Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

In Memoriam Umar Tuanku Labai Bagindo, Santri Hebat yang Namanya Sering Disebut Oleh Syekh Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah

Umar Tuanku Labai Bagindo. (ist)

TANAH DATAR, Sigi24.com--Di tengah duka yang amat mendalam, ratusan pelayat di kediaman mendiang H. Kinuik Tuanku Sidi, di Koto Baru, Padang Sago, saya tercenung sendiri menerima kabar meninggalnya Umar Tuanku Labai Bagindo, di Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, Ahad 23 Juni 2024 siang selepas Zuhur.

Pesan berita duka itu diposting oleh Muhammad Rais Tuanku Labai Nan Basa, Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan di group WA silaturahmi tuanku nasional.

Sebagai sesama keluarga besar Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan, saya sudah lama mengenal Umar Tuanku Labai Bagindo ini.

Tapi, almarhum tidak kenal saya. Biasalah. Dia berusia lanjut, sedangkan saya baru orang kemarin sore. Suaranya khas. Sekeras apapun perdebatan, Umar Tuanku Labai Bagindo tetap dengan bahasa yang lunak, mudah dicerna.

Saya santri paling ujung bertemu dan mengaji langsung dengan Syekh H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah di Lubuk Pandan, sedangkan Umar Tuanku Labai Bagindo di tahun 1960 an. Belum lahir saya, dia sudah mencatat rekor di Lubuk Pandan. Wajar kalau dia tidak kenal saya. Tapi saya dan kawan seangkatan saya tidak kenal Umar Tuanku Labai Bagindo, itu keterlaluan.

Sepulang dari Koto Baru dan singgah di Balai Baru, tiba di rumah saya teruskan pesan Muhammad Rais Tuanku Labai Nan Basa tadi ke seluruh grup WA Madrasatul 'Ulum.

Lalu saya kontak Amril Tuanku Labai Sinaro. Alumni Lubuk Pandan yang sama tamat marapulai kaji dengan saya tahun 1995 silam. 

Dari Singgalang, Amril Tuanku Labai Sinaro langsung nyambung. Dia membenarkan kabar duka tersebut. Setelah lama bincang-bincang, Amril Tuanku Labai Sinaro pun mengirim data ke saya.

Data, bahwa Umar Tuanku Labai Bagindo meninggal dunia dalam usia 85 tahun. Dia meninggalkan seorang istri dan lima orang anak perempuan.

Dia disemayamkan di kediamannya, Jorong Sikabu, Nagari Singgalang, Tanah Datar. Begitu sambungan pesan Muhammad Rais Tuanku Labai Nan Basa.

Di tahun 1990 an, Umar Tuanku Labai Bagindo ini sering ke Lubuk Pandan. Dia selalu bermalam di surau. Baik ketika undangan resmi maupun kedatangan pribadi melihat gurunya.

Dalam pertemuan, dia sering menghiasi pertemuan dengan argumen yang bersahaja, tentang apa saja yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut.

Sarungnya selalu melekat, tapi jas yang diangkutnya sering dilekatkan separo saja. Ya, dua tangannya di luar, terkesan jas itu tetap dipakai dengan gaya membalutkan di punggungnya.

Dia memang termasuk santri senior. Seangkan dengan mendiang Buya Buchari Rauf, Tuanku Sidi Ali Umar Tapakis, dan lainnya di tahun 1970 an di Lubuk Pandan.

Bahkan, Umar Tuanku Labai Bagindo ini guru tuo langsung dari mendiang Buya H. Marzuki Tuanku Labai Nan Basa, alumni yang pernah lama memimpin Lubuk Pandan sepeninggal Syekh H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah.

Ketika ada pertemuan, Umar Tuanku Labai Bagindo ada dalam pertemuan, Buya Marzuki selalu menyuruh salah seorang santri ke kedai, untuk membelikan rokok buat Umar Tuanku Labai Bagindo ini.

Dia perokok sama dengan Buya Buchari Rauf. Bahkan kedua tokoh ini sudah asing bagi Madrasatul 'Ulum. Tetap berperan sepanjang hayatnya.

Memberikan kontribusi nyata, baik fisik maupun non fisik Madrasatul 'Ulum. Bahkan, dalam cerita Buya Buchari Rauf, dia pernah terlibat persaingan dulunya dengan Umar Tuanku Labai Bagindo ini, dan itu meluas ke persaingan antara santri dari darek dengan santri dari rantau Piaman.

Persaingan yang cukup menghebohkan di zaman itu, yang akhirnya menjadi kekuatan tersendiri dalam membentuk kekompakan diantara seluruh santri.

Secara pribadi, saya pernah mendatangi langsung Umar Tuanku Labai Bagindo dan Buya Buchari Rauf ini. Sering dulunya, untuk keperluan kisah dan cerita Syekh H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah dan Madrasatul 'Ulum, yang selanjutnya sudah jadi buku.

Dengan kedua tokoh ini paling asyik dan seru berdiskusi. Mungkin karena santri hebat di zamannya, sehingga diskusi saya dengan mereka mengalir deras saja.

Kedua alumni senior ini punya peran yang amat luar biasa untuk Madrasatul 'Ulum, dengan caranya sendiri.

Dalam mengaji, Syekh H. Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah sering dan acap menyebut nama kedua tokoh ini. Begitu seorang ulama dan guru besar pesantren menaikan nama anak asuhannya. (ad/red)

Tags

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies