Syauqi di tengah masyarakat penerima bibit durian musangking. (ist) |
Padang Pariaman, Sigi24.com---Ada banyak faktor tersebab lahirnya dukungan politik kelompok niniak mamak dalam Nagari Lubuk Pandan terhadap Syauqi, Caleg DPRD Sumbar dari NasDem, Dapil II, Padang Pariaman dan Kota Pariaman.
Niniak mamak yang tergabung dalam KAN Lubuk Pandan, suatu ketika memberikan dukungan politik. Dukungan terkait kontestasi politik untuk anggota dewan Sumbar.
Mothia Azis Datuak Nan Basa menyebutkan, dukungan itu diberikan, karena Syauqi telah dan terus berbuat untuk Lubuk Pandan ini.
Secara pribadi, Mothia Azis yang mantan Walinagari Lubuk Pandan dua periode ini tidak hadir dalam pertemuan niniak mamak dengan Syauqi itu.
"Saya kebetulan sedang dinas luar. Tapi, ketidakhadiran saya, sudah bapailah tinggalah. Ada dan suara saya bersama niniak mamak itu," kata Ketua DPC Partai NasDem Padang Pariaman ini.
Tentu hal ini membuat klob dan nyambung. Dan tak masalah sebenarnya. Antara Mothia Azis dengan Syauqi berada pula dalam satu barisan, Partai NasDem.
Lewat sambungan seluler, Kamis 9 November 2023, Mothia Azis yang menjelang tiga kali jadi anggota dewan di Padang Pariaman ini menyebutkan, yang lebih mendorong dukungan itu, adalah pertalian dan hubungan batin Lubuk Pandan dengan Syauqi itu sendiri.
Syauqi, tokoh masyarakat Pakandangan. Pakandangan dengan Lubuk Pandan "sungok bagisia halaman salalu". Syauqi "anak pisang" rang Lubuk Pandan.
Agak sedikit lain alur cerita dukungan terhadap Syauqi ini dari keterangan Adrison Koto Datuak Tunaro.
Panjang lebar dan amat luas ceritanya. Tetapi, sebagai anak pisang Lubuk Pandan, Syauqi tentu harus dibesarkan.
Apalagi dalam pergerakan politik ini, sejak awal Syauqi sudah menjadikan Lubuk Pandan ini sebagai pusat "serangan" ke seantero Piaman ini.
Dari Lubuk Pandan ini program Syauqi menjadikan Padang Pariaman sentra durian musangking disebarkan ke pelosok negeri ini. Itu jauh sebelum Syauqi menjatuhkan dirinya maju lewat NasDem.
Dukungan dan komitmen dari niniak mamak lahir, situasi masih stabil. Politik Lubuk Pandan masih dalam aman dan nyaman. Belum ada riak-riak tersembunyi.
Tapi, intinya Adrison Koto Datuak Tunaro minta pada Syauqi untuk membiarkan Lubuk Pandan seperti ini.
"Panjang ceritanya, berliku jalannya, amat sangat sulit untuk diungkapkan. Yang jelas, Syauqi duduk pada tempatnya. Sebagai anak pisang, sangat jelas, Syauqi itu sangat dimanja oleh orang Lubuk Pandan," sebut Adrison Koto Datuak Tunaro, Kamis 9 November 2023.
Proses awal alur cerita ini, lumayan berliku. Melibatkan banyak tokoh nasional. Pun, detik terakhir Syauqi memantapkan maju dari NasDem, juga punya cerita yang erat kaitannya dengan Lubuk Pandan ini.
"Jadi, Syauqi adalah "jimat" rang Lubuk Pandan. Biarkan politik yang begitu tinggi dan bersileweran saat ini di Lubuk Pandan, cukup Syauqi untuk menikmati saja," kata Adrison Koto Datuak Tunaro.
Dukungan dari niniak mamak itu, tentu ingin murni. "Bulek kato dek mupakaik, bulek aie ka pamuluah". Tak berjupang kayu ketika dibenamkan.
Hendaknya, niniak mamak tak tegak dua kaki. Tapi, politik dan perkembangan yang terjadi terus berubah dan perubahan itu menjadi sengkarut, yang kalau dihangatkan.
"Artinya, kita sama-sama menahan diri dengan situasi yang ada saat ini. Biarkan hasil yang menentukan," ulas Adrison Koto Datuak Tunaro.
Adrison Koto Datuak Tunaro, di samping sebagai salah seorang niniak mamak nan gadang basa batuah dalam nagari, dia juga seorang politisi kawakan.
Politisi ulung. Namanya sering menghiasi percaturan politik. Datuak Tunaro sebelum Adrison Koto inilah ayah Syauqi.
Vokal dan lantang Adrison Koto bicara. Suara paling dalam keluar dan menyebut kesuksesan Mothia Azis dua periode jadi walinagari, setelah itu jadi anggota dewan, bahkan pimpinan dewan.
Lalu, walinagari pengganti Mothia Azis, sama sekali tak bisa lepas dari ketokohan Adrison Koto Datuak Tunaro di Lubuk Pandan.
Adrison Koto tak ingin lebih dalam lagi. Syauqi terlalu banyak berbuat untuk Lubuk Pandan. Sekarang, dan sisa waktu menjelang Pemilu, silakan Syauqi memantapkan dukungan di luar sana.
Dari kesimpulan dua tokoh masyarakat yang panjang lebar berdebat dan berargumen secara terpisah ini dengan saya, ada sesuatu yang dijaga dengan baik.
Apa itu? Api politik yang sedang menjalar saat ini, harus sama-sama untuk menahan diri. Kalau dihangatkan, khawatir, situasi ini bakal dimanfaatkan oleh politisi lain.
Politisi yang tidak ada sangkut pautnya dengan Lubuk Pandan. Yang jelas, bako tidak akan membiarkan anak pisang layu dan mati sebelum berkembang.
Anak pisang harus dilembuk, dipupuk, dan dijaga dengan baik, sehingga menghasilkan buat banyak orang. Orang Lubuk Pandan tahu itu. Itu adalah nilai-nilai dan kearifan lokal yang masih lestari.
Syauqi, Caleg DPRD Sumbar ini tentu paham soal itu. Nah, benturan ini yang perlu diminimalisir, dengan tidak menyalakan api kobaran.
Dari sekarang, sepertinya Syauqi harus berjalan sunyi. Dukungan dan doa serta apresiasi dari alim ulama untuk Syauqi, rasanya mampu mendinginkan situasi.
Para alim ulama yang dikomandoi Buya Suhaili Tuanku Mudo, pimpinan Pondok Pesantren Darul Ikhlas Pakandangan ini, sepertinya mampu meloloskan jeratan Syauqi dalam sengkarut politik di Enam Lingkung dan Lubuk Pandan itu sendiri.
Di sini kita melihat, bahwa perjuangan, ikhtiar, usaha harus tegak lurus, selaras dengan doa dan kaji. Buya Suhaili Tuanku Mudo menangkap ini dengan sangat baik sekali.
Sehelai serban dan peci nasional yang dilekatkan ke Syauqi oleh alim ulama, adalah simbol dukungan bumi dan langit untuk dirinya, melangkah ke Sumbar. (ad/red)