Prof. Duski Samad Tuanku Mudo |
Perti menghadirkan surau, kehidupan masyarakat Minangkabau adalah bermula dari surau. Nilai-nilai sosial, budaya dan kepantasan itu semua itu bertapak di surau. Surau kini tergerus dan PC Perti membangkit batang tarandam melalui Festival Surau. Begitu sambutan Pemko Padang yang disampaikan kabag Kesra pada acara pembukaan Festival Surau di komplek Masjid Baiturrahmah Jln By Pass Padang.
Kewajiban semua eksponen masyarakat untuk mewariskan dan menurunkan norma, tradisi dan budaya surau yang sudah terbukti melahirkan anak bangsa hebat di zamannya.
Kebanggaan dan keberhasilan surau masa lalu kini dilakukan sepenuhnya oleh Masjid Jokokariyan sehingga masjid terbaik nasional, begitu penegasan Kabag Sosial Kota Padang.
PERTI DAN TRADISI SURAU
Inisiasi PC Perti Padang bersama Pemuda, Mahasiswa dan Majlis Taklim Perti atas dukungan Pembinanya H.Fadli Amran Datuk Paduko Malano menyelenggarakan Festival Surau pertama adalah kegiatan yang membangkitkan marwah Surau.
Tradisi surau sebagai lembaga agama, adat dan masyarakat adalah kekuatan yang terbukti membawa perubahan di masa lalu, dan tentu ke depan diharapkan ada inovasi lebah baik lagi.
Surau bagi Perti adalah rumah kelahiran, dan tempat tumbuh besar menjadi ormas nasional. Perti dari Nagari menegara, lahir dari rahim nagari Candung 05 Mei 1928 sejatinya adalah produk Surau, orang Surau dan jamaah Surau.
Jelang satu abad Perti rekognisi (pengakuan) Surau sejak awal telah melahirkan tokoh bangsa, cendekiawan dan ulama tanpa disadari mengalami penurunan dan dikalahkan budaya populer, coba diungkit melalui Festival Surau.
Pergerakan Perti Menuju Satu Abad
05 Mei 1928-05 Mei 2028 setelah mengkonsolidasikan diri melalui Perti Ishlah, 20 Oktober 2016, yang dulu pernah satu rumah berbeda kamar, mendapat darah baru dengan dukungan kaum muda terpelajar.
Festival Surau ini bahagian dari kepedulian dan affirmasi keagamaan dari Pembina Perti Kota Padang H.Fadli Amran Datuk Panduko Malano yang dilakukan dikawasan Masjid Baiturrahmah bersamaan dengan Tabligh Akbar mubaligh nasional Ustad Nur Syamsuddin yang sering tayang di Trans TV Jakarta.
Pimpinan Daerah Perti Sumatera Barat memberikan apresiasi dan menyatakan bahwa Festival surau ini adalah ivent yang mengandung nilai keislaman, kebangsaan dan ke-Perti-an, seperti dilihat dari lomba qasidah rebana, shalawat kreasi, cerdas cermat dan Dai cilik yang melibatkan masyarakat secara luas.
Pimpinan Nasional Perti menyatakan bahwa kegiatan Festival Surau Perti yang pertama kali adalah kerja inovatif untuk menemukan solusi menjadikan surau, masjid dan mushalla digemari generasi milenial.
Dai dan mubaligh Perti yang didik di surau harus diakui kalah saing dengan Dai dan mubaligh sedang viral. Kaum surau sulit melakukan framing terhadap surau menjadi menarik dan belum banyak medsos yang menjadikan surau conten menarik maka adanya festival Surau ini dapat memicu pergerakan aktivis surau.
Dalam ceramahnya ustad kondang Syamsuddin Nur meminta agar milinial Perti hati-hati dalam mengikuti pengajian dan shalawat di youtube, instagram dan medsos banyak tak benar, seperti nyanyian saja.
Jamaah dihimbau oleh ustad viral ini untuk mendoakan H. Fadli Amran tokoh muda yang ibadah dan perhatiannya terhadap agama begitu kuat. Pemimpin yang perhatian pada masjid, Islam dan umat adalah mereka sukses dunia akhirat. Dunia bila tidak dikejar, justru dunia itu yang akan mengejar orang baik dan taat.
SURAU DAN TUANKU
Surau di Minangkabau tidak sebatas tempat ibadah, shalat berjamaah, witid, pendidikan Islam dasar, dan kegiatan masyarakat. Namun lebih dari itu Surau, kini jumlahnya sudah terbatas, tempat pendidikan ulama, melalui Halaqah.
Ulama yang dilahirkan dari halaqah Surau mendapat pengakuan dari tokoh adat yang dipanggil Tuanku. Tuanku sebagai ulama di nagari dan ada sekaligus merangkap sebagai bahagian dari pimpinan agama dilingkungan suku yang di Minangkabau bahagian darek disebut Malin.
Surau dan Tuanku adalah dua entitas yang melekat kuat dalam memory kolektif anak nagari Minangkabau yang peran dan fungsi masih kuat di tingkat nagari. Tuanku bahkan tidak jarang dimanfaatkan oleh caleg dan cakada menjadi gool getter suara di saat ada pemilihan umum atau Pilkada.
Majelis Silaturahmi Tuanku Nasional sebagai wadah penguatan kompetensi dan jejaring Surau dan Tuanku akan terus memberikan pengabdian terbaik untuk percepatan kemajuan dan kebaikan umat dan bangsa.
Festival Surau akan berlangsung dua hari ke depan diharapkan dapat menjadi pemicu gerakan keislaman generasi milenial dan sekaligus menjadi titik awal mengangkat marwah Sumatera Barat dan citra diri orang Minang, amin. 05072024
*Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat PERTI