Topik tulisan di atas lahir dari perbincangan penulis bersama tokoh penggerak Tuanku dengan peneliti Tuanku di Panggung Politik, kandidat Doktor Ilmu Politik Unand, Sadri Chaniago, menanggapi pro kontra dan beragam komen di medsos berkenaan figur Tuanku, ulama dan penggerak komunitas surau yang aktif dukung mendukung, mobilisasi, dan menjadikan ivent pengajian, pertemuan majelis taklim dan menghadirkan penceramah lokal dan nasional dengan motif terselubung penggalangan massa dan tentu untuk meraih suara dukungan pada Pilkada nantinya.
Peran aktif dan terlibatnya komunitas surau dalam politik sistim elektoral ini adalah keniscayaan, bisa jadi keharusan, karena politik pemilihan langsung akibat lanjutannya nampak jelas nanti pada pembagian kue kekuasaan. Jangan berharap satu komunitas apalagi individu sekelas apapun dia, mendapat jatah kekuasaan, perhatian dan penempatan oleh figure yang menang, sebab untuk tim sukses dan pendukungnya belum tentu cukup.
Pilihan komunitas surau, (ulama, mubaligh, Tuanku, dan pimpinan majelis taklim) untuk mendukung salah satu pasang calon Gubernur, Bupati dan Walikota adalah wujud dari tanggung jawab menyukseskan helat nasional Pilkada yang sekaligus mempertahankan kehidupan institusinya di hadapan tokoh yang dipilih komunitasnya ketika nanti terpilih dan menerima mandat.
Ilmuwan politik di atas dengan tegas dan jelas menyebut bahwa memang Tuanku dan komunitas surau mesti melakukan bargaining politik dengan Paslon untuk menjaminnya pasca pemilihan. Bargaining position" yang artinya posisi tawar-menawar adalah keadaan atau kekuatan yang dimiliki seseorang atau kelompok dalam negosiasi. Artinya Tuanku, majlis taklim dan tokoh umat mesti membangun posisi tawar-menawar yang kuat dan itu penting untuk mendapatkan hasil yang baik dalam negosiasi.
Dalam cara pandang realitas politik elektoral bahwa keterlibatan komunitas surau di gelanggang politik praktis dengan menampakkan secara terbuka keberpihakan terhadap satu calon menjadi tidak mudah untuk dipahami. Media mainstream dan medsos selalu menyampaikan dukungan komunitas surau terhadap Paslon. Belum habis berita MUI Kota Payakumbuh dan UAS, penulis menerima share undangan dari Forum Antar Majelis Taklim dan Yasinan yang mengundang penceramah nasional yang tempatnya di lokasi wisata milik salah satu Paslon. Pertanyaannya bagaimana umat memahami dan menyikapi masalah ini?
KOMPETENSI DAN KARAKTER PEMIMPIN
Diskusi tentang dukung mendukung dari komunitas surau sejatinya tak perlu diperpanjang atau ditanggapi dengan nada yang kurang sedap. Bahwa Tuanku dan komunitas surau perlu dukungan politik untuk bisa bergerak sudah lama berlangsungnya dan tak perlu menutup mata. Bukankah juga ada partai politik yang nyata-nyata menjadikan tagline politiknya dakwah dan umat. Tidak sedikit pula politisi yang rangkap jabatan sebagai mubaligh dan khatib. Maknanya umat sadar dan paham bahwa ulama juga makhluk politik.
Sulit rasanya menyebut tokoh agama, dan komunitas surau yang clean, murni dan tidak memihak dalam politik atau memberikan dukungan pada satu Paslon. Yang berbeda itu hanya ekspresi dan penampakkannya di lapangan ada yang terbuka, dan tak sedikit yang tertutup karena alasan emosional, relasi dengan Paslon atau alasan peraturan yang mewajibkan mereka netral seperti tokoh umat dari TNI, Polri, ASN dan pejabat negara.
Saran dan harapan umat yang mesti menjadi perhatian oleh ulama, Tuanku, mubaligh dan tokoh penggerak komunitas surau adalah agar dapat menjamin akhlakul karimah, kepatutan adat dan etika sosial yang baik, benar dan sesuai dengan aturan. Ketika tokoh umat dan penggerak umat gagal memposisikan diri dan kelompoknya menjadi pendukung yang jujur, dan bersih dari perbuatan tercela, maka itu telah menciderai kesucian niatnya. Besar dosanya motif dukung mendukung atas dasar “wani piro”.
Pegiat keumatan dan tokoh umat diharapkan menjadi orang terdepan dalam menghadirkan kontestasi yang jujur, fair, berakhlak mulia dan tidak menimbulkan perpecahan sesama umat yang berbeda pilihan. Tokoh komunitas surau wajib menjaga visi al-Quran dalam mensyiarkan masjid dan surau dari umat bahwa gerakan mereka adalah untuk umat dan bagi kemaslahatan bersama pedomanilah surat al-Taubah 18.
Umat berharap dan meminta agar diwanti-wanti dan dipastikan ulama, tuanku, mubaligh dan penggerak komunitas surau jangan sampai terjebak pada perilaku, sifat dan karakter kaum munafiqun yang menjadikan surau dan komunitasnya sebagai tempat perpecahan dan menghalangi tegaknya kebenaran. Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan". Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (QS. Tawbah, 107).
Tokoh penggerak tuanku adalah juga mengingatkan agar ulama, tuanku, mubaligh dan tokoh penggerak surau benar-benar menentukan pilihan pada Paslon mana diberikan dukungan dengan standar dan alat ukur nilai, norma dan jejak rekam yang diyakini dapat meningkatkan kualitas umat bila amanah diberikan padanya. Menelisik kualitas Paslon dengan seksama, menimbang dengan matang, memusyawarahkan dengan jernih adalah ikhtiar cerdas, kalau belum dapat disebut sebagai ijtihad politik yang pasti akan dipertanggung jawab di hadapan umat dan kelak di yaumil hisab.
Penutup kalam, mencermati era politik elektoral yang sudah berjalan dua dasawarsa ini nyata dan sudah berlangsung dukungan tokoh umat dan komunitas surau terhadap satu Paslon adalah lazim dan sudah dimaklumi oleh masyarakat. Pro kontra dan pandangan terhadap dukung mendukung ini akan berakhir saat Pilkada selesai, maka rugi umat dan bangsa bila waktu sesaat ini merusak persatuan dan kesatuan hati. Sejak lama umat sudah terbiasa berbeda, khilafiyah ibadah saja umat sudah matang, tidak elok pula khilafiyah dukungan menjadi hambatan psikologis antar tokoh umat yang menurunkan kualitas kesatuan umat. Selamat berfastabiqul khairat dan tetap tagak di lapiak na salai. DS.03112024.
*Pembina Majelis Silaturahmi Tuanku Nasional