Oleh: Irwandi Sulin Datuak Gadang
Bersyukur kita tahun ini. Di daerah kita, Padang Piaman yang tak lagi laweh, akan memilih kembali kepala daerahnya.
Petinggi partai telah menetapkan calon bupati. Cuma dua orang saja, tidak ada pilihan lain selain dari yang dua Paslon itu. Suhatri Bur - Yosdianto dengan nomor urut satu dan John Kenedy Azis - Rahmat Hidayat nomor urut dua.
Artinya, kita harus memilih satu diantara dua nan dihidangkan partai, atau tindak memilih sama sekali. Jika kita berpandangan lain terhadap pasangan yang disuguhkan untuk dipilih
Terlepas dari suka atau tidak suka, yang jelas masing-masing calon ini punya keunggulan sendiri-sendiri, termasuk juga kelemahan, kesuksesan dan kegagalan.
Yang utama bagi kita, nilai ini adalah fakta, track record yang bisa terbaca dari rekam jejaknya dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Yang tidak dapat kita terima, penciptaan isu rekam jejak negatif yang direkayasa dan dikemas menjadi narasi.
Suka tidak suka, ini akan dibaca dan dianalisa oleh pihak yang meinginkan calon mereka menang, dan masyarakat ilmiah yang mengedepankan kebenaran dan kemajuan.
Dalam pemikiran kita, inilah saatnya tim kampanye ataupun kandidat sendiri bisa semaksimal mungkin, tampil dan menampilkan kecerdasan sikap, dengan mengemukakan rencana strategis di masa depan, dan bukan saling membuka keburukan lawan atau mendeskreditkan lawan.
Apa lagi menampilkan narasi kampanye dengan konsep narasi naif yang tidak berdasar, atau mengangkatkan cerita lapau, atau kebencian yang dibangun di masa lalu oleh, yang kebetulan menjadi tim inti kampanye kandidat, dan mengangkat ke ranah umum melalui media medsos, dengan tujuan mendapat simpati pendukung (tim sukes saja) tapi tidak untuk konsumsi masyarakat terdidik.
Saat ini kita harus ingat, bahwa setiap ucapan, narasi atau kajian yang diucapkan secara umum, akan tercatat dan terbaca karena media merekam dan menyuplai kepada masyarakat umum, dan akan selalu terbaca melalui rekam jejak calon.
Akan ada masyarakat yang akan menelan mentah-mentah isu negatif dimaksud, tetapi ada juga masyarakat yang pintar mengklarifikasi isu ini dan mencari data sumber kebenaran narasi yang dikemas kandidat tersebut.
Hal ini dikuatirkan. Malah akan menjadi bumerang bagi calon yang berfokal ria dengan data isu kebencian ini, dan dapat menurunkan nilai dan harkat dirinya.
Saat ini masyarakat juga tidak bodoh-bodoh sekali dalam menilai kebenaran isu, sehingga harapan yang tadinya tertumpang kepada kandidat pilihan hati, berakhir dengan rasa kecewa karena sikap kandidat bupati yang mengemas narasi politiknya dengan kebencian.
Kami tahu, setiap kandidat ingin menang, tapi menanglah secara mendasar dan terhormat, karena kecantikan program dan kemampuan diri, bukan dengan menebar kata dengan kandungan kebencian yang tidak mendasar.
Kami akan menitipkan Padang Pariaman yang tak lagi laweh ini, untuk masa lima tahun mendatang, jika kandidat memenangi pemilihan sebagai bupati nantinya.
Maka berilah kami fakta yang benar untuk satu kemajuan di negeri yang kita tau kedudukan peringkatnya di antara kabupaten yang ada. Jangan bikin kami berteriak dengan suara kekecewaan lagi pada waktu satu tahun evaluasi kepemimpinan bupati terpilih 2024 ini.
Kami akan memilih dengan dasar nilai program dan kepiawaian pilihan, dan ketika kami mengenal calon, kami rakyat, puas dengan nilai kualitas calon, bukan para kandidat yang memberi data informasi dengan isu dan berbohong dengan kemampuan membangun fikiran rakyat, untuk memilih dari isu kebencian.
Waktu masih ada untuk membangun narasi ilmiah berkualitas, maka berbicaralah dengan data dan fakta serta tujuan dan janji yang jelas, tidak muluk-muluk,
Maju dan jaya negeri Padang Pariaman, untuk kebaikan anak cucu mu di masa datang.
Bravo para kandidat