Padang Pariaman, Sigi24.com--Sekolah Dasar Negeri 02 Lubuk Alung dibobol maling. Tiga buah laptop dan 3 buah infokus raib berhasil dibawa kabur.
Peristiwa ini mengakibatkan sekolah menderita kerugian Rp 40 juta lebih, dan sampai saat ini pencurinya belum berhasil ditangkap pihak Kepolisian.
Demikian diungkapkan oleh Kepala Sekolah Yulidawati S.Pd. SD ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (31/10/2023) lalu. Maling berhasil masuk ruang kantor karena sekolah tengah dilaksanakannya rehab beberapa lokal, dan semua peralatan itu disimpan di ruang kantor ini.
Maling ini bisa masuk ruang kantor ini melalui plafon. Suasana kantor dan lokal yang sedang direhab, terhubung oleh kayu yang terbentang untuk tempat berpijak tukang memasang atap.
"Kemudian maling membuka triplek plafon dan turun ke bawah, akhirnya semua lemari kami yang di kantor berhasil dirompak, termasuk lemari penyimpanan laptop dan infokus tersebut," tambah Ida.
Akibat dari kehilangan laptop ini, pihak sekolah juga kehilangan data sekolah, dan sekarang data sekolah yang ada hanya data dari tahun 2021 saja. "Karena data tersimpan di laptop yang terus dibawa pulang oleh operator kami di sini," tukuknya.
"Untuk mengatasi persoalan ini, kami juga sudah koordinasikan dengan pihak Dinas Pendidikan yang juga telah datang ke sekolah ini, dan Insya Allah tahun depan akan dianggarkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Pariaman, janjinya," terang Ida.
Guna kelancaran proses belajar mengajar saat ini, Alhamdulillah guru-guru yang memiliki laptop telah bersedia laptop mereka digunakan sementara.
"Jadi sekarang sudah ada 4 laptop dari guru dan kami kurang 1 buah laptop lagi di sekolah ini," katanya.
Kemudian di sekolah ini, juga terbantu dengan diangkatnya dua orang guru PPPK dan ada honornya selama 3 bulan tidak boleh dibayarkan lagi.
"Diajukan dalam perubahan dari Rp 1 juta/bulan jadi ada dana Rp 9 juta dan kami sepakati untuk membeli laptop dan alhamdulillah dapat kami 2 buah laptop," sebutnya.
Pihak sekolah terus berdoa agar pencurinya segera ditangkap oleh pihak Kepolisian, agar sekolah lain atau orang lain tidak kehilangan seperti di sekolah ini.
Ketua komite yang juga sebagai Ketua Bamus di Nagari Pasia Laweh ini berharap bisa mengatasi kasus pencurian ini.
"Kami di sini hanyalah pendidik dan sekolah merupakan aset nagari," ulas dia. (nd/red)