Oleh: Achmad Khambali
Barusan dicall sama santri Buya Said. Semalam Pesantren Buya Said, kedatangan tamu istimewa, mantan ajudannya Gus Dur, yaitu Mas Sulaiman.
Beliau tukang nuntun mendiang Gus Dur yang sangat setia. Beliau tadi malam silaturrahim ke Buya Said, dan ngobrol-ngobrol sama Kyai Sulaiman, keponakan Buya Said yg mengasuh Ponpes di Ciganjur.
Ngobrol ngalor-ngidul. Singkat cerita, Mas Sulaiman bilang, alm Gus Dur kan suka silaturrahim, dan ada satu orang juga kesayangan Gus Dur. Namanya Mas Khambali, asli orang Brebes dan sekarang tinggal di Pulau Sumatera.
Kadang Gus Dur manggil dia, walau Gus Dur ada di dalam mobil, tetep suruh panggil dan ngobrol. Dalam mobil tuh Gus Dur ama Mas Khambali.
Lalu dijawab ama Kyai Idris, ponakan buya Said dan Mas Arif Fadhillah yang juga keponakan Buya Said.
Saya kenal deket Mas Sulaiman ama Kyai Khambali. Bahkan kalau ke Jakarta selalu saya nemenin beliau.
Saya bersaksi, Gus Dur orang yang sangat peduli dengan kemanusiaan, bahkan kuliah S1 dan S2 saya yang bayarin, alm Gus Dur.
Dan waktu Muktamar NU di Makassar, saya ketemu sahabat karib Gus Dur, KH. Muzakkir. Hotelnya bersebelahan, beliau panggil saya.
"Sini Khambali. Sambil menangis, Kyai Muzakir cerita, sambil nunjukin kartu kredit Citi Bank. Beliau bilang, ini Gus Dur masih punya tunggakan kartu kredit Citi Bank Rp 12 juta".
Gimana caranya, biar lunas? Saya terbelalak dan sambil jawab, yai, kita patungan untuk lunasin. Sebab, kata Kyai Muzakir, bu nyai dan anak-anak gak pernah tahu, kalau bapaknya sering bantu-bantu, dan gak mau merepotkan keluarga.
Wal hasil, akhirnya kita lunasin dan kartu kredit kita tutup. Bayangkan, seorang mantan Presiden, yang namanya urusan dunia aja gak memiliki, tapi banyak sekali yang memanfaatkan kebesaran nama beliau, namun kurang cara dalam hal kepedulian?
Alhamdulillah, saya secara pribadi masih bisa ta'dzim ama Gus Dur, dan Mas Sulaiman salah satu saksi kunci kebersamaan kami-kami.
Mas Sulaiman dari awal sama Gus Dur dititipkan ama Opung LBP, dan saya tetap focus sebagai wong alit.
Kata Gus Dur, Khambali tah wis Padang. Sambil dicall tadi dr Jakarta, tanpa terasa air mata meleleh, dan keponakan Buya Said izin matikan HP, karena Opung Panda Nababan memanggil.
AlFaatihah... Buat Sang Maha Guru Alm Gus Dur.