Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua yang Masih Bernama Surau Pekuburan, Begini Kisah Syafi'i Tuanku Bagindo

Syafi'i Tuanku Bagindo 

PADANG PARIAMAN, Sigi24.com -- Pada waktu dini hari, pukul 00.35 WIB, Rabu, 18 September 2024, Titip Elyas Tuanku Sulaiman, koresponden MU-ONLINE1, Sigi 24, Kompasiana, dan MinangkabauNews, tiba di kantor sekretariat Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua. 

Malam itu, ia tengah menjalankan tugas istimewa—mewawancarai Tuo Syafi'i Tuanku Bagindo, seorang senior dari kalangan sesama alumni pesantren yang pernah menjadi murid pertama Abuya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto, Padang Pariaman.

Suasana kantor yang remang-remang tak menghalangi semangat Titip Elyas untuk menggali kisah berharga dari sang narasumber. 

Tuo Syafi'i, seorang tokoh asal Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, mengenang masa-masa awal pesantren tersebut, saat tempat itu masih bernama Surau Pakuburan—sebuah tempat yang penuh dengan cerita misteri dan keangkeran.

"Pada tahun 1995, saya pertama kali belajar di sini bersama Abuya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa," kata Tuo Syafi'i, mengawali wawancaranya. 

Ia mengenang, Abuya H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah Lubuak Pandan, pernah berjanji akan langsung mengantarkan Abuya H. Zainuddin ke Lubuak Pua, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, untuk menjadi pengasuh di Surau Pakuburan.

Mengenang persahabatannya, Tuo Syafi'i menyebut beberapa nama yang pernah bersamanya menuntut ilmu di surau tersebut. 

"Ada Tuo Bidin dari Singgalang, Tuo Ridwan dari Pauh Kambar, dan Tuo Alex dari Pincuran Songsang. Kami sering berkumpul dan berbagi cerita tentang pengalaman di pesantren ini, walaupun tidak jarang diselingi oleh kisah-kisah mistis yang menghantui tempat ini dulu," ujarnya sambil tersenyum.

Menurut Tuo Syafi'i, pada masa-masa awal, tempat itu tak hanya digunakan untuk belajar agama, tetapi juga terkenal akan keangkerannya. 

"Beberapa dari kami sering kesurupan, dan suara-suara aneh sering terdengar di malam hari," tambahnya. Namun, dengan bimbingan sabar dari Abuya H. Zainuddin, mereka perlahan-lahan mampu menghadapi semua tantangan spiritual tersebut.

Salah satu hal yang membuat kisah ini menarik adalah betapa Abuya H. Zainuddin dengan penuh keuletan dan ketabahan terus membina murid-muridnya di tengah segala hambatan. 

Surau Pakuburan pun lambat laun bertransformasi menjadi Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua, sebuah lembaga pendidikan agama yang sekarang dikenal luas dan dihormati.

Wawancara yang dimulai dengan penuh nostalgia ini akhirnya berakhir pada pukul 01.20 WIB. Malam semakin larut, namun kisah dan sejarah yang terungkap malam itu menjadi cahaya bagi mereka yang mendambakan pemahaman akan masa lalu yang penuh nilai. 

Titip Elyas menutup buku catatannya, membawa pulang sebuah kenangan berharga dari seorang Tuo yang telah meniti jalan panjang dalam dunia pendidikan agama. (***)

Laporan: titip elyas 

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies