Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman Tuanku Afredison memberikan materi dalam pelatihan kapasitas ekonomi kreatif pemuda dan santri. (titip elyas) |
PADANG, Sigi24.com -- Pada tanggal 18 hingga 20 Agustus 2024, Premier Basko Hotel menjadi saksi dari sebuah inisiatif penting yang dihadiri oleh 30 orang peserta, terdiri dari santri, pemuda-pemudi milenial, serta pelaku usaha yang sudah berpengalaman.
Pelatihan ini berfokus pada peningkatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif di sub sektor kuliner, dengan topik utama mengenai keterampilan menjadi seorang barista profesional.
Kegiatan ini tidak hanya sebatas pelatihan teknis, tetapi juga sarat dengan wawasan tentang bagaimana pemerintah setempat, khususnya Kabupaten Padang Pariaman, berperan dalam mendorong ekonomi kreatif di kalangan generasi milenial.
Hari pertama pelatihan, tepatnya di sesi siang, diisi oleh Tuanku Afredison, anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman yang juga aktif di Komisi II, yang berfokus pada peningkatan kapasitas generasi milenial.
Dalam penyampaiannya, Tuanku Afredison menekankan, bahwa pemerintah berperan sebagai fasilitator dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif di daerah tersebut.
Menurutnya, peran pemerintah bukanlah sekadar mengadakan pelatihan tanpa arah yang jelas, melainkan memastikan bahwa pelatihan tersebut dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi para pesertanya.
Ia menegaskan, bahwa pelatihan semacam ini tidak boleh dianggap eksklusif atau hanya diperuntukkan bagi segelintir orang saja. Sebaliknya, semua pihak yang terlibat harus dilibatkan dalam proses evaluasi untuk memastikan keberhasilan mereka dalam mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan.
"Pelatihan ini bukan hanya sekedar formalitas. Kita semua berharap para peserta benar-benar berhasil dalam usaha mereka. Namun, untuk mencapai itu, kita harus memahami bahwa ilmu yang didapatkan tidak boleh setengah-setengah. Ilmu itu harus matang, sehingga dapat diaplikasikan dengan baik dalam usaha," ujar Tuanku Afredison dengan penuh keyakinan.
Ia juga menyampaikan, bahwa produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha harus memiliki nilai tambah, salah satunya melalui pengemasan yang menarik.
"Produk itu harus memiliki kemasan yang bagus. Ini bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang bagaimana produk tersebut dipresentasikan kepada konsumen," tambahnya.
Dalam pelatihan ini, peserta tidak hanya diajarkan keterampilan teknis menjadi barista, tetapi juga diberikan pemahaman tentang pentingnya inovasi dan strategi bisnis yang tepat, untuk mempertahankan dan mengembangkan usaha mereka.
Tuanku Afredison berharap, bahwa pelatihan ini akan menjadi batu loncatan bagi para peserta untuk menemukan jalan keluar dari tantangan-tantangan yang mungkin mereka hadapi di masa depan.
"Dalam hidup, kita harus terus mencari ilmu, karena ilmu itulah yang akan membuka jalan bagi kita. Jangan pernah takut untuk belajar lebih banyak, karena dengan ilmu yang matang, kita akan mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada," pungkasnya.
Hari pertama pelatihan ini ditutup dengan semangat yang tinggi dari para peserta, yang siap menyerap ilmu lebih banyak di hari-hari berikutnya.
Dukungan dari pemerintah, melalui figur-figur seperti Tuanku Afredison, memberikan mereka dorongan moral yang kuat untuk terus berjuang dan mengembangkan diri dalam bidang ekonomi kreatif, khususnya di sub sektor kuliner yang tengah berkembang pesat di era milenial ini.
Pewarta: titip elyas