Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Al UIN Imam Bonjol Oleh: Duski Samad

Hari ini Sabtu, 26 Oktober 2024, adalah saat bersejarah bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol, dengan berlangsungnya asesmen lapangan (AL) BAN PT untuk akreditasi. Keberadaan UIN Imam Bonjol sebagai universitas perubahannya telah diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 35 tahun 2017 tentang status baru IAIN sebagai UIN Imam Bonjol Padang. 

Asesmen lapangan yang dilakukan oleh 4 (empat) orang asesor Prof. Thib Raya, dari UIN Jakarta, Prof. Ris'an Rusli, dari UIN Palembang, Prof. Syamsul Ni'am dari UIN Tulanggung dan Prof. Deni Kamaluddin, Ph.D dari UIN Bandung dengan didampingi tim BAN PT yang bertugas melakukan visitasi untuk mengecek kesiapan UIN Imam Bonjol untuk menuju kampus unggul.

Setelah 7 (tujuh) tahun konversi IAIN menjadi UIN Imam Bonjol. Esensi perubahan IAIN menjadi UIN adalah peningkatan status dan peran perguruan tinggi agama Islam menjadi lebih komprehensif dan bereputasi global. 

Perubahan dari IAIN (Institut Agama Islam Negeri) menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) menandakan peningkatan status akademik perguruan tinggi tersebut. UIN memiliki kewenangan yang lebih luas dalam pengembangan kurikulum, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pengembangan kurikulum, UIN memiliki kebebasan yang lebih besar dalam mengembangkan kurikulum yang lebih komprehensif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Kurikulum UIN Imam Bonjol tidak hanya berfokus pada ilmu agama, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan umum dan teknologi.

Peningkatan kualitas riset UIN diharapkan dapat meningkatkan kualitas penelitian di bidang agama dan ilmu pengetahuan lainnya. Hal ini akan mendorong pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbasis nilai-nilai Islam.

Peningkatan peran global, UIN diharapkan dapat berperan aktif di kancah internasional dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran. Hal ini akan meningkatkan citra Islam di mata dunia.

Peningkatan kualitas SDM. UIN diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja. Lulusan UIN diharapkan memiliki kompetensi yang tinggi di bidang agama dan ilmu pengetahuan lainnya.

Perubahan IAIN menjadi UIN merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas dan peran perguruan tinggi agama Islam dalam menghadapi tantangan global. 

INTEGRASI DAN JANGKAR PERADABAN 

Visi besar UIN Imam Bonjol sudah dibakukan dalam visi, misi dan arah kebijakan hakikatnya adalah integrasi komperhensif ilmu pengetahuan, keislaman dan kebudayaan untuk menghadirkan UIN Imam Bonjol menjadi kampus peradaban.

Ikhtiar dan kerja keras pimpinan dan semua civitas akademika untuk pencapain akreditasi institusi unggul UIN Imam Bonjol dimaksud untuk akselarasi dan transformasi UIN Imam Bonjol menjadi kampus bereputasi internasional. 

Sejarah kelahiran Universitas Islam di Minangkabau (baca Sumatera Barat) bermula dari IAIN Imam Bonjol Padang diresmikan berdirinya pada 29 November 1966, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI No. 77/1966 tertanggal 21 November 1966. 

Dalam buku profil UIN Imam Bonjol ditulis Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang sebagai penyelenggara pendidikan tinggi agama Islam memiliki posisi penting dan strategis di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Apalagi untuk daerah Sumatera Barat dengan budaya Minangkabau yang terkenal dengan semboyan “Adat Basandi Syara’ dan Syara’ Basandi Kitabullah. Syara’ Mangato dan Adat Mamakai”. Artinya, adat Minangkabau didasarkan kepada ajaran Islam dan nilai-nilai agama Islam diterima dan dilaksanakan oleh adat.

Ulama, umara dan profesional adalah profil lulusan UIN Imam Bonjol.

Mewujudkan cita-cita untuk mampu menunjukkan persaingan di tingkat universitas global. 

ASESOR DATA DAN BUKTI 

Asesor itu mengkonfirmasi data yang sudah dikirimkan untuk dibuktikan. Asesmen lapangan adalah untuk membuktikan institusi ini punya civitas secara bersama. UIN itu mesti saling mendukung, jika ada internal yang tak dukung Rektor, itu mesti diluruskan, begitu sambutan asesor senior Prof. Thib Raya. 

Dalam diskusi dengan asesor yang membidangi alumni dan stakeholder Prof. Syamsul Ni'am terungkap betapa besarnya dukungan alumni dan stakeholder dalam akselerasi kampus bereputasi global. 

Bank kerjasama UIN, yang diwakili BSI dan Bank Nagari menjelaskan kerjasama saling menguntungkan bukan saja pengelolaan keuangan tetapi juga tenaga dosen, beasiswa, CSR, dan proyek bersama pengembangan masyarakat. BSI sudah mengalokasikan dana 500 lebih untuk pemberdayaan dan pengabdian madu galo-galo. 

Beberapa catatan penting pada asesmen lapangan adalah berkaitan dosen. Jumlah dosen UIN Imam Bonjol sebanyak 396 orang, dimana guru besar ada 27 orang (hanya 7 persen) dan yang terbaru 3 orang. Saat ini ada 11 orang sedang diusulkan, itu panjang jalannya. Perlu desakkan doa dari calon Professor. Segeralah usulkan Professor yang belum.

Menyongsong pengelolaan birokrasi automasi, maka dokumen kerjasama (MoU) tidak akan ada nilai tanpa MoA, selanjutnya PKS, maka operator dan website harus up date dan diperhatikan oleh pimpinan. Begitu juga dengan PD Dikti harus diperhatikan. Pengembangan kelembagaan harus ditunggu dulu akreditasi unggul. Internasionalisasi mesti lebih diperkuat kerjasama.

Kerjasama agar diperhatikan melahirkan output untuk mahasiswa, dosen, yang ujungnya kolaborasi, begitu juga kerjasama Pemda dan nasional.

Perlu diingatkan maka perlunya dosen itu Professor, ilustrasinya S2 mata kailnya 2, S3 mata kail 3, Professor 4 mata kail, bahkan jadi pukat Harimau. Professor berdampak pada prodi, fakultas dan universitas dan bangsa. 

Akhirnya, alhamdulillah AL UIN Imam Bonjol berjalan lancar, menyenangkan dengan candaan dari asesor senior Prof. Thib Raya. Semoga hasil terbaik, Unggulnya UIN Imam Bonjol menjadi kenyataan. Amin.gedung@J26102024.

*Ketua Senat UIN Imam Bonjol Padang

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies