Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Tradisi Badantam dan Uang Panggilan dalam Budaya Baralek di Piaman

Para tuan rumah atau panitia alek sedang menghitung dan menyusun uang hasil dantam dan panggilan di sebuah kampung di Piaman. (foto titip elyas)

Sigi24.com--Di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, Sumatera Barat, terdapat sebuah tradisi khas dalam perayaan pernikahan yang dikenal sebagai "alek-baralek". 

Salah satu momen paling penting dalam rangkaian acara alek-baralek adalah "badantam". Acara ini tidak hanya sekedar ritual serimonial, tetapi juga merupakan manifestasi dari nilai-nilai gotong royong, kehormatan, dan solidaritas yang sangat kental dalam kehidupan masyarakat Minangkabau.

Fenomena Badantam

Badantam adalah acara di mana para tamu undangan datang ke rumah keluarga yang mengadakan pesta pernikahan dengan membawa "uang panggilan". Uang panggilan adalah sumbangan yang diberikan oleh tamu sebagai tanda partisipasi dan dukungan terhadap pesta tersebut. 

Di beberapa daerah di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman, jumlah minimal uang panggilan telah disepakati sebesar Rp 25 ribu. Memberikan uang panggilan di bawah jumlah ini dianggap sebagai tindakan yang memalukan, karena melanggar norma kehormatan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Makna Uang Panggilan 

Uang panggilan bukan hanya sekedar uang; ia memiliki makna tersendiri dalam tradisi Minangkabau. Pertama, uang panggilan adalah bentuk dukungan finansial kepada keluarga yang mengadakan pesta. 

Mengadakan pesta pernikahan memerlukan biaya besar, dan uang panggilan membantu meringankan beban tersebut. Kedua, uang panggilan mencerminkan rasa hormat dan solidaritas antar warga. 

Memberikan uang panggilan adalah cara untuk menunjukkan bahwa tamu menghargai dan mendukung kebahagiaan keluarga yang sedang merayakan pernikahan, serta memperkuat ikatan sosial di antara masyarakat.

Kewajiban Keluarga Terdekat

Tidak hanya tamu biasa, keluarga terdekat dari mempelai juga memiliki kewajiban khusus dalam tradisi badantam. Kakak mempelai, saudara-saudari dari ayah mempelai, dan saudara-saudari dari ibu mempelai diharuskan membawa dompet berisi emas, seperti cincin, gelang, atau kalung. 

Pemberian ini memiliki makna simbolis yang lebih mendalam, sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen keluarga dalam mendukung pernikahan tersebut. 

Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya peran keluarga dalam menjaga dan melestarikan adat istiadat serta nilai-nilai kebersamaan.

Proses Badantam

Pada hari badantam, rumah tempat berlangsungnya pesta dipenuhi dengan keceriaan dan kehangatan. Para tamu datang dengan pakaian terbaik mereka, membawa amplop berisi uang panggilan atau dompet berisi emas. 

Mereka disambut dengan senyuman hangat dan hidangan khas Minangkabau. Amplop uang panggilan diserahkan langsung kepada tuan rumah atau panitia yang telah ditunjuk. Momen ini penuh dengan rasa syukur dan kebersamaan, di mana setiap orang berkontribusi untuk kesuksesan acara pernikahan.

Rasa Malu dalam Tradisi

Dalam tradisi ini, ada aturan tidak tertulis yang disepakati bersama. Memberikan uang panggilan di bawah Rp 25 ribu dianggap sebagai tindakan yang memalukan, karena tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 

Oleh karena itu, setiap tamu berusaha memenuhi atau bahkan melebihi jumlah tersebut sebagai bentuk penghargaan terhadap adat dan tradisi. Bagi keluarga terdekat, membawa emas sebagai sumbangan adalah bentuk penghormatan tertinggi dan menunjukkan komitmen mereka terhadap kelangsungan adat.

Penutup

Tradisi badantam dan uang panggilan dalam alek-baralek di Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman adalah contoh nyata bagaimana adat istiadat dapat memperkuat kohesi sosial dalam masyarakat. 

Meski zaman terus berubah, tradisi ini tetap dijunjung tinggi dan dipertahankan sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya. Melalui tradisi ini, masyarakat Pariaman menunjukkan bahwa pernikahan bukan hanya urusan pribadi antara dua keluarga, tetapi juga melibatkan seluruh komunitas. 

Ini adalah momen di mana kebersamaan dan solidaritas diperlihatkan secara nyata, menguatkan hubungan sosial dan mempererat tali persaudaraan di tengah kehidupan modern yang semakin individualistik. Tradisi ini, meskipun tampak sederhana, menyimpan nilai-nilai luhur yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. (titip elyas)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies