Nofri Andy. N |
Kepemimpinan yang kuat hanya dapat dibuktikan dengan kemampuan dalam membangun jejaring dan mengambil manfaat dari jejaring tersebut untuk membangun daerah dan masyarakat. Keterampilan seperti ini memerlukan proses yang panjang dan teruji sehingga rekam jejak dari seorang pemimpin menjadi berbekas dalam ingatan masyarakat. Hadir dan menyatu dengan masyarakat secara berkelanjutan dalam rangka memberikan solusi dan memecahkan berbagai persoalan merupakan ciri penting bagi pemimpin yang peduli dan paham dengan kondisi yang dihadapi.
Maju dan mundurnya sebuah kepemimpinan dipengaruhi oleh dua factor: internal dan eksternal. Factor internal terdiri dari (a) sumber daya manusia dan relasi (b) efisiensi dan keandalan (c) penerapan dan inovasi. Sedangkan factor eksternal atau factor situasional terdiri dari politik, ekonomi, sosial, budaya dan demografi. Seorang pemimpin harus memahami kondisi yang membutuhkan informasi dan umpan balik secara formal dan sikap yang kuat dan tepat untuk mengeksekusi sebuah kebijakan. Pemimpin yang piawai akan mampu mengevaluasi situasi, mengambil alih komando bahkan fleksibel dalam sebuah keputusan dengan berbagai pertimbangan.
Jejaring sosial dapat dipahami sebagai pola hubungan dua aktor atau lebih, aktor di sini dapat berupa individu, kelompok, organisasi yang terkait satu sama lain dalam suatu jejaring kerja. Bentuk dari jejaring sosial ini akan menentukan modal sosial yang dapat digunakan dan tersedia dalam jejaring tersebut. Modal sosial hanya diperoleh dengan adanya hubungan dan tidak bisa diklaim oleh perorangan namun modal sosial ini dapat dikelola aktor untuk berbagai kepentingan.
Menurut Rahmat Tuanku Sulaiman (RTS) kemampuan membangun jejaring sosial bukanlah keterampilan yang diwariskan namun merupakan hasil dari proses panjang dalam mengelola sebuah organisasi baik bersifat kepemudaan, masyarakat bahkan nasional. Sukses dalam mengelola organisasi tidak dapat diukur dengan banyaknya materi yang didapat namun jejaring sosial yang mumpuni akan menambah nilai positif dan mengangkat posisi seseorang baik di mata manusia maupun di sisi Allah swt sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim menjelaskan “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahim”.
Untuk membangun jejaring kerja yang efektif dan terus berkembang maka dibutuhkan kesepakatan yang mendasar, di antaranya: (a) purpose, tujuan yang kuat dan dipahami oleh setiap pihak yang terlibat (b) structure, menggambarkan bentuk dan pola hubungan antara pihak dalam jejaring dalam rangka pembagian peran dan sumber daya (c) style, bagian ini berhubungan erat dengan tempat jejaring berada, budaya dan norma yang mengikat pihak dalam jejaring (d) value, nilai yang terkait dengan manfaat yang terukur maupun tidak terukur oleh pihak yang terlibat.
RTS juga mengungkap bahwa pengabdian kepada masyarakat merupakan sebuah pembelajaran dan ketajaman naluri dalam menangkap hikmah yang terkandung sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Dari beberapa organisasi yang digeluti RTS baik dalam tingkat lokal maupun nasional memiliki tantangan tersendiri sehingga menimbulkan kematangan dalam bersikap dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Sebagai ketua Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda Ansor yang berkantor di Jakarta RTS telah membangun jejaring sosial yang luas dan berkontribusi dalam dunia pendidikan dengan memberikan rekomendasi beasiswa bagi anak-anak yang berprestasi untuk melanjutkan perkuliahan baik S1, S2 hingga S3. Koordinasi antar Kementerian juga ditekuni RTS ketika menjadi Koordinator Propinsi Pendamping Pamsimas Kementerian PUPR yang bertugas menjamin ketersediaan air minum dan sanitasi masyarakat.
Tugas yang paling berkesan hingga sekarang adalah ketika diminta oleh mantan Bupati (alm) Ali Mukhni untuk mengabdi kepada kampung halaman dalam membangun BAZNAS Padang Pariaman meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membatu masyarakat yang membutuhkan. Pengalaman ini semua menurut RTS dibangun dangan kekuatan membangun jejaring dan sebagai pengabdian kepada masyarakat secara total namun hal penting adalah menjemput nilai ibadah dari setiap keikhlasan amal yang telah diberikan.
*Direktur Minka Institute