Kadis Pariwisata Muhammad Fadhly bersama anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman Afredison, memberikan materi pelatihan ekonomi kreatif. (foto titip elyas) |
PADANG, Sigi24.com -- Pada tanggal 18 hingga 20 Agustus 2024, Premier Basko Hotel menjadi tempat berlangsungnya pelatihan yang penuh semangat dan inspirasi.
Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari santri, pemuda-pemudi milenial, serta pelaku usaha yang sudah berpengalaman.
Fokus utama dari pelatihan ini adalah meningkatkan kapasitas pelaku ekonomi kreatif di sub sektor kuliner, terutama dalam keterampilan menjadi seorang barista profesional.
Narasumber pertama dalam acara ini adalah Muhammad Fadhly, yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Kadisparpora) Kabupaten Padang Pariaman.
Dalam presentasinya, dia membahas tentang pentingnya pengelolaan ekonomi kreatif di Padang Pariaman, dan harapan untuk munculnya wirausaha muda di berbagai sektor ekonomi kreatif.
Muhammad Fadhly menyampaikan, bahwa wilayah Padang Pariaman memiliki potensi pariwisata yang sangat kaya dan beragam, terbagi dalam tiga kategori wisata utama.
Pertama, wisata Adventure, yang meliputi destinasi seperti Nyarai dan Gunung Tandikek, menawarkan pengalaman petualangan alam yang memukau.
Kedua, wisata Agro yang mencakup wisata kebun pepaya, jambu biji merah, dan kebun cokelat, sebagai contoh dari wisata industri kreatif yang berkembang.
Ketiga, wisata bahari, dengan daya tarik utama seperti pantai dan Talao Park Ulakan, yang menawarkan keindahan pesisir yang menawan.
Dalam paparannya, Muhammad Fadhly juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian pantai, agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Dia memaparkan, bahwa terdapat 140 daya tarik wisata yang tersebar di wilayah kecamatan/nagari di Kabupaten Padang Pariaman, dengan rincian 59 lokasi wisata, 33 lokasi wisata minat khusus, 42 lokasi wisata budaya/sejarah, dan 6 lokasi wisata buatan.
Lebih lanjut, Muhammad Fadhly mendorong pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) di setiap daerah, dan menyarankan agar pelatihan bagi Pokdarwis diadakan secara rutin setiap tahunnya.
Dalam upaya mengembangkan ekonomi kreatif, dia mengajukan tiga metode yang harus diterapkan: Something to see (sesuatu yang bisa dilihat), Something to do (sesuatu yang bisa dilakukan), dan Something to buy (sesuatu yang bisa dibeli).
Dia menekankan, bahwa produk yang dijual haruslah hasil karya lokal, bukan produk yang dibeli dari daerah lain, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan wawasan baru bagi para peserta, tetapi juga membuka peluang untuk memajukan sektor ekonomi kreatif di Padang Pariaman melalui pengembangan keterampilan dan pemanfaatan potensi lokal yang ada.
Pewarta: titip elyas