Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Afeksi dan Lapang Dada Oleh: Duski Samad

Dalam dunia pendidikan tiga ranah yang tak dapat dipisahkan, kognitif (ilmu), afektif (sikap) dan psikomotor (penerapan ilmu dan sikap) itu sendiri. Bahasan di sini tentang sikap beragama. 

Sikap beragama adalah cara seseorang dalam menjalani keyakinan agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Ini mencakup bagaimana seseorang memahami dan menjalankan ajaran agama. Memahami ajaran agama dengan benar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji (bagi umat Islam), atau mengikuti ajaran agama lainnya sesuai dengan keyakinannya.

Menjalankan ibadah, melaksanakan ibadah dengan khusyuk dan penuh kesadaran, serta memahami makna di balik setiap ibadah yang dilakukan.

Berinteraksi dengan sesama, menunjukkan sikap toleransi, saling menghormati, dan menghargai perbedaan keyakinan dengan orang lain.

Menjalankan perilaku, menunjukkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti jujur, adil, bertanggung jawab, dan berakhlak mulia.

Bersikap terbuka dan toleran, menerima perbedaan keyakinan dan tidak memaksakan keyakinan kepada orang lain.

Mencari Ilmu agama, selalu berusaha untuk memperdalam ilmu agama dan memahami ajarannya dengan lebih baik.

Beramal dan berbakti, menjalankan amal kebaikan dan berbakti kepada orang tua, keluarga, dan masyarakat.

Sikap beragama yang baik akan tercermin dalam perilaku seseorang yang positif dan bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat. 

Beberapa contoh sikap beragama yang baik bersikap rendah hati dan tidak sombong. Menyadari bahwa dirinya hanyalah hamba Tuhan dan tidak memiliki kekuasaan apa pun.

Bersikap jujur dan amanah, selalu berkata jujur dan menepati janji.

Bersikap toleran dan menghargai perbedaan, menghormati keyakinan orang lain dan tidak memaksakan keyakinan kepada mereka.

Bersikap bertanggung jawab menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Bersikap peduli terhadap sesama membantu orang lain yang membutuhkan dan menunjukkan rasa empati.

Sikap beragama yang baik akan membawa dampak positif bagi kehidupan seseorang dan masyarakat. 

PERUBAHAN SIKAP

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِ سْلَا مِ ۚ وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَ نَّمَا يَصَّعَّدُ فِى السَّمَآءِ ۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ

"Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barang siapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (QS. Al-An'am 6: Ayat 125).

Sifat yang besar sumbangannya untuk membentuk sikap beragama adalah lapang dada menerima Islam itu pintu hidayah, mereka yang sempit hatinya itu penanda orang sesat. Sedangkan orang kafir (tertutup hatinya dengan kebenaran) benci atau phobia Islam. 

Sikap beragama sejatinya adalah pemberian sang Khaliq. Hidayah itu membutuhkan kelapangan hati. Indikasi lapang hati itu menurut Abd al Rauf al Sinkili dalam kitab tanbihul masyi adalah tercapainya puncak keperjalanan (al nihayah) ada tiga level an nihayah itu. 

1. Al Taslim, lapang hati menerima realitas. Ada banyak masalah yang sulit diterima nalar logis, namun ia terjadi. Hati yang lapang menerima kenyataan sebagai itibar, dan taqdir. ASN yang krisis taslim mudah sakit, stres dan sulit bahagia. Hidup yang tak tunggal dan tidak selalu dapat dikendali hanya mudah dijalani bila sikap beragama taslim kuat di hati. Orang tak diberitahu siapa orang tuanya, jumlah rezki, atasan dan kegaiban lainnya, (QS. Ayat terakhir surat Luqman). 

2. Al Ma'lum, dan dipermaklumkan artinya dimaklumi dan memaklumi keadaan yang seharusnya dilakukan (idealnya) lalu diabaikan, lalu timbul masalah. Artinya dibalik kenyataan tidak selalu disesali, diresahkan, ada yang dimaklumi atau dipermaklumkan saja. Sikap Tasawuth, kritis, dan sabar sesuai porsinya.

3. An Nihayah, lurusnya jalan hati dengan kebenaran dan teguh jiwa bersama kehendak Khaliq. Melangitkan jiwa dapat terjadi bila hati lapang, dada tidak sempit. 

VIRUS HATI. Lapang dada mudah terjakiti virus. Ada virus ganas yang merusak hati. 

1. Sempit hati. Kesesatan sikap beragama pangkalnya hati yang tak tulus dalam hidup. Orang yang sudah shalat pun masih dapat diserang virus perusak hati. Yukadzzibu biddin. 

2. Najis hati. Hati yang bernajis nampak jelas pada pengidap gejala penyimpangan jiwa, di antaranya penyakit phobia. Mereka demam Islam phobia akan menutupi pintu kebenaran. Awas dan waspadai phobia. Semoga kita dapat terus merawat hati untuk hadirnya radiyallahu anhu wan anhum. Amin. DS#ambon1/4WI @sitebapdg. 05092024.

*Kajian ASN Kanwil Kemenag Sumbar, Jumat, 06 Sept 2024

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies