Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Baiah Ulakan (2) Oleh: Duski Samad

Pemilihan judul tulisan ini Baiah Ulakan bukanlah berkaitan dengan pengertian baiah secara terminologi yang sudah kuat dalam memori penganut tarekat, akan tetapi lebih pada makna semantik. Makna semantik dari kata "baiah" adalah janji setia atau sumpah setia. 

Secara lebih rinci, "baiah" memiliki beberapa makna dalam konteks politik baiah merujuk pada sumpah setia yang diberikan oleh rakyat kepada pemimpin mereka, baik itu raja, presiden, atau pemimpin agama. Dalam konteks agama baiah juga merujuk pada sumpah setia yang diberikan oleh seorang muslim kepada Nabi Muhammad SAW. 

Dalam konteks umum baiah dapat merujuk pada janji setia yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional. Contoh penggunaan kata "baiah" rakyat memberikan baiah kepada raja yang baru. 

Para sahabat Nabi Muhammad SAW memberikan baiah kepada beliau di Aqabah. Saya memberikan baiah kepada Anda untuk selalu setia. Secara terminologi kata "baiah" berasal dari bahasa Arab. Kata "baiah" memiliki makna yang kuat dan sakral. Dalam konteks politik, "baiah" sering dikaitkan dengan legitimasi kekuasaan. 

Maksud yang terkandung dalam “Baiah Ulakan" adalah janji setia, yang kuat dan sakral dari kaum Ahlussunah Waljamaah, pimpinan masyarakat, tokoh adat, tuanku pimpinan penganut terakat Syattariyah terhadap paham, tradisi dan pengamalan ajaran Islam yang disandarkan kepada Syekh Burhanuddin yang bermakam di Ulakan, karena memang dalam memori penganut Syattariyah menyebut nama Nagari Ulakan, itu konteksnya makam Syekh Burhanuddin. Contoh Baiah Ulakan dapat ditemukan peringatan Syafar setiap Rabu kedua di bulan Syafar, tanpa ada undangan jamaah Syattariyah sudah hadir di Ulakan untuk ziarah atau Basapa.

SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN DALAM JARINGAN ULAMA ABAD 17 MASEHI

Jaringan ulama di Indonesia pada abad ke-17 merupakan jaringan yang kompleks dan dinamis, dengan pengaruh yang besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan budaya masyarakat. Beberapa aspek penting dari jaringan ulama pada masa tersebut antara lain struktur dan organisasi. 

Surau dan Pesantren menjadi pusat utama pendidikan dan penyebaran ilmu agama sekaligus pusat jaringan organisasi umat. Ulama senior memimpin surau dan pesantren dan memiliki murid-murid yang kemudian menyebarkan ajaran mereka ke berbagai wilayah.

Jaringan yang cukup luas pengaruhnya adalah tarekat. Tarekat Sufi juga memainkan peran penting dalam jaringan ulama. Para mursyid (pemimpin tarekat) memiliki pengikut yang tersebar luas dan berperan dalam menyebarkan ajaran tasawuf dan nilai-nilai moral. Jaringan ulama seringkali terjalin melalui hubungan keluarga. Anak-anak dan cucu ulama terkemuka seringkali meneruskan tradisi keilmuan dan kepemimpinan mereka.

Peran dan Fungsi pendidikan dan penyebaran ilmu. Ulama berperan sebagai guru dan pembimbing agama. Mereka mengajarkan ilmu agama, hukum Islam, dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Pemimpin Masyarakat dimana ulama memiliki pengaruh besar dalam masyarakat dan seringkali bertindak sebagai pemimpin spiritual dan moral. Mereka memberikan nasihat, menyelesaikan konflik, dan memimpin gerakan sosial. Ulama berperan penting dalam menjaga dan mengembangkan tradisi Islam di Indonesia. 

Mereka menulis kitab, menerjemahkan teks-teks klasik, dan mengembangkan pemikiran Islam yang sesuai dengan konteks lokal.Beberapa ulama terlibat dalam politik dan berperan sebagai penasihat raja atau pemimpin daerah. Mereka juga terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap penjajah.

