 |
Beda tapi tak pecah maksudnya perbedaan tidak selalu membawa perpecahan. Perbedaan itu sunnatullah yang mesti disikapi dengan wajar dan baik-baik saja.
Topik beda tapi tak pecah sama pesannya seperti yang disebut dalam pepatah adat Minangkabau ratak tak malampai taro.
Kearifan adat Minangkabau yang dibakukan dalam pepatah, petitih, pantun, gurindam dan sejenisnya itu adalah nilai dasar yang menjadi pedoman tata laku, gaya dan karakter setiap anak nagari Minangkabau.
Pepatah ratak indak malampaui taro yang menjadi tema tulisan ini di antara pesannya adalah retak, perbedaan adalah keniscayaan, namun yang perlu diingatkan keretakan atau perbedaan itu tidak menjadi sumber perpecahan, agar dapat diletakkan secara proporsional.
Ajaran al Quran telah dengan jelas meniscayakan keretakkan dalam makna ada perbedaan yang tetap biarkan dan dibolehkan seperti aslinya. Contoh nyata dalam relasi antar umat beragama. Surat al Kafirun nama dan kontennya menunjukkan tak ada kait mengait antar umat Islam dengan non muslim, hebatnya itu hanya dibingkai dalam hal aqidah, syariah dam peribadatan. Garis tegas lakum dinukum wali yadiin adalah prinsip yang tak akan diungkai lagi, namun maknanya memberikan kesempatan untuk berbeda, tetapi tidak pecah. Perbedaan dalam hubungan aqidah dan ibadah tidak mesti membuat umat Islam bermusuhan dengan non muslim. Karena agamamu bagi kamu dan agamaku bagiku.
Memang relasi antar umat lintas agama dalam bidang muamalah terbuka ruang luas, beda halnya dalam ibadah dan aqidah yang sifatnya ittibai' wa tauqifi (lakukan menurut apa adanya, karena ia berasal dari wahyu yang pasti adanya). Sedangkan urusan dunia, kamu lebih tahu urusan duniamu, begitu petunjuk Rasul.
Kepastian tegasnya kelurusan dan privatnya ibadah dan aqidah, diperkuat dalam sunnat, praktik kehidupan Nabi. Pada surat al Mumtahanah ayat delapan firman suci menegaskan tidak ada larangan berbuat baik dan berlaku adil kepada entitas umat yang tidak memusuhi dan tak mengusir muslim dari tanah airnya.
Kebaikan dan keadilan adalah frame relasi antar umat yang menjadi core dari semua jenis hubungan. Hubungan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayan wajib atas dasar kebaikan artinya dapat diterima secara universal, bukan kebaikan sepihak, tidak pula atas dasar dominasi, dan power subordinet.
Keadilan adalah hubungan kemanusiaan yang beradab. Keadilan untuk semua tanpa beda etnis, ras, aliran politik dan dasar kemanusiaan universal.
Keadilan yang disertai hubungan diskriminatif, belah bambu dan pandangan superiotas adalah adil yang semu dan mengancam keadilan yang benar.
Dalam etik politik Islam Rasul Muhammad saw dan sahabatnya mencontohkan terjadinya konflik dan hubungan antar bangsa dan agama tidak ada yang terjadi begitu saja, pasti ada proses etik sebelumnya. Misalnya dikirimi surat atau utusan.
GANTIANG INDAK PUTUIH
Dalam percakapan sosial ungkapan gantiang indak putuih, maksudnya tidak semua keadaan seragam, ada pengecualian. Untuk yang rumit agar ditahan dulu, jangan cepat diambil keputusan.
Sikap keagamaan khususnya dalam antar umat beragama diperlukan keluwesan dan kelapangan berfikir, selain aqidah, ibadah dan syariah. Membuat batas dan mengisolasi diri dalam pergaulan tidak produktif dan tidak mencerminkan Islam rahmatan lil alamin.
Kesimpulan yang hendak disampaikan bahwa perbedaan antar iman adalah alamiah saja. Berbeda iman tidak membuat putus hubungan kemanusiaan. Beragam informasi tentang hubungan beda iman dituntut kembali pada pijakan utama. Beda aqidah, syariah, ibadah, simbol, perayaan dan rumah ibadah adalah milik masing-masing iman, tak perlu dicari titik temu, memang ia berbeda. Sedangkan hubungan ekonomi, sosial, budaya, kebangsaan adalah hubungan yang saling menghargai. Indah sekali bimbingan kitab suci surat al mumtahanah ayat delapan, kebaikan dan keadilan dasar untuk semua dalam muamalah. Semoga rukun, damai dan harmoni terus terjaga. Amin@11092024
*Ketua FKUB Provinsi Sumatera Barat
