Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Pembinaan Pengurus Masjid Percontohan di Sumatera Barat Oleh: Duski Samad

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN MASJID

Manajemen masjid yang baik adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk ibadah, pembelajaran, dan kegiatan sosial. Ada beberapa aspek penting dalam manajemen masjid.

(1). Kepemimpinan dan Pengelolaan. 

Imam dan Pengurus Masjid. Memiliki integritas, kompetensi, dan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugas. Struktur Organisasi: Terstruktur dengan jelas, melibatkan berbagai pihak seperti pengurus, dewan pengawas, dan komite. Transparansi dan Akuntabilitas: Pengelolaan keuangan dan kegiatan masjid transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

(2). Ibadah dan Kegiatan Keagamaan:

Jadwal Sholat tepat waktu dan teratur, dengan imam yang berkualitas. Khotbah Jumat berisi pesan-pesan yang inspiratif, relevan, dan mudah dipahami. Program Keagamaan menyelenggarakan pengajian, kajian, dan kegiatan keagamaan lainnya yang bermanfaat. Pengajaran Agama menyediakan kelas mengaji, tahfidz, dan pendidikan agama lainnya untuk anak-anak dan dewasa.

(3). Pemeliharaan dan Kebersihan:

Kebersihan Masjid: Terjaga kebersihan dan kerapian masjid, termasuk tempat wudhu, toilet, dan area sekitar. Perawatan Bangunan: Melakukan perawatan rutin dan perbaikan jika diperlukan untuk menjaga kondisi bangunan masjid. Pengadaan Perlengkapan: Menyediakan perlengkapan ibadah yang lengkap dan berkualitas, seperti sajadah, mukena, Al-Quran, dan lain-lain.

(4). Hubungan Masyarakat dan Sosial:

Komunikasi yang Baik: Membangun komunikasi yang baik dengan jamaah, masyarakat sekitar, dan pihak terkait. Kegiatan Sosial: Menyelenggarakan kegiatan sosial seperti santunan, bantuan bencana, dan program kemasyarakatan lainnya. Kerjasama Antar Lembaga: Membangun kerjasama dengan lembaga lain untuk meningkatkan program dan kegiatan masjid.

(5). Teknologi dan Informasi:

Memanfaatkan website dan media sosial untuk menyebarkan informasi, program, dan kegiatan masjid. Mengimplementasikan sistem informasi untuk pengelolaan data jamaah, keuangan, dan kegiatan masjid. Melakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui kekurangan dan meningkatkan kinerja manajemen masjid. Terus berinovasi dan kreatif dalam mengembangkan program dan kegiatan masjid. Melibatkan jamaah dalam kegiatan masjid untuk meningkatkan rasa memiliki dan partisipasi.

Manajemen masjid yang baik membutuhkan kerja sama dan dedikasi dari semua pihak. Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas, masjid dapat menjadi pusat ibadah, pembelajaran, dan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat. Masjid yang sudah baik manajemen itu adalah percontohan bagi masjid lainnya. Manajemen yang baik dapat efektif bila prinsip kepemimpinan masjid efektif. 

Ketaqwaan dan Kejujuran:

Ketaqwaan: Imam dan pengurus masjid harus menjadi teladan dalam menjalankan ajaran Islam, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan tugas di masjid. Kejujuran dalam mengelola keuangan masjid, transparansi dalam pengambilan keputusan, dan integritas dalam menjalankan tugas sangat penting.

Keahlian dan Kompetensi:

Ilmu Agama: Imam harus memiliki pemahaman yang kuat tentang Islam, khususnya dalam bidang fikih, tafsir, dan hadits. Kemampuan Berkomunikasi: Imam harus mampu menyampaikan pesan agama dengan jelas, mudah dipahami, dan menarik. Kemampuan Mengelola: Pengurus masjid harus memiliki kemampuan mengelola keuangan, sumber daya manusia, dan kegiatan masjid.

Kemanusiaan dan Keadilan:

Kemanusiaan: Imam dan pengurus masjid harus bersikap ramah, peduli, dan membantu kepada semua jamaah, tanpa membeda-bedakan. Keadilan: Pengambilan keputusan dan pengelolaan masjid harus adil dan merata, tanpa memihak kelompok tertentu.

Kerjasama dan Konsultasi:

Kerjasama: Imam dan pengurus masjid harus bekerja sama dengan baik, saling mendukung, dan menghargai pendapat satu sama lain. Konsultasi: Pengambilan keputusan penting sebaiknya dilakukan melalui konsultasi dengan para tokoh agama, jamaah, dan pihak terkait.

Kepemimpinan yang Berorientasi pada Jamaah: 

Memenuhi Kebutuhan Jamaah:Masjid harus menjadi tempat yang nyaman dan bermanfaat bagi jamaah, baik untuk beribadah, belajar, maupun bersosialisasi. Menjadi Pusat Kegiatan Umat: Masjid harus menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial, seperti pengajian, kajian, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

Kepemimpinan yang Berwawasan Masa Depan:

Inovasi: Imam dan pengurus masjid harus terus berinovasi dalam mengembangkan program dan kegiatan masjid agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman. Pemberdayaan: Masjid harus menjadi tempat untuk memberdayakan umat, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan sosial.

Kepemimpinan yang Bersifat Islami: 

Menjalankan Sunnah:Imam dan pengurus masjid harus menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam memimpin dan mengelola masjid. Meneladani Para Sahabat: Imam dan pengurus masjid harus meneladani para sahabat Nabi Muhammad SAW dalam hal ketaqwaan, kejujuran, dan kepemimpinan. Prinsip-prinsip ini saling terkait dan harus diterapkan secara seimbang untuk mencapai tujuan utama masjid, yaitu sebagai pusat ibadah, pendidikan, dan dakwah.

MASJID DAN PEMBERDAYAAN UMAT 

Masjid memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pemberdayaan umat.

1. Pendidikan dan Pengembangan Diri:

Menyelenggarakan kelas keagamaan: Menawarkan kelas Al-Quran, hadits, fiqih, akidah, dan ilmu-ilmu agama lainnya untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan Islam. Membuka program pendidikan non-formal: Menyelenggarakan kelas keterampilan, bahasa, komputer, dan program pengembangan diri lainnya untuk meningkatkan kualitas hidup umat. Memfasilitasi akses pendidikan formal: Memberikan beasiswa, bantuan buku, dan program bimbingan belajar untuk membantu anak-anak dan remaja dalam meraih pendidikan formal.

2. Ekonomi dan Kewirausahaan:

Menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan: Memberikan pelatihan dan pendampingan untuk membantu umat mengembangkan usaha dan meningkatkan perekonomian. Membangun koperasi atau usaha bersama: Memfasilitasi pembentukan koperasi atau usaha bersama untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Memberikan pinjaman lunak: Memberikan pinjaman lunak dengan bunga rendah atau tanpa bunga untuk membantu umat dalam memulai usaha.

3. Kesehatan dan Kesejahteraan:

Menyelenggarakan program kesehatan: Memberikan layanan kesehatan dasar, penyuluhan kesehatan, dan program imunisasi untuk meningkatkan kesehatan umat. Membangun rumah sakit atau klinik: Membangun fasilitas kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih lengkap. Menyelenggarakan program sosial: Memberikan bantuan kepada kaum dhuafa, yatim piatu, dan orang-orang yang membutuhkan.

4. Sosial dan Kemasyarakatan:

Menyelenggarakan kegiatan sosial: Mengadakan acara keagamaan, sosial, dan budaya untuk mempererat tali silaturahmi dan membangun rasa persaudaraan. Membangun forum dialog: Menyelenggarakan forum dialog antar umat beragama untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan. Menjadi pusat informasi dan komunikasi: Memberikan informasi dan edukasi tentang isu-isu terkini dan penting bagi umat.

5. Teknologi dan Informasi: Memanfaatkan teknologi informasi: Menggunakan website, media sosial, dan aplikasi untuk menyebarkan informasi, mengelola program, dan meningkatkan aksesibilitas. Menyelenggarakan pelatihan digital: Memberikan pelatihan tentang penggunaan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan umat dalam memanfaatkan teknologi. Membangun jaringan dengan lembaga lain: Berkolaborasi dengan lembaga lain untuk meningkatkan efektivitas program pemberdayaan. Penting untuk diingat bahwa strategi pemberdayaan umat harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. Masjid harus menjadi tempat yang inklusif dan ramah bagi semua orang, serta menjadi pusat kegiatan yang bermanfaat bagi umat.

INDIKATOR MASJID PERCONTOHAN

Indikator masjid percontohan bisa dilihat dari berbagai aspek, berikut beberapa contohnya:

(1). Aspek Keagamaan:

Ketaatan terhadap ajaran Islam: Masjid menjalankan semua rukun Islam dengan benar dan konsisten, seperti sholat berjamaah, adzan tepat waktu, dan kegiatan keagamaan lainnya. Kualitas khutbah dan ceramah: Khutbah dan ceramah yang disampaikan di masjid berbobot, inspiratif, dan sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Program keagamaan yang beragam: Masjid menyelenggarakan berbagai program keagamaan yang bermanfaat bagi jamaah, seperti pengajian, kajian kitab, kelas tahfidz, dan kegiatan sosial keagamaan. Kebersihan dan kerapian: Masjid selalu bersih, rapi, dan nyaman untuk beribadah.

(2).Aspek Sosial:

Keterlibatan aktif dalam kegiatan sosial: Masjid aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti membantu kaum dhuafa, peduli lingkungan, dan membangun kerukunan antar umat beragama. Menjadi pusat kegiatan masyarakat: Masjid menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berbagai kegiatan, seperti pertemuan, seminar, dan acara sosial lainnya. Memiliki program pemberdayaan masyarakat: Masjid memiliki program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti pelatihan keterampilan, usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan pendidikan anak. Memiliki sistem manajemen yang baik: Masjid memiliki sistem manajemen yang transparan dan akuntabel, sehingga pengelolaan dana dan kegiatan berjalan dengan baik.

(3). Aspek Fisik:

Arsitektur yang megah dan representatif: Masjid memiliki arsitektur yang indah dan megah, sehingga menjadi ikon bagi masyarakat sekitar. Fasilitas yang lengkap dan memadai: Masjid memiliki fasilitas yang lengkap dan memadai, seperti ruang sholat, tempat wudhu, toilet, ruang serbaguna, dan taman. Keamanan dan kenyamanan: Masjid memiliki sistem keamanan yang baik dan lingkungan yang nyaman untuk beribadah.

(4). Aspek Lainnya:

Keberadaan imam dan pengurus yang kompeten: Masjid memiliki imam dan pengurus yang memiliki pengetahuan agama yang luas dan mampu memimpin jamaah dengan baik. Komunikasi yang efektif dengan jamaah: Masjid memiliki sistem komunikasi yang efektif dengan jamaah, sehingga informasi dan kegiatan dapat tersampaikan dengan baik. Keberlanjutan program: Masjid memiliki program yang berkelanjutan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. 

Tentu saja, indikator masjid percontohan dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebutuhan masyarakat setempat. Namun, secara umum, masjid percontohan adalah masjid yang mampu menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat, serta menjadi contoh bagi masjid-masjid lainnya.

PENUTUP 

Kementerian Agama RI telah menetapkan penilaian masjid percontohan mencakup sejumlah kategori, yaitu: Masjid Raya Percontohan, Masjid Agung Percontohan, Masjid Besar Percontohan, Masjid Jami’ Percontohan, Masjid Bersejarah Percontohan, dan Masjid Tempat Publik Percontohan. Sedangkan untuk kategori masjid ramah yaitu Masjid Ramah Anak dan Perempuan, Ramah Difabel dan Lansia, Ramah Lingkungan, Ramah Keragaman, dan Ramah Musafir serta Dhuafa.

Tujuan memberikan gelar masjid percontohan pada sebuah masjid adalah benar-benar masjid tersebut memberi contoh dan dapat dicontoh oleh masjid-masjid lain yang ada di daerah tersebut. Misalnya Masjid Raya Percontohan maka Masjid Raya tersebut dapat dicontoh, memberi contoh dan membina Masjid-masjid Agung di kabupaten/kota. Masjid Agung memberi contoh dan membina Masjid Besar. Masjid Besar memberi contoh Masjid Jamik.

Jadi Masjid Percontohan adalah Masjid yang memberi contoh dan dapat di contoh oleh masjid masjid yang lain baik bidang Idarah, Imarah, dan Riayah. Apapun keadaan pengelolaan masjid memerlukan jiwa jihad pengurus dan semua stakeholder kemasjidan. Semoga motivasi masjid percontohan ini manjadi inspirasi bagi masjid lain di Nusantara. Ds#26082024. 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies