Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Visi La Ilaha Illa Allah Oleh : Prof. Duski Samad Tuanku Mudo

Prof. Duski Samad Tuanku Mudo 

Visi adalah pandangan dan arah jangka panjang yang ingin dituju. Visi ketuhanan sejatinya arah kehidupan yang mesti ditetapkan dan diteguhi sepanjang hayat.

Visi la ilaha illa Allah adalah menjiwai makna dari diksi, ucapan dan dzikir yang paling banyak disebut dan dibaca umat Islam dalam aktivitas ibadahnya, la ilaha illa Allah.

Kata ini adalah kata kunci untuk mengisbatkan (menetapkan) adanya Sang Khaliq dengan segala otoritas yang dimilikinya. 

La ilaha illa Allah disebut juga kata yang digunakan dalam isbat. Isbat asal katanya ta ba ta artinya tetap, isbat itu menetapkan. Allah itu tetap ada pada setiap jiwa insan berakal, karena ia fitrah (QS.30:30).

Bahkan iman pada Allah itu sudah diterima kontraknya ketika masih di alam rahim, (QS.Al Araf 172).

Adanya Allah bisa berubah, bergeser dan pindah dalam jiwa, sesuai tantangan yang dihadapi, iman yazid wa yanqus, iman bisa naik dan dapat pula turun. 

Untuk menjadikan iman pada Allah itu tetap, istiqamah, maka rukun iman pertama mengisbatkan Allah, yang disebut dengan sahadat. 

Sahadat mesti dimengerti dan diinternalisasikan dengan bulat dan utuh, sesuai ayat,

فَا عْلَمْ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَا سْتَغْفِرْ لِذَنْبِۢكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنٰتِ  ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰٮكُمْ

"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu."

(QS. Muhammad 47: Ayat 19)

Sejalan dengan itu dalam hadist digunakan kata afdaluzzikri Fa‘lam Annahu La ilaha illallah. 

  (أفضل الذكر فاعلم أنه)

Sisipan fa’lam annahû memiliki keutamaan, bahwa dzikir itu harus diiringi dengan pemahaman dan pengetahuan (al-‘ilm). Menjiwai “Lâ ilâha illâllâh”. Penjiawaan itu tentu hadir jika “diilmui” apa yang terucap oleh lisan. Sehingga yang keluar dari mulut bukan semata repitisi lafal, tetapi disertai dengan pemahaman dan ilmu.    

Pengetahuan atas Lâ ilâha illâllâh menghantarkan seseorang pada keinginan untuk melakukan apa yang ditetapkan Sang Khaliq, yang nantinya akan mengantarkan hamba ke surga.  

 مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ Artinya, “Barang siapa yang meninggal, sementara dia mengetahui/memahami Lâilâha illâllâh (, Tidak ada tuhan selain Allah), maka dia akan masuk surga.”

Abd Raul al Sinkili dalam kitabnya Tanbihul masyi, h.14-17 menjelaskan bahwa la ilaha illa Allah adalah kalimah taqwa, thayyibah, tauhid dan ma'rifatullah. 

Makna yang terkandung di dalamnya ada tiga, (1) semua tujuan, gool, maqsud dan visi misi dalam kehidupan hanya Allah, ilahi anta maksudi, walasaufa yardha. Tauhid ideologi. (2)Semua penyembahan, pengabdian, ketundukan dan loyalitas tanpa syarat hanya pada Allah semata. Tauhid loyality.

(3) Semua yang ada, terjadi dan berlaku, hanya disebabkan, untuk dan karenanya. Innasshalati wanusuki wa mahyaya lillahi rabbil alamin. 

Tauhid 

Natijah dari bahasan di atas bahwa menjiwai la ilaha illa Allah itu ada pada dua unsur yaitu mengerti ilmu menjiwai yang membuahkan iman dan sikap hidup, (ideologi ketuhanan dan kepatuhan (loyal). 

Sedangkan buah dari penjiwaan yang diikuti dengan dzikir, riyadhah mendawamkan kalimah thayyibah adalah menghasilkan Istiqamah dan militansi. Jiwai dan dzikir la ilaha illa Allah tiada henti adalah pin istana sorga. Semoga kita semua dapat memasukkinya. amin.

*Kajian Jumat Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, 27 Juni 2024 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies