Foto bersama usai pembukaan rembuk perempuan dan launching Sekoper Paman. (ist) |
PADANG PARIAMAN, Sigi24.com -- Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur membuka acara Rembuk Perempuan, dan sekaligus melaunching inovasi Sekolah Perempuan Padang Pariaman (Sekoper Paman), Senin 19/8/24 di Hall Ikk Parit Malintang.
"Agenda ini digagas sebagai langkah-langkah strategis untuk mempercepat kemajuan perempuan melalui partisipasi penuh dalam proses pengambilan keputusan," demikian diungkapkan Bupati Suhatri Bur saat mengawali sambutannya.
Kemudian dia menjelaskan, tahun 2023, Indeks Pemberdayaan Gender (IGD) Kabupaten Padang Pariaman adalah 47,79. Ini menunjukan masih rendahnya peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik.
IDG menitik beratkan pada partisipasi, dengan cara mengukur ketimpangan gender di bidang ekonomi, partisipasi politik, pengambilan keputusan dan sektor lainnya.
"Oleh karena itu sekolah perempuan bisa menjadi salah satu solusi untuk memberdayakan perempuan," katanya.
Selanjutnya Bupati Suhatri Bur mengapresiasi Kepada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang telah menggagas acara ini. Kegiatan ini dimaksudkan mendukung perempuan Padang Pariaman untuk berorganisasi, berkarya dari segala bidang.
"Tentunya dengan tidak menghilangkan kodratnya sebagai seorang istri dari suaminya, dan seorang ibu dari anak-anaknya," imbuhnya.
Terakhir Suhatri Bur mengajak perempuan Padang Pariaman untuk terus terlibat aktif dan mengambil peran dalam pembangunan.
Kepala Dinas Sosial P3A Padang Pariaman Sumarni melaporkan, rembuk perempuan merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan.
"Perdana rembuk perempuan digelar di Padang Pariaman. Di sini kita melakukan penjaringan isu-isu strategis, krusial dan partispasi perempuan dari kelompok perempuan dan penyandang disabilitas, untuk didengar keluhan, harapan dan aspirasinya," ujarnya.
Menurut dia, rembuk dilakukan untuk memenuhi hak perempuan dalam akses, kesempatan, perlindungan dan rasa aman yang setara di masyarakat, sebagaimana telah dijamin negara.
Berikut aspirasi perempuan Padang Pariaman yang mengangkat isu-isu yang hangat dan berkembang di tangah masyarakat, dari berbagai Organisasi Wanita.
Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) membahas isu mengenai rendahnya keterlibatan dan pemberdayaan perempuan, dalam sektor ekonomi, Dharma Wanita Persatuan mengangkat isu mengenai pencegahan pernikahan siri dan pernikahan dini.
Sedangkan Salimah dan Isbanda membahas issue keterlibatan perempuan dan lingkungan, Bhayangkari membahas isu mengenai masih banyaknya perempuan dan anak yang berhadapan dengan hukum.
Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) membahas isu rendahnya keterlibatan perempuan, dalam politik dan kepemimpinan perempuan, sementara IGTKI dan Persit membahas isu tentang peningkatan ketahanan keluarga.
Asiyah membahas maraknya kekerasan terhadap ibu dan anak, sedangkan Ikatan Bidan Indonesia (IBI), membahas isu lemahnya pengetahuan tentang kesehatan perempuan, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan mental.
Terakhir Bundo Kanduang membahas isu tentang masih lemahnya perempuan dalam pendidikan dan pemahaman budaya.
Acara berlangsung meriah dihadiri Oleh perwakilan Dinas Sosial Provinsi, unsur Forkopimda, Ketua TP PKK Padang Pariaman Ny. Yusrita Suhatri Bur, Sekretaris Daerah, Staf Ahli, Asisten, Kepala Perangkat Daerah, seluruh unsur Gabungan Organisasi Wanita (GOW), camat se Padang Pariaman serta seluruh undangan.
Acara launching inovasi Sekoper Paman (sekolah perempuan) Padang Pariaman yang ditandai pemukulan gandang tasa oleh Bupati, didampingi Forkopimda, sekretaris Daerah, Ketua TPP PKK dan Dinas Sosial P3A. (rel/red)