Buku Mekkah karya Zuhairi Misrawi. (ad) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Menunaikan ibadah haji dan umrah adalah impian setiap umat Islam. Tapi tak semua umat Islam bisa tiba di Mekkah dan Madinah untuk melakukan ritual rukun Islam kelima itu.
Makanya, naik haji ke Mekkah diwajibkan bagi pribadi muslim dengan persyaratan khusus. Ya, menunaikan haji jika mampu.
Di sini, saya tak hendak membahas soal haji dan umrah ini. Tapi menulis pengalaman spritual saya di tahun ini, pengalaman di penghujung tahun 2023.
Pengalaman spritual terdalam, Zahir dan batin pergi "umrah lewat buku" dan komunikasi khusus beberapa kali dengan muthawif Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar, Buya Bustanul Arifin Khatib Bandaro.
Dia berangkat terakhir tahun ini pada 20 Desember 2023. Bersama 36 jemaah, tergabung dengan PT Malika Wisata Utama Cabang Padang.
Sebelum berangkat, sejumlah pertemuan dengan jemaah pun digelar. Manasik umrah. Saya diikutkan dalam manasik ini.
Ikut memberikan pengetahuan tentang umrah dan haji tentunya. Soal ibadah, dan keutamaan berhaji dan umrah dalam agama.
Termasuk juga pengetahuan tentang pentingnya memperbanyak ibadah selama di tanah suci.
Tapi setiap ceramah selalu saya sampaikan, bahwa saya belum pernah ke Mekkah. Manasik ada 10 kali pertemuan, lewat teori, praktek dan ceramah.
Diadakan di Surau Kampung Tangah Sungai Tareh, Nagari Balah Aie Utara dan asrama haji Tabing Padang.
Hanya pengalaman mengaji dulu yang saya sampaikan, sesuai ilmu dan kajian haji dan umrah yang saya dapatkan ketika sedang jadi santri dulunya.
Ditambah dengan pengalaman membaca dan mempelajari buku yang ditulis Zuhairi Misrawi, tokoh intelektual muda Nahdlatul Ulama.
Bukunya yang berjudul Madinah saya beli tahun 2012 lalu. Bukunya tebal, mencapai 400 halaman. Ulasannya rancak.
Membaca buku itu, kita dibawa larut dan terasa sedang di Madinah pula. Lalu, tiga hari sebelum jemaah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah ini terbang langsung ke Madinah, saya pesan satu lagi buku Zuhairi Misrawi yang berjudul Mekkah.
Buku tentang Mekkah itu sama dengan Buku Madinah. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi penulisnya Zuhairi Misrawi sewaktu jadi petugas jemaah haji sambil kuliah di Mesir.
Tahu rombongan ini langsung ke Madinah, saya baca ulang buku Zuhairi Misrawi itu. Saya tulislah semacam laporan.
Laporan seolah-olah saya sedang di Madinah. Menulis kehebatan Masjid Nabawi, Raudhah, dan sejumlah tempat ziarah yang dikunjungi jemaah ini selama lima hari di Madinah.
Saya tulis untuk mendalami pemahaman, mengurai keitimewaa kota sejuk yang dijuluki sebagai kota nabi itu.
Ada banyak catatan saya yang dipublikasikan di portal online, setidaknya menambah pengetahuan saya soal Madinah ini.
Mana tahu, dengan diawali oleh niat dan mengulas cerita dari buku, pernah belajar khusus soal ini ketika di surau dulu, Allah SWT membukakan jalan mulus untuk saya bisa pula tiba di tanah suci itu.
Sampai berakhir di Madinah dan berawal di Mekkah jamaah ini untuk menunaikan ibadah umrah, saya sedang menikmati buku Mekkah, karya Zuhairi Misrawi.
Bukunya tidak setebal buku Madinah, tapi tulisannya enak dibaca, asyik berselancar, terasa di Mekkah batin ini.
Lewat buku ini, memberikan nilai tambah yang amat luar biasa bagi saya. Dari segi tulisan, saya tertarik. Dari segi bahasannya pun demikian.
Memang Zuhairi Misrawi hebat dalam berkarya. Bukunya diterbitkan oleh Buku Kompas.
Referensinya banyak dan beragam. Ada karya timur, banyak pula karya barat, sehingga sajiannya terasa objektif, menguliti peradaban Mekkah dan Madinah.
Jemaah umrah Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah tiba di tanah air, dilaporkan Senin 1 Januari 2024.
Mereka menikmati dua kali Jumat dan setahun umrah tentunya pulang dan pergi. Subhanallah, luar biasa dan berkesan tentunya.
Tapi buku Mekkah yang saya beli menjelang jemaah ini berangkat, tinggal sedikit lagi tamatnya.
Meskipun demikian, substansi dari haji dan umrah itu sudah saya pelajari, dan secara umum isi buku itu sudah saya ketahui.
Jadi, pengalaman umrah lewat buku, tapi terasa betulan karena dibaca dan dipelajari dengan hati dan semangat ingin umrah dan haji.
Itulah pergulatan batin terdalam saya di penghujung 2023 ini. Tentu pengalaman batin yang amat berharga, dalam hidup dan kehidupan.
Hidup dan kehidupan saya yang serba terbatas, menurut logika sangat tidak mungkin saya tiba di Mekkah dan Madinah itu.
Tapi saya tak pernah lelah untuk berusaha dan berdoa. Berusaha untuk bisa sampai di situ, menunaikan kewajiban selaku pribadi muslim dan menziarahi Rasulullah.
Rasulullah, pemimpin umat, yang punya kisah tersendiri dalam membangun peradaban, menegakkan Islam rahmatan lil alamin di muka bumi ini.
Tak lupa, setelah ikhtiar, doa pun mengiringi. Doa adalah kekuatan tersendiri. Doa dianjurkan dalam agama. Saya terus berdoa, supaya disampaikan pula di tanah suci.
Pun kepada jemaah yang berangkat, saya minta didoakan di dekat Ka'bah, agar bisa seperti jemaah yang ikhlas dan tulus beribadah di Mekkah itu.
Semoga semua jemaat Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar sukses melakukan umrah dan ziarah.
Memberikan nilai tersendiri, untuk meningkatkan ibadah sepulang umrah. Terus memancarkan cahaya rindu ke baitullah.
Dan tentunya, selamat sampai di tanah air, bersua kembali dengan orang-orang terkasih yang ditinggalkan selama menunaikan umrah.
Kepada Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah Sumbar Pimpinan Buya Mashendri Malin Sulaiman, saya doakan agar terus melayani tamu Allah dengan baik.
Memberikan kepuasan tersendiri bagi jemaah, melayani sepenuh hati, sehingga Majlis Zikir dan Sholawat Al-Wasilah terus berangkat tiap bulan. (ad/red)