Jaringan dan Hubungan ulama abad ke 17 Masehi luas dan menyangkut berbagai kepentingan, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Jaringan lokal ulama memiliki jaringan yang kuat di wilayah masing-masing. Mereka menjalin hubungan dengan para pemimpin daerah, tokoh masyarakat, dan ulama lainnya. 

Jaringan regional ulama dari berbagai wilayah di Indonesia saling berhubungan dan bertukar ilmu pengetahuan. Mereka juga terlibat dalam kegiatan keagamaan bersama, seperti pengajian dan kerjasama. Jaringan internasional beberapa ulama memiliki hubungan dengan ulama di luar negeri, seperti di Makkah, Madinah, dan Mesir. Mereka belajar di sana, membawa kembali ilmu pengetahuan, dan menyebarkannya di Indonesia.

Keluasan jaringan ulama Indonesia abad 17 dicatat para peneliti di antara tokoh-tokoh terkemukanya adalah Syekh Yusuf, ulama dan pemimpin tarekat yang terkenal dengan perlawanannya terhadap penjajah Belanda di Banten. 

Syekh Burhanuddin ulama dan penulis kitab yang berpengaruh di Sumatera utamanya di Minangkabau, yang makamnya sampai saat ini diziarahi umat Islam di Ulakan Pariaman Sumatera Barat. Syekh Abdul Muhyi ulama dan pemimpin tarekat Syattariyah yang terkenal di Cirebon Jawa Barat. (Bacaan luas tentang Jaringan Ulama abad 17 Masehi telah ditulis oleh Azyumardi Azra, Penerbit Mizan). 

Tantangan dan perkembangan ulama abad 17 masehi dalam menghadapi pengaruh kolonial. Kolonialisme Belanda berusaha untuk mengendalikan dan membatasi pengaruh ulama. Mereka mendirikan sekolah-sekolah Barat dan menyebarkan ideologi sekuler. Realitas ini ditantang ulama sampai memunculkan pembaharuan Islam. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, muncul gerakan modernis yang berusaha untuk memperbarui pemikiran Islam dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman. Ulama memainkan peran besar merintis dan merebut kemerdekaan. Ulama memainkan peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka memberikan dukungan moral dan spiritual kepada para pejuang dan terlibat dalam gerakan politik.

Jaringan ulama di Indonesia pada abad ke-17 merupakan faktor penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Mereka berperan sebagai pengawal tradisi, pemimpin masyarakat, dan pembimbing spiritual. Jaringan mereka yang luas dan kompleks memungkinkan penyebaran ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan gerakan sosial yang berpengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat.

Penting untuk dikaji lebih dalam dan akhirnya akan mudah menerimanya bahwa kedudukan, peran, fungsi dan makna perjuangan Syekh Burhanuddin Ulakan dalam masanya – abad ke 17 masehi – adalah jelas seiring sejalan dengan ulama besar lainnya di nusantara. Karya tulis Syekh Burhanuddin yang sudah divalidasi oleh ilmuwan arkeologi nasional, evidensi (pengakuan masyarakat) yang ditandai kegiatan Syafar, dan ziarah, silsilah tarekat dan penganut tarekat Syattariyah di nusantara adalah fakta ilmiah dan realita sosial sejarah yang tentu mesti dihargai sebagai khazanah umat dan bangsa. 

TURAS (WARISAN) SYEKH BURHANUDDIN ULAKAN

Baiah (komitmen) Ulakan yang sudah menyejarah (Syekh Burhanuddin Ulakan lahir 1646 M – wafat 20 Juni 1704 M) saat ini sudah menjadi turas atau tradisi baik. Turas (warisan) adalah sesuatu yang hadir dan menyertai kekinian, yang berasal dari masa lalu, apakah itu masa lalu kita atau masa lalu orang lain, ataukah masa lalu orang lain, ataukah masa lalu itu yang jauh atau yang dekat.Esensi warisan ulama bagi umat Islam sangatlah penting dan luas. 

Kepentingan warisan paling utama adalah memberikan penjelasan dan pemahaman Islam. Ulama telah menafsirkan Al-Quran dengan mendalam, memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang ayat-ayat suci.Ulama telah mengumpulkan, mengkaji, dan mengklasifikasikan hadits Nabi Muhammad SAW, memberikan panduan hidup yang autentik. Ulama mengembangkan hukum Islam (fiqh) berdasarkan Al-Quran dan hadits, memberikan pedoman praktis dalam berbagai aspek kehidupan. Mereka mengemukakan pemikiran dan argumentasi tentang Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan hubungan manusia dengan-Nya.

Ulama telah berjasa besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Ulama mengembangkan ilmu kalam untuk mempertahankan akidah Islam dari serangan pemikiran lain. Mereka mengembangkan ilmu tasawuf untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah. Ulama mengembangkan ilmu falak untuk menentukan waktu sholat, arah kiblat, dan perhitungan kalender Islam. Ulama juga berkontribusi dalam pengembangan ilmu kedokteran, seperti pengobatan herbal dan ilmu anatomi.

Ulama telah sukses meningkatkan kualitas dan jati diri umat melalui pembinaan akhlak dan moral. Ulama mengajarkan etika Islam yang luhur, seperti kejujuran, amanah, kasih sayang, dan toleransi. Mereka berperan penting dalam membentuk karakter umat Islam yang berakhlak mulia dan berbudi luhur. Ulama menjadi pemimpin spiritual dan moral, membimbing masyarakat menuju kebaikan dan kesejahteraan. Ulama berperan penting dalam menjaga keutuhan Islam dari penyimpangan dan pengaruh negatif. Mereka menyebarkan Islam ke berbagai penjuru dunia, baik melalui dakwah, pendidikan, maupun karya tulis. Ulama terus mengembangkan dan memperkaya khazanah Islam dengan pemikiran dan karya-karya mereka.

Ulama lebih kuat dalam memberikan inspirasi dan motivasi. Ulama menjadi teladan bagi umat Islam dalam hal keimanan, ketakwaan, dan pengabdian kepada Allah. Mereka memotivasi umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Ulama juga menjadi inspirasi bagi umat Islam dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Warisan ulama merupakan harta yang sangat berharga bagi umat Islam. Mereka telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam memahami, mengembangkan, dan menyebarkan Islam. Warisan mereka harus terus dipelajari, dijaga, dan dikembangkan agar Islam tetap relevan dan bermanfaat bagi umat manusia.

Dalam lingkup warisan Syekh Burhanuddin seperti di atas kesemuanya telah menunjukkan manfaat besar bagi masyarakat. Masyarakat Minangkabau dengan jelas dan tegas telah memiliki filosofi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, syarak mangato adat mamakai, syarak mandaki, adat manurun, alam takambang jadi guru dan kaidah moral lainnya adalah warisan ulama sejak masa Syekh Burhanuddin sampai ulama berikutnya. 

Akhirnya patut ditegaskan bahwa warisan Syekh Burhanuddin Ulakan di antaranya pengajian kitab ilmu-ilmu agama di Surau halaqah atau mengaji duduk, wirid di masjid dan surau, pengangkatan ulama Tuanku, Qadhi, Imam, Khatib, Labai, urang siak, peringatan Maulud berdikir, mendoa hari baik bulan baik, silsilah tarekat, dan tradisi keagamaan lainnya adalah praktik dan amalan keagamaan yang terus hidup di lingkungan penganut tarekat Syattariyah yang membuktikan kuat pengaruh batiniah, atau Baiah Ulakan. Diharapkan realitas warisan sosial keagamaan, kebudayaan dan peradaban ini dapat dirawat dan dijaga kebaikan serta dipastikan tetap memperkuat ghirah dan perjuangan Islam.ds@20102024.

*Pembina Majlis Silaturahmi Tuanku Nasional

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies