Oleh: Duski Samad
Refleksi Rapat Kordinasi Daerah (Rakorda) FKUB Provinsi, Kabupaten Kota se Sumatera Barat, 29-30 Agustus 2024 di Hotel Truntum Padang.
Aktor Kerukunan For Rujukan atau referensi oleh masyarakat di Sumatera Barat, begitu core persentasi Asrinaldi, Guru Besar Ilmu Politik Unand, sebagai narasumber pada kegiatan Rakorda FKUB Provinsi, Kabupaten Kota se Sumatera Barat, 29-30 Agustus 2024 di Hotel Truntum Padang.
Pernyataan di atas cukup beralasan, karena memang aktor kerukunan, paling tidak yang menjadi pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Provinsi, Kabupaten Kota adalah tokoh agama, tokoh masyarakat dan aktivis yang menjadi rujukan oleh masyarakat, tak terkecuali dalam menentukan pilihan dalam Pemilihan Umum dan Pilkada 2024 mendatang.
Keberadaan aktor kerukunan sebagai rujukan memerlukan dua karakter khusus, yaitu aktor yang terbuka dan peka. Keterbukaan seseorang tokoh sangat ditentukan oleh integritas, keyakinan, value, dan literasi yang orisinil terhadap politik. Perilaku menyimpang pelaku politik dan aktor politik yang sepertinya menjadikan politik itu kotor, saling menyikut dan penuh dengan intrik adalah masalah yang perlu dijernihkan oleh tokoh informal.
Kepekaan aktor kerukunan adalah kemampuan dan ketajaman dalam mencermati issue terkini dan pada akhirnya disaring untuk disharing atau dibagikan kepada masyarakat agar cerdas dalam membaca informasi. Menumbuhkan kepekaan sosial adalah proses yang berkelanjutan dan membutuhkan usaha yang konsisten. Berikut beberapa cara untuk meningkatkan kepekaan sosial:
1. Tingkatkan Empati:
Berlatih Perspektif: Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Bayangkan bagaimana perasaan mereka, apa yang mereka pikirkan, dan apa yang mereka alami. Dengarkan dengan Seksama: Ketika orang lain berbicara, dengarkan dengan penuh perhatian. Perhatikan bahasa tubuh mereka, nada suara mereka, dan apa yang mereka katakan. Baca dan Tonton Cerita: Novel, film, dan drama dapat membantu Anda memahami pengalaman orang lain dan mengembangkan empati.
2. Berinteraksi dengan Orang yang Berbeda:
Berteman dengan Orang dari Berbagai Latar Belakang: Berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dari Anda dalam hal ras, agama, budaya, dan pengalaman hidup dapat membantu Anda memahami perspektif yang berbeda. Berpartisipasi dalam Kegiatan Komunitas: Bergabung dengan organisasi sukarelawan, kelompok diskusi, atau klub yang melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang. Melakukan Perjalanan: Bepergian ke tempat-tempat baru dan bertemu dengan orang-orang dari budaya yang berbeda dapat memperluas wawasan Anda dan meningkatkan kepekaan sosial.
3. Kembangkan Keterampilan Komunikasi:
Berlatih Berbicara dengan Sopan: Gunakan bahasa yang sopan dan hormat ketika berbicara dengan orang lain. Hindari bahasa yang kasar, menghina, atau diskriminatif. Berlatih Mendengarkan dengan Aktif: Ketika orang lain berbicara, tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan mengangguk, membuat kontak mata, dan mengajukan pertanyaan yang relevan. Berlatih Berkomunikasi dengan Jelas: Ungkapkan pikiran dan perasaan Anda dengan jelas dan ringkas. Hindari bahasa yang ambigu atau membingungkan.
4. Tingkatkan Pengetahuan Anda:
Pelajari tentang Isu Sosial: Bacalah berita, artikel, dan buku tentang isu-isu sosial seperti kemiskinan, diskriminasi, dan ketidakadilan. Ikuti Kursus atau Seminar: Ada banyak kursus dan seminar yang tersedia yang dapat membantu Anda mempelajari lebih lanjut tentang kepekaan sosial dan bagaimana meningkatkannya. Berdiskusi dengan Orang Lain: Berdiskusi dengan teman, keluarga, dan kolega tentang isu-isu sosial yang penting bagi Anda.
5. Berlatih Kesadaran Diri:
Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk merenungkan pikiran, perasaan, dan tindakan Anda. Perhatikan bagaimana Anda bereaksi terhadap orang lain dan situasi yang berbeda. Identifikasi Bias: Sadari bias yang mungkin Anda miliki dan bagaimana bias tersebut dapat memengaruhi cara Anda berinteraksi dengan orang lain. Berlatih Kesabaran: Bersikaplah sabar dan pengertian terhadap orang lain, terutama ketika mereka memiliki perspektif yang berbeda.
Membangun kepekaan sosial adalah proses yang berkelanjutan. Dengan berlatih secara konsisten, Anda dapat mengembangkan empati, memahami perspektif yang berbeda, dan menjadi anggota masyarakat yang lebih peka dan peduli.
AKTOR POLITIK DAN TOKOH AGAMA
Situasi politik dinamikanya lebih ditentukan oleh aktor politik. Aktor politik bukan saja partai politik, pemerintah, tetapi juga tokoh agama, public figure, dan tokoh-tokoh informal, oleh karena semua pihak harus dapat menjelaskan kepada masyarakat tentang politik nilai, moral, regulasi dan perilaku aktor politik. Ada banyak perspektif dan pendapat tentang peran tokoh agama dalam politik. Berikut beberapa poin yang perlu dipertimbangkan:
Perilaku Terpuji: Kejujuran dan Integritas, tokoh agama harus menjunjung tinggi kejujuran dan integritas dalam setiap tindakan politiknya. Mereka harus transparan dalam pengambilan keputusan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Keadilan dan Kesetaraan, tokoh agama harus memperjuangkan keadilan dan kesetaraan bagi semua orang, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau status sosial. Kasih Sayang dan Empati, tokoh agama harus menunjukkan kasih sayang dan empati kepada semua orang, terutama yang membutuhkan. Mereka harus menjadi suara bagi yang tertindas dan membantu mereka yang menderita.
Kebijaksanaan dan Toleransi, tokoh agama harus menunjukkan kebijaksanaan dan toleransi dalam berpolitik. Mereka harus mampu berdialog dengan pihak lain yang berbeda pendapat dan mencari solusi bersama. Kepemimpinan yang Bersih, tokoh agama harus menjadi contoh kepemimpinan yang bersih dan berintegritas. Mereka harus menghindari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Tantangan, konflik kepentingan, peran tokoh agama dalam politik bisa menimbulkan konflik kepentingan antara tugas keagamaan dan tugas politik.Polarisasi, tokoh agama bisa menjadi faktor polarisasi dalam masyarakat, terutama jika mereka menggunakan agama untuk kepentingan politik. Penyalahgunaan Agama, tokoh agama bisa menyalahgunakan agama untuk meraih kekuasaan dan keuntungan pribadi.
Peran tokoh agama dalam politik adalah isu yang kompleks dan sensitif. Ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, termasuk perilaku terpuji yang diharapkan dari mereka. Penting untuk memastikan bahwa tokoh agama menggunakan pengaruh mereka untuk kebaikan dan kesejahteraan masyarakat, tanpa mengorbankan nilai-nilai agama dan moral. Setiap orang memiliki pendapat dan perspektif yang berbeda tentang peran tokoh agama dalam politik.
REKOMENDASI RAKORDA
Rakorda FKUB Provinsi, Kabupaten dan Kota setelah mendengar narasumber: Kepala Kesbangpol Provinsi Sumatera Barat. Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Barat. Prof. Dr. Asrinaldi, Akademisi Unand dan Ketua FKUB Provinsi Sumatera Barat.
Setelah diskusikan materi dan persentasi yang berkaitan dengan pemeliharaan kerukunan di tengah maraknya narkoba, penyakit masyarakat dan kesiapan menghadapi Pilkada 2024, maka dengan ini disampaikan rekomendasi:
Pertama: Mempedomani PBM Mendagri dan Menag Nomor 8 dan 9 tahun 2006 dan realitas sosial di masyarakat bahwa FKUB yang di dalamnya bergabung tokoh umat lintas agama dan tokoh masyarakat adalah salah satu rujukan masyarakat maka perlu kesadaran kolektif Pemerintah daerah, Kementerian Agama, anggota FKUB sebagai aktor kerukunan untuk care, cerdas, dan cermat dalam menempatkan diri dalam kapasitas yang tepat.
Kedua: Pemerintah Provinsi, Kabupaten Kota diminta untuk dengan serius memberikan penguatan FKUB, dalam kebijakan, dan budget dari APBD karena sebagai institusi lintas tokoh agama yang efektif sebagai penyejuk umat lintas umat beragama.
Ketiga: FKUB Provinsi, Kabupaten Kota menyatakan prihatin terhadap marak, akut dan daruratnya narkoba, LGBT, penyakit masyarakat di Sumatera Barat, maka kami minta Pemerintah, dan aparat hukum menegakkan hukum dengan tegas. Kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan semua pihak untuk menyiapkan diri dan ikut berpartisipasi aktif mencegah peredaran narkoba, perilaku menyimpang dan penyakit masyarakat.
Keempat: Berkenaan dengan Pilkada 2024 FKUB Provinsi Kabupaten Kota meminta semua aktor politik berkomitmen kuat untuk menjaga, dan memelihara kerukunan umat dan bangsa dan menjalan politik beradab, beradat dan berakhlak serta memahami realitas politik dalam bingkai regulasi, mencegah adu domba antar masyarakat, dan perilaku tercela lainnya. Padang, 30 Agustus 2024#truntumpadang.
*Ketua FKUB Provinsi Sumatera Barat