Foto bersama usai Podcast Padang Pariaman bicara. (ist) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Membangun Umat Melalui Pemilu. Ini tema diskusi hangat dan menggelitik, Senin 18 Desember 2023 di MCS lewat Podcast Padang Pariaman bicara.
Ya, membangun umat adalah membangun sumberdaya manusia yang islami, di tengah hantaman globalisasi dan sangat dinamisnya kondisi politik itu sendiri.
Diskusi itu menghadirkan pembicara, Ketua DPC Partai Umat Padang Pariaman Zulkifli Sabata, Caleg DPRD Sumbar Partai PBB Armaidi Tanjung, dan Andi Eljusra Bakar dari Sarekat Islam.
Harus diakui, betapa partai Islam belum mendapatkan tempat di hati masyarakat. Setiap kali pemilu, selalu yang jadi pemenang itu partai nasionalis.
Kenapa! Indonesia adalah jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Tetapi partai Islam tak dapat sambutan.
Sepertinya perlu kajian dan diskusi panjang. Bahkan PBB sendiri yang katanya trah dari Masyumi lama, Pemilu 2019, tidak bisa masuk parlemen.
Zulkifli Sabata yang mantan anggota dan pimpinan DPRD Padang Pariaman ini menyebutkan, betapa intervensi terhadap partai Islam untuk tidak ikut dalam Pemilu besok ini, sangat keras.
"Partai yang didirikan Prof Amien Rais ini nyaris tak bisa ikut Pemilu. Perjuangan untuk bisa jadi peserta kali ini, amat sangat luar biasa," kata aktivis Muhammadiyah ini.
Menurut Zulkifli Sabata, pemilu-pemilu selama ini dinilai sedikit merusak, sehingga pengertian demokrasi itu mengkibiri hak politik warga, mengkibiri hak politik orang surau.
"Sebenarnya, para tuanku, labai dan orang siak lain adalah tokoh-tokoh yang patut ikut politik, dan bertanggung jawab dalam perbaikan umat lewat Pemilu," kata dia.
Selama ini, yang beredar itu adalah opini, betapa politik "haram" bagi orang surau. Akibatnya, rusak tatanan, tentu banyak generasi yang ikut terbawa rusak.
Sementara, Armaidi Tanjung maju di PBB sebagai Caleg DPRD Sumbar di Dapil II, Padang Pariaman dan Kota Pariaman ini melihat banyaknya kasus yang menimpa masyarakat akibat dari lemah dan kurangnya iman itu sendiri.
"Lihat saja LGBT, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap perempuan dan anak, itu masih di angka tertinggi di dua daerah, Padang Pariaman dan Kota Pariaman ini," kata dia.
Nah, kata Armaidi Tanjung yang Sekretaris DPD SatuPena Sumbar ini, Pemilu lima tahun sekali adalah ajang demokrasi, ajang memilih pemimpin. Baik pemimpin lewat legislatif maupun pemimpin di jalur eksekutif.
Setidaknya, ulas dia, sisa waktu yang tinggal hitungan hari ini, masyarakat bisa mencerna, melihat dan mempelajari jejak rekam, prestasi dan kapasitas calon itu sendiri.
Ya, calon anggota dewan, DPD dan Capres Cawapres itu sendiri. Ini penting, agar kesalahan dalam memilih dan menempatkan pilihan tidak terulang.
"Butuh doa dan kapan perlu shalat istikharah untuk menentukan pilihan terbaik dari yang baik," ungkap dosen yang Sekretaris FKS Padang Pariaman ini.
Armaidi Tanjung yang wartawan utama dan aktivis NU ini menilai, terjadinya kesalahan selama ini, bermula dari salahnya pilihan. Salahnya menjatuhkan pilihan dalam pemilu.
Beda dengan Andi Eljusra Bakar yang aktivis Sarekat Islam. Dia ingin lembaga dewan itu diisi oleh tokoh hebat, bersuara lantang seperti Zulkifli Sabata dan Armaidi Tanjung ini.
"Saya merasakan dan menyaksikan, betapa dulunya Zulkifli Sabata ini tokoh hebat, mampu memberikan warna tersendiri dalam perimbangan eksekutif dengan legislatif," katanya.
Jangan ada lagi anggota dewan yang sekedar datang, diam, duit. Tapi harus bersuara keras, suara lantang ketika melihat kezaliman.
Anggota dewan tidak hanya berpikir soal Pokir, tetapi Pemilu melahirkan pemimpin dan anggota dewan yang mampu melihat dan bicara secara luas.
Andi Eljusra yang kini juga mencaleg untuk DPRD Provinsi Jambi dari NasDem menilai, gagasan Anies Baswedan satu desa dengan satu hafizd dan satu 'alim, akan mampu merubah keadaan ini.
Namun, tentu gagasan ini harus dipersamai di tingkat bawah ini. "Saya melihat komitmen ini ada pada Zulkifli Sabata dan Armaidi Tanjung," ujar dia.
"Mari kita bangun kampung dan nagari. Lewat seorang hafidz Qur'an dan satu saja orang 'alim, ini akan mampu menjaga kampung dari soal kezaliman," tegasnya.
Makanya, kekuatan Sarekat Islam itu, kata Andi Eljusra, tersebar di banyak tokoh, terdapat di hampir seluruh kekuatan partai politik yang ada.
Sarekat Islam tidak ke mana-mana, tetapi ada di setiap partai politik yang saat ini bertanding dan bersanding dalam menyongsong Pemilu Februari tahun depan. (ad/red)