Foto bersama Prof. Duski Samad usai kegiatan di Bukittinggi. (ist) |
Penguatan toleransi dan moderasi beragama bagi masyarakat Sumatera Barat sejatinya sudah selesai. Pengkaji keislaman dan keindonesiaan di Minangkabau menunjukkan sejak 1850 Masehi lalu tokoh Minang sudah mengizinkan berdirinya sekolah Belanda di Bukittinggi, kini bernama SMA 2 Bukittinggi.
Dialog tokoh lintas agama ini adalah dimaksudkan untuk meneruskan perjuangan bersama membangun dialog kebangsaan umat beda iman dan etnis, menghadapi situasi sosial menyongsong Pilkada serentak 27 November 2024.
Pentingnya dialog dan perjumpaan yang teratur tokoh lintas iman dan etnis adalah cara terbaik untuk memastikan iklim harmoni tetap kondusif. Pengalaman negara-negara dunia yang tingkat harmonisnya terus membaik, seperti Nederland, Swiss dan Suriname, ya karena terencananya dialog dan budaya perjumpaan warga yang efektif.
Dialog untuk toleransi dan moderasi beragama ditujukan untuk menemukan kesamaan pandangan tentang masalah interaksi dan ekses antar umat beda iman. Kondusifnya relasi antar umat di kota Bukittinggi tetap saja ada potensi konflik yang mesti diwaspadai dan dibahas terbuka antar pemuka agama.
Muncul dalam dialog kesulitan menangkap bibit potensi konflik di antara sebabnya ketertutupan. Tidak mudah mengendus potensi konflik interen dan eksteren karena faktor medsos dan ada kepentingan tersembunyi aktor dan tokoh.
Kekhawatiran munculnya konflik bermotif agama dapat dicegah bila aqidah, ibadah, simbol, tokoh dan penyebaran agama berjalan sesuai regulasi, moral dan mempedomani kearifan lokal.
MENDAYAGUNAKAN MODAL SOSIAL
Modal sosial adalah jaringan hubungan dan norma-norma sosial yang memungkinkan individu dan kelompok untuk bekerja sama dan mencapai tujuan bersama. Ini seperti "aset" yang tidak terlihat, tetapi sangat penting untuk keberhasilan individu dan masyarakat.
Modal sosial di antaranya
(1). Kepercayaan antara individu dan kelompok memungkinkan mereka untuk bekerja sama dengan lebih mudah dan efektif.
(2). Jaringan hubungan yang kuat dapat membantu individu mendapatkan informasi, dukungan, dan sumber daya yang mereka butuhkan.
3. Norma-norma sosial yang kuat dapat membantu menjaga ketertiban dan keamanan dalam masyarakat.
4. Partisipasi aktif dalam masyarakat dapat membantu membangun modal sosial dan memperkuat hubungan antar individu.
Modal sosial bermanfaat meningkatkan kesejahteraan. Modal sosial yang kuat dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik dan mental, serta mengurangi tingkat kejahatan. Modal sosial dapat membantu meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam bisnis dan ekonomi. Modal sosial dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih aman, adil, dan ramah.
Contohnya modal sosial keluarga. Hubungan yang kuat dalam keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan praktis. Komunitas, partisipasi dalam kegiatan komunitas, seperti klub olahraga atau organisasi sukarelawan, dapat membantu membangun hubungan dan kepercayaan. Organisasi, keanggotaan dalam organisasi profesional atau sosial dapat membantu individu membangun jaringan dan mendapatkan akses ke sumber daya.
Modal sosial adalah aset yang harus dipelihara dan dikembangkan. Dengan membangun hubungan yang kuat dan berpartisipasi aktif dalam masyarakat, dapat membantu memperkuat modal sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Mendayagunakan modal sosial untuk meneguhkan toleransi sangatlah penting dalam membangun masyarakat yang harmonis. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan di antaranya membangun jaringan dan hubungan antar-kelompok.
1. Memfasilitasi Dialog Antar-Agama dan Budaya. Mengadakan forum diskusi, seminar, dan kegiatan bersama yang melibatkan tokoh agama, budayawan, dan masyarakat dari berbagai latar belakang. Membangun Platform Online untuk berbagi informasi dan pengalaman. Membuat grup media sosial, forum online, atau website yang memungkinkan orang dari berbagai latar belakang untuk berinteraksi, berbagi cerita, dan saling memahami. Menyelenggarakan acara kebudayaan bersama. Mengadakan festival, pameran seni, atau pertunjukan musik yang menampilkan budaya dari berbagai kelompok, sehingga dapat memperkenalkan dan menghargai keragaman.
2. Meningkatkan rasa percaya dan saling menghormati. Mempromosikan nilai-nilai toleransi melalui pendidikan, kampanye, dan kegiatan sosial, menanamkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan menghargai perbedaan. Membangun kepercayaan melalui aksi nyata. Melakukan kegiatan sosial bersama, seperti membantu korban bencana, membersihkan lingkungan, atau menggalang dana untuk tujuan kemanusiaan. Menghindari penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Mendorong penggunaan media sosial dan platform online secara bertanggung jawab, serta melawan penyebaran informasi yang menyesatkan dan provokatif.
3. Memberdayakan tokoh masyarakat dan pemuka agama. Membangun Jaringan tokoh masyarakat. Membentuk forum atau kelompok yang melibatkan tokoh masyarakat, pemuka agama, dan pemimpin komunitas untuk membahas isu toleransi dan mencari solusi bersama. Memberikan pelatihan dan pendampingan. Memberikan pelatihan dan pendampingan kepada tokoh masyarakat dan pemuka agama tentang pentingnya toleransi dan cara mempromosikan nilai-nilai tersebut di lingkungan mereka. Mendorong peran aktif tokoh masyarakat. Meminta tokoh masyarakat untuk menjadi role model dalam mempromosikan toleransi dan menjadi mediator dalam menyelesaikan konflik antar-kelompok.
4. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi Masyarakat. Melakukan kampanye dan sosialisasi. Melakukan kampanye dan sosialisasi tentang pentingnya toleransi melalui media massa, media sosial, dan kegiatan publik. Membuat Konten Edukasi. Membuat konten edukasi yang menarik dan mudah dipahami tentang toleransi, keragaman, dan pentingnya hidup berdampingan secara damai. Mendorong Partisipasi Masyarakat. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan yang mempromosikan toleransi, seperti menjadi relawan, pembicara, atau peserta dalam forum diskusi.
Membangun toleransi adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan komitmen dari semua pihak. Dengan memanfaatkan modal sosial secara efektif, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih toleran, harmonis, dan damai.
MODAL SOSIAL MODERASI BERAGAMA
Strategi mendayagunakan modal sosial untuk penguatan moderasi beragama sangatlah penting dalam menciptakan masyarakat yang toleran dan harmonis. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Membangun jaringan dan kolaborasi. Membangun forum dialog antaragama. Memfasilitasi pertemuan rutin antar tokoh agama, pemuka agama, dan masyarakat untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan membangun pemahaman bersama tentang moderasi beragama. Kolaborasi Antar Lembaga. Membangun kemitraan dengan organisasi masyarakat, lembaga pendidikan, dan pemerintah untuk menjalankan program-program yang mendukung moderasi beragama. Memanfaatkan Media Sosial. Mengguna kan platform media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan toleransi, moderasi, dan kerukunan antar umat beragama.
2. Meningkatkan Kesadaran dan pemahaman. Pendidikan moderasi beragama.Mengintegrasi kan materi moderasi beragama dalam kurikulum pendidikan formal dan non formal. Sosialisasi dan Kampanye. Melakukan sosialisasi dan kampanye tentang pentingnya moderasi beragama melalui berbagai media. Membangun Narasi Positif. Menciptakan narasi positif tentang kerukunan antar umat beragama dan peran penting moderasi dalam membangun masyarakat yang damai.
3. Memberdayakan masyarakat. Membentuk kelompok relawan. Membentuk kelompok relawan yang aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi.
Membangun pusat informasi dan konsultasi. Menyediakan pusat informasi dan konsultasi tentang moderasi beragama untuk masyarakat Meningkatkan peran tokoh masyarakat. Memberdayakan tokoh masyarakat, ulama, dan pemuka agama untuk menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai moderasi.
4. Memfasilitasi dialog dan diskusi. Memfasilitasi dialog dan diskusi antar umat beragama untuk membangun pemahaman dan toleransi.
Menyelenggarakan acara kebudayaan yang melibatkan berbagai agama untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.
Membangun platform online. Membangun platform online yang dapat digunakan untuk berbagi informasi, berdiskusi, dan berkolaborasi dalam rangka penguatan moderasi beragama.
5. Mencegah dan mengatasi radikalisme.
Meningkatkan kewaspadaan. Meningkat kan kewaspadaan terhadap penyebaran paham radikalisme dan intoleransi.
Membangun Sistem Deteksi Dini.
Membangun sistem deteksi dini untuk mengidentifikasi dan mencegah penyebaran paham radikalisme.
Memberikan Pendampingan dan Rehabilitasi. Memberikan pendampingan dan rehabilitasi kepada individu yang terpapar paham radikalisme.
Modal sosial yang kuat merupakan aset penting dalam membangun masyarakat yang toleran dan harmonis. Strategi yang efektif harus melibatkan berbagai pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat luas. Penguatan moderasi beragama merupakan proses yang berkelanjutan dan membutuhkan komitmen jangka panjang.
Dengan menerapkan strategi yang tepat, modal sosial dapat menjadi kekuatan yang efektif dalam memperkuat moderasi beragama dan membangun masyarakat yang damai dan sejahtera.
Konklusi dari dialog lintas tokoh agama yang dilakukan oleh FKUB Kota Bukittinggi ini dirasakan bahwa budaya perjumpaan, saling berdialog adalah kebutuhan aktor kerukunan untuk mengantisipasi potensi konflik dan mencegah munculnya prilaku keagamaan yang dapat mengundang kegaduhan, dan konflik yang merugikan semua pihak.@aulakub kemenagbkt# 27102024.
*Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sumatera Barat. Disampaikan pada Dialog Lintas Agama Kota Bukittinggi, Ahad, 27 Oktober 2024