Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Awali Langkah Besar Itu dari Ulama, Yosdianto Ziarah ke Surau Lubuak Tajun Pakandangan

Buya Suhaili Tuanku Mudo menerima ziarah H. Mahyuddin dan Yosdianto di makam Buya Zubir Tuanku Kuniang, komplek Surau Lubuak Tajun Pakandangan. (ist)

PADANG PARIAMAN, Sigi24.com--Hari itu, sebelum berdiskusi dengan tuan rumah, Buya Suhaili Tuanku Mudo, pimpinan Pondok Pesantren Darul Ikhlas di Surau Lubuak Tajun, Yosdianto menyempatkan untuk ziarah ke makam Buya Zubir Tuanku Kuniang.

Yosdianto, Ketua Yayasan Prestasi Bangsa ini tak sendirian. Dia datang ke Surau Lubuak Tajun Pakandangan itu berdua dengan H. Mahyuddin.

Pemilik Istana Seafood Katapiang ini mendampingi Yosdianto untuk bersilaturahmi dan berdiskusi dengan Buya Suhaili Tuanku Mudo.

Diskusi sekaligus tentunya menerima pengajian dari Buya Suhaili Tuanku Mudo, langsung dalam gubah makam Buya Zubir Tuanku Kuniang, ulama besar dan pendiri Surau Lubuak Tajun Pakandangan.

Yosdianto yang sedang diupload jadi calon kepala daerah di Padang Pariaman ini, melihat betapa ziarah ke makam ulama menjadi sebuah tradisi.

Dia tahu itu, karena Yosdianto dulunya pernah mengaji. Keluarga ayahnya pemilik pesantren di Tandikek. Pesantren Nurul Huda namanya. 

Kalau bicara ziarah makam ulama, mengaji nahwu sharaf, tafsir dan fiqh sudah menjadi kebiasaannya sejak usia sekolah dulu di Tandikek.

Buya Syofyan Tuanku Bandaro, pendiri Pesantren Nurul Huda Tandikek, tempat Yosdianto mengaji dulunya. Ulama ini adalah Ketua MUI Padang Pariaman saat ini, dan juga keluarga ayah dari Yosdianto.

Menurut Yosdianto, ziarah ke makam ulama, disamping tradisi juga sekalian mengaji dengan ulama, penerus dari ulama yang diziarahi.

Sekaligus tentunya menumbuhkan budaya silaturahmi. Apalagi bersilaturahmi dengan ulama, adalah hal yang amat dianjurkan.

Dengan adanya ziarah ke makam Buya Zubir Tuanku Kuniang ini, dan langsung pula bersilaturahmi dengan Buya Suhaili Tuanku Mudo, didampingi pula oleh H. Mahyuddin, setidaknya titik terang Padang Pariaman lima tahun mendatang, telah menjadi rumusan tersendiri.

Sebelum melangkah lebih jauh di belantara politik lokal Padang Pariaman, Yosdianto telah memulai spritual itu lewat nilai-nilai religius.

Nilai itu adanya di surau. Yosdianto datang langsung ke Surau Lubuak Tajun Pakandangan. Lewat leadership surau yang notabene banyak di Padang Pariaman, adalah menjadi mutlak untuk mengawali langkah besar selanjutnya, dimulai dari surau.

Yosdianto, boleh disebut tokoh tua belum, tapi muda sudah terlampau. Lahir di Tandikek 1976, Yosdianto punya gagasan besar untuk Padang Pariaman, dan amat luar biasa sekali dalam melihat arti penting sumberdaya manusia. 

Dan itu sudah dimulainya. Seribu sarjana untuk anak nagari daerah ini. Itu dilakukannya adalah untuk menyelaraskan pembangunan fisik yang kencang, dalam memajukan daerah, oleh kepala daerah. (ad/red)

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Hollywood Movies