Para ulama dan tokoh masyarakat dalam peringatan maulid nabi di Surau Pakuburan Lubuak Pua. (foto titip elyas) |
PADANG PARIAMAN, Sigi24.com -- Pada pukul 00.15 WIB dini hari, Rabu, 18 September 2024, suasana di kantor sekretariat Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto, Padang Pariaman terasa hening namun penuh kekhidmatan.
Di tengah suasana malam yang sunyi itu, Titip Elyas Tuanku Sulaiman, koresponden MU-ONLINE1, Sigi 24, Kompasiana, dan MinangkabauNews, bersiap melakukan wawancara eksklusif dengan John Hendri Tuanku Bandaro Labay.
Keduanya adalah alumni Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum, dan pertemuan kali ini memiliki makna istimewa.
John Hendri Tuanku Bandaro Labay, yang juga seorang tokoh masyarakat dan senior dari Titip Elyas, siap berbagi cerita tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan di Surau Pakuburan, sebuah tradisi sakral yang telah berlangsung selama puluhan tahun di komunitas mereka.
John Hendri, dengan penuh antusiasme, memulai penuturannya tentang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diadakan sekali dalam lima tahun di surau bersejarah tersebut.
"Maulid Nabi Muhammad SAW di sini melibatkan seluruh masyarakat, baik yang di kampung maupun dari rantau," ujarnya.
Perayaan tersebut tidak hanya dihadiri oleh warga setempat, tetapi juga alumni pondok, wali santri, serta para santriwan dan santriwati. Tradisi ini, katanya, adalah sebuah wujud kebersamaan yang erat terjalin di tengah masyarakat Lubuak Pua.
Salah satu kegiatan yang sangat dinanti dalam rangkaian acara Maulid adalah tradisi "malamang," di mana sekitar 2000 batang lamang diproses dan dibakar dengan penuh semangat oleh masyarakat.
Proses ini dimulai pada sore hari Senin, 16 September 2024, dan baru selesai menjelang dini hari, tepat pukul 03.00 WIB, Selasa, 17 September 2024. Diiringi oleh aroma harum lamang yang terbakar, masyarakat berkumpul, bersemangat menyiapkan makanan tradisional tersebut.
Malam harinya, acara berlanjut dengan kegiatan "Badikia," sebuah tradisi khas Minangkabau yang menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW sejak beliau dalam kandungan hingga wafat. Dengan irama yang khas, lantunan Badikia membawa pendengar larut dalam kisah-kisah penuh hikmah yang menggugah keimanan.
John Hendri menggambarkan suasana di dalam Surau Pakuburan saat acara berlangsung. Duduk bersila di antara para ulama terkemuka dan tokoh masyarakat, suasana terasa penuh khidmat dan kebersamaan.
Di antara tokoh yang hadir adalah H. Amir Mibat, Khalifah Ungku Bagindo Lubuak Pua; Abuya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, pengasuh pondok pesantren; Afrizal Arif Tuanku Mudo, salah seorang pengurus pesantren; serta Hery Firmansyah Tuanku Khalifah Syaikh Burhanuddin Ulakan ke XV dan H. Abdullah khalidi Tuanku Sidi. Para ulama ini, dengan penuh rasa hormat, menghidupkan suasana Surau Pakuburan dengan kehadiran dan petuah mereka.
Sementara di luar surau, para niniak mamak, cerdik pandai, dan tokoh masyarakat lainnya ikut duduk bersila, menanti giliran untuk berpartisipasi dalam acara.
Bahkan, Babinkamtibmas setempat, Bapak Indra Amrul, turut hadir, menunjukkan betapa eratnya hubungan antara masyarakat dan aparat setempat dalam menjaga tradisi yang mulia ini.
Pada siang hari Rabu, 18 September 2024, masyarakat berkumpul untuk melaksanakan tradisi mengantarkan pohon uang. Pohon tersebut dihiasi dengan uang kertas, dari pecahan seribu hingga seratus ribu rupiah, sebagai wujud sumbangan dan penghormatan terhadap acara Maulid. Diiringi oleh dentuman ritmis dari Tambua Tasa, suara genderang yang ditabuh oleh para pemuda menambah semarak suasana.
Acara Maulid ditutup dengan pembacaan doa bersama pada sore harinya. Setelah itu, seluruh peserta menikmati hidangan nasi Bajamba, tradisi makan bersama yang menggambarkan semangat kebersamaan dan persatuan.
"Acara ini menghabiskan dana sebesar Rp 100.000.000," ujar John Hendri, "dan dana yang terkumpul akan digunakan untuk perbaikan atap Surau Pakuburan serta dinding tepi sungai yang dekat dengan surau."
John Hendri menyampaikan harapannya bahwa acara Maulid Nabi Muhammad SAW di masa mendatang akan semakin semarak dan terus menjadi momen persatuan bagi masyarakat.
Ia juga merasa bangga atas kehadiran tokoh-tokoh penting dalam acara tersebut, seperti Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman, Hengki Irawan, serta pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat. Bahkan, karangan bunga dari Ustadz Jelita Donal, Lc., anggota DPD RI terpilih, turut memperindah suasana.
Persiapan untuk acara Maulid ini, jelas John Hendri, telah dimulai sejak seminggu sebelumnya. Panitia bekerja keras menyiapkan undangan, menggalang dana, dan menyusun rangkaian acara dengan baik. Semua ini dilakukan dengan penuh keikhlasan demi keberlangsungan tradisi dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Wawancara dengan John Hendri Tuanku Bandaro Labay diakhiri dengan rasa syukur dan harapan agar Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua tetap menjadi momen istimewa yang terus dikenang oleh generasi mendatang.
Pewarta: titip elyas