Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Merdeka Genzi Oleh: Duski Samad

Prof. Duski Samad 

Negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai suatu kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Asas idealitas sebuah negara adalah dasar ataupun landasan negara yang mampu menegakkan hukum dalam negaranya dan mampu memberdayakan dan mensejahterakan rakyatnya, baik dari segi ekonomi, pendidikan, keamanan, sosial dan budaya. 

Negara ideal disebut al Quran dalam beberapa konsep, baldatun thayyibatun dan, baladan aminan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, "Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian," Dia (Allah) berfirman, "Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 126)

Ayat ini menyatakan bahwa doa nabi Ibrahim as, untuk menjadikan kota Mekkah dan sekitarnya sebagai kota yang aman. Ayat ini memuat doa untuk menjadikan keamanan yang ada di sana berkesinambungan hingga akhir masa. Atau menganugerahi kepada penduduk dan pengunjungnya kemampuan untuk menjadikannya aman dan tentram.

Di dalam al-Quran terdapat doa nabi Ibrahim a.s yang beredaksi hampir sama, perbedaannya hanya terletak pada nakirah dan ma’rifat. Yaitu terdapat di surat al-Baqarahayat 126 (yang berbentuk nakirah) dan di surat Ibrahim ayat 35 (yang berbentuk ma’rifat).

Ada dua alasan. Pertama, doa yang terdapat pada ayat 126 surat al-Baqarah menunjukkan bahwa doa tersebut telah dipanjatkan, namun tempat yang ditempati nabi Ibrahim a.s belum berupa sebuah negeri. 

Aman dan sejahtera tidak bisa terwujud bila kekafiran, pembangkangan, korupsi, tawuran, pekat tidak dapat dihentikan.

Allah SWT berfirman meluruskan doa nabi Ibrahim a.s, akan kuberi rezki dan juga

kepada orang kafir hanya diberi kesenangan di dunia saja bahkan boleh jadi lebih senang dari yang beriman, kemudian Allah SWT, memaksa mereka untuk menjalani siksaan yang akan

Allah SWT berikan kepada mereka di neraka. Allah SWT juga memberi rezki kepada orang yang kafir pun di dunia. Allah SWT memang tidak membeda-bedakan baik yang Muslim maupun yang Kafir. Hukum-hukumnya berlaku sama. 

Dalam kehidupan di dunia, menyangkut rezki, perolehan rezki di dunia tidak berkaitan dengan kuat dan lemahnya

seseorang. Orang-orang Kafir pun wajar diberi kesenangan apabila mereka menyesuaikan diri dengan hukum-hukum duniawi yang ditetapkan-Nya namun kesenangan yang diperolehnya

itu, betapapun banyak dan lamanya, hanya sedikit kadar dan waktunya dibanding dengan keadaannya kelak. Karena di akhirat nanti mereka akan mendapat siksa yang pedih.

Wa man kafara fa umatti’uhu dapat pula bermakna orang-orang Kafir lalu Ku-beri kesenangan sedikit atau sementara yakni selama hidup di dunia dengan rezki kemudian di akhirat kelak mereka (orang-orang Kafir) akan menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Dari ayat ini dijelaskan bahwasanya nabi Ibrahim a.s berdoa dengan maksud yakni jadikanlah wilayah ini (Mekkah) sebagai negeri yang aman. Hal ini layak disampaikan beliau karena dilakukan sebelum membangun Ka'bah. Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim, "dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata, "ya Tuhanku, jadikanlah wilayah ini negeri yang aman‟. Dan Allah SWT lebih mengetahui.

MERDEKA GENZI

Makna kemerdekaan bagi Generasi Z adalah sesuatu yang kompleks dan beragam, dipengaruhi oleh konteks sosial, budaya, dan pengalaman pribadi mereka. Berikut beberapa perspektif:

1.Kemerdekaan Digital. 

Akses Informasi. Generasi Z tumbuh dengan internet dan teknologi digital, memberikan akses tak terbatas pada informasi dan perspektif global. Mereka memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide baru, belajar dari berbagai sumber, dan membentuk opini mereka sendiri.

Ekspresi Diri:

Platform media sosial memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri dengan bebas, berbagi kreativitas, dan membangun komunitas online. 

Kebebasan Ekonomi:

Generasi Z melihat peluang baru dalam ekonomi digital, seperti kewirausahaan online dan pekerjaan freelance, yang memberikan fleksibilitas dan kemandirian finansial.

2.Kemerdekaan Individual:

Kebebasan Berpikir:Generasi Z cenderung lebih kritis dan mempertanyakan norma-norma sosial yang ada. Mereka ingin memiliki kebebasan untuk berpikir secara independen, mengejar nilai-nilai pribadi, dan membuat pilihan hidup mereka sendiri.

Kebebasan Berbicara: Generasi Z sangat vokal dalam menyuarakan pendapat mereka tentang isu-isu sosial dan politik. Mereka menggunakan platform online untuk mengadvokasi perubahan dan menuntut akuntabilitas dari para pemimpin.

Kebebasan Berkreasi: Generasi Z memiliki akses ke alat dan platform kreatif yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri melalui seni, musik, desain, dan berbagai bentuk lainnya.

3. Kemerdekaan Sosial:

Toleransi dan Inklusivitas: Generasi Z cenderung lebih toleran terhadap perbedaan dan lebih inklusif dalam menerima berbagai kelompok masyarakat. Mereka menginginkan masyarakat yang adil dan setara bagi semua orang.

Kemandirian dan Kebebasan: Generasi Z ingin memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidup mereka sendiri, tanpa tekanan dari norma-norma sosial atau ekspektasi keluarga. Mereka ingin membangun kehidupan yang bermakna dan berfokus pada kebahagiaan pribadi.

4. Tantangan dan Perjuangan:

Kesenjangan Digital: Meskipun memiliki akses ke teknologi, Generasi Z juga menghadapi tantangan seperti kesenjangan digital, akses internet yang terbatas, dan literasi digital yang rendah.

Ketidakpastian Ekonomi: Generasi Z menghadapi ketidakpastian ekonomi yang tinggi, seperti perubahan iklim, krisis ekonomi global, dan persaingan pekerjaan yang ketat.

Tekanan Sosial: Generasi Z juga menghadapi tekanan sosial yang tinggi, seperti tuntutan untuk sukses, persaingan di media sosial, dan ekspektasi untuk mencapai kesempurnaan.

Makna kemerdekaan bagi Generasi Z adalah sesuatu yang terus berkembang dan dibentuk oleh pengalaman mereka. Mereka menghargai kebebasan digital, individual, dan sosial, tetapi juga menghadapi tantangan dan perjuangan dalam mencapai tujuan mereka. Generasi Z memiliki potensi untuk membentuk masa depan yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan, tetapi mereka membutuhkan dukungan dan kesempatan untuk mencapai potensi penuh mereka.

Kondisi sosial bangsa dan umat hari ini yang penuh tantangan terus bergerak menuju keseimbangan antara keamanan, kesejahteraan dan kebaikan universal. Keamanan terus perlu dijaga dan disiapkan diri, ilmuwan perang menyebut untuk aman perlu senjata.. Untuk sejahtera tidak cukup ekonomi saja, tetapi juga penghargaan terhadap keadilan, kepatuhan dan kesetiaam. DS. 16082024.

*Guru Besar UIN Imam Bonjol

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies