus menjaga stabilitas keuangan ANTV dan MDIA. Hasil pendapatan yang menurun sebesar 21 persen dari Rp 615 milyar pada kuartal III tahun 2024 menjadi Rp 483 milyar, setelah itu bisa membalikkan kerugian menjadi laba bersih Rp 100 milyar. Angka ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya (2023) yang didera kerugian Rp 62 milyar.

Kondisi dan situasi keuangan sejumlah perusahaan lainnya -- tak hanya di sektor penerbitan-- utama di sektor industri jauh lebih parah dan gawak, sehingga tidak sedikit yang (terpaksa) tutup dan mem-PHK buruh dalam jumlah yang cukup banyak. Laporan resmi dari pemerintah, katanya baru 80 ribuan di Indonesia. Sementara yang tidak tercatat boleh jadi lebih banyak dari jumlah uang dilaporkan.

Soalnya pun, laporan yang diperkecil jumlahnya ini -- biasa -- untuk sekedar menenteramkan kegundahan publik -- karena akan menimbulkan akses beruk seperti tindakan kejahatan yang mulai menggejala muncul di mana-mana dalam berbagai bentuk dan model hingga penipuan hingga judi online yang menandai sulitnya lapangan kerja.

Celakanya, pemerintah cq Kementerian Ketenagakerjaan tak berbuat apa-apa, kecuali sibuk memantau proses PT. Sritex yang sudah banyak merumahkan tenaga kerjanya. Artinya, fungsi dan tugas Kementerian Ketenagakerjaan tak hanya sekedar menjadi pengawas, tetapi juga perlu dan patut menstimulan -- stau bahkan idealnya -- bisa menciptakan dan menyediakan lapangan kerja baru yang beragam jenis dan jumlahnya di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Lapangan pekerjaan di pertanian dan perkebunan misalnya yang tengah galak dilakukan untuk ketahanan dan pertahanan pangan, cukup baik untuk dimaksimalkan -- serius -- dilakukan, sambil menggiring arah pembangunan di Indonesia untuk kembali berjayanya budaya agraris, hingga budaya maritim yang selama ini diabaikan karena terbuai dengan budaya industri pabrikan yang menyesak di kota. Akibatnya pun, para pemuda menjadi urban meninggalkan lahan sawah dan ladang di desa.

Artinya, budaya agraris dan maritim dapat menekan arus urbanisasi dan hasrat meninggalkan desa jadi merana, meski hidup di perkotaan tidak kalah sengsara dan menderita. Andai semua ini dapat dilakukan dengan baik dan serius oleh pemerintah, minimal kegaduhan kaum buruh dan serikat buruh yang selalu menghadapi tekanan dari pihak perusahaan, terutama tentang upah yang selalu rendah -- tidak selaras untuk mencukupi kebutuhan hidup layak -- pasti aksi dan unjuk rasa yang nyaris rutin dilakukan setiap tahun atau bahkan setiap bulan karena banyaknya perlakuan yang tidak adil dialami oleh para pekerja, termasuk kebebasan berserikat, bisalah sedikit dapat diredakan.

Karena itu kehadiran pemerintah agar tidak sia-sia memberi dukungan atau bahkan bantuan dalam berbagai bentuk yang dapat menggerakkan ekonomi, politik serta budaya seperti yang sangat diidealkan memperbaiki sistem ikatan tata kerja dari pelayanan jasa yang dilakukan oleh ojek online beroda dua dan beroda empat, agar dapat menjadi bidang pekerjaan yang mampu memberi jaminan terhadap kelangsungan hidup -- bukan sebagai pekerjaan sambilan -- saat menunggu peluang dan kesempatan kerja di bidang lain yang lebih baik dan menjamin kehidupan di masa depan.

Bidang pekerjaan lain yang perlu dan pantas untuk menjadi perhatian pemerintah -- dalam upaya untuk menciptakan ragam lapangan kerja lain -- seperti media sosial (medsos) yang berbasis internet dapat dijadikan mitra oleh berbagai instansi maupun lembaga pemerintah, sekaligus untuk menekan konsumsi hoax yang tak mampu diatasi oleh pemerintah -- utama Kemenindig -- untuk menyuguhkan informasi, publikasi bahkan komunikasi yang sehat bagi masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam perencanaan (usulan) hingga pelaksanaan pembangunan agar lebih baik dan lebih bermanfaat bagi rakyat. Oleh karena itu, pemerintah pun berkewajiban untuk menjaga sikap independensi pekerja pers dalam menunaikan tugas dan fungsinya sebagai lembaga kontrol untuk ikut mendorong upaya mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mengatasi kemiskinan seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945.

Banten, 26 Desember 2024

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies