Apel pagi seluruh santri dan majelis guru Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua. (ist) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Sekali merangkul dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sekali berkegiatan, terbawa dan terselesaikan dua tiga masalah sekaligus.
Setidaknya ini pemaknaan saya ketika diminta membina apel pagi Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuk Pua, Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Padang Pariaman, Senin 20 November 2023.
Apel Senin itu, merupakan yang sudah kesekian kalinya dilakukan di pesantren itu. Apel sambil upacara? Tidak. Hanya apel biasa. Sementara, upacara ada dilakukan pada momen peringatan hari santri.
Keluarlah seluruh santri, majelis guru dari kediamannya masing-masing. Mereka berbaris sesuai tempat dan tata letak masing-masing.
Apel apa adanya. Sesuai kehidupan santri itu sendiri. Tak pakai baju seragam, layaknya apel di lembaga pendidikan umum.
Umumnya santri bersarung. Berpeci. Dua hal itu, sarung dan peci tak boleh lepas dari kehidupan santri di pesantren ala surau. Bersandal saja. Ya, itulah kondisi pesantren, sekaligus memberikan kebebasan pada santri itu sendiri, dalam pemaknaan sebuah kegiatan.
Kenapa. Mungkin ini masih dalam tahap belajar. Belajar apel. Tapi asyik dan mendidik secara tidak langsung.
Tentu, kedepan penting juga dilakukan upacara bendera. Apel intinya, adalah mengingatkan, karena semua kita butuh untuk diingatkan.
Tak lama, apel pagi itu terasa berkesan. Berkesan bagi semua. Mulai dari pelaksanaan, peserta, pembinaan dan keluarga besar Madrasatul 'Ulum itu sendiri dalam melihat arti penting sebuah pembinaan.
Usai apel, dilakukan pelantikan dan pengukuhan pengurus OSIP. Ya, organisasi intra yang selalu memberikan arti dari berkegiatan di pesantren.
Dalam apel, saya ulas tentang pentingnya disiplin. Tujuan apel digelar dan diadakan setiap semusim atau setiap pagi, adalah cara kita belajar untuk disiplin.
Disiplin artinya kita menghargai waktu yang diberikan Tuhan kepada kita. Menghargai waktu yang sudah disepakati bersama. Dari disiