Aminuddin sedang membuat jala untuk pemagar lapangan bola mini. (ad) |
PADANG PARIAMAN, Sigi24.com--Tangannya begitu cekatan merajut tali yang awalnya terpisah, menjadi tersambung, yang kemudian jadi jala, pemagar lapangan bola mini.
Hari itu, Sabtu hari yang libur bagi pegawai. Tapi Aminuddin, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Padang Pariaman ini justru hari itu adalah hari yang menyibukkannya.
Dia asyik merajut tali. Membuat jala besar, sebesar lapangan mini di depan kedainya di Katapiang. Pintar dia membuat jala itu.
Pagi sekali. Saat orang-orang masih sibuk maraton, sebagian sibuk di kedai kopi, Aminuddin sudah bergelut dengan seuntai tali.
Merajut, menjadikan tali yang agak kasar itu tersambung berbentuk jala. Sekilas, Aminuddin terlihat cekatan menyatukan yang terpisah.
Sebagai anak Nagari Katapiang, dia sudah terbiasa dengan kerasnya hidup. Lautan luas menjadi uji cobanya dalam mengarungi kehidupan yang tidak berjalan mulus.
"Saya kalau libur ini, siang ke laut. Mencari ikan sambil belajar dari kerasnya gelombang dan ombak laut lepas," kata dia.
Jala ini untuk pemagar lapangan bola mini di depan. Biar bebas gerak dan laju para pemain menendang bola, katanya.
Sebagai seorang Direktur PDAM, tokoh masyarakat dan pangulu di kaum Suku Koto Nagari Katapiang, bergelar Datuak Rangkayo Basa, Aminuddin tentu bisa saja membeli jala yang sudah siap di pasar.
Tapi itu tak dilakukannya. Dia sudah terbiasa hidup sudah, menghadang gelombang pasang, ombak yang menggila sudah mainan kesehariannya dari dulu.
Aminuddin lebih senang dan suka berproses. Ya, jala itu menjelang jadi, adalah tali yang belum kait berkait antara yang satu dengan yang lainnya.
Sama dengan jala penangkap ikan, Aminuddin lincah saja mencangkokkan tali itu. Ditambah alunan musik dari dalam ruangan, membuat jahitannya kian asyik dan menari begitu kencang membuhulkan tali tersebut.
Meski tak seharian seperti itu, Aminuddin berkat kelihaiannya menyatukan tali menjadi jala, ribuan meter tali, dengan cepat sudah berbentuk jala.
Dan barangkali seperti ini pulalah dia melakoni pekerjaan rutinnya dalam keseharian. Memimpin perusahaan daerah bidang air, membuat dia menjadi leader yang mampu membangkitkan PDAM dengan segala dinamika.
Menguasai manajemen, tak mudah bagi anak buah untuk mengelabui Aminuddin dalam memimpin PDAM itu.
Banyak persoalan mampu dia pecahkan dalam waktu bersamaan. Tentu berbekal dari jahitan jala tadi. Matanya melihat ke bagian atas, sementara lentikan dan tarian tangannya masih di bagian bawah.
Lompatan demi lompatan itulah sebuah jala rancak selesai dengan baik. Proses yang berdinamika adalah pemberi semangat dalam menuntaskan sebuah persoalan bagi seorang Aminuddin. (ad/red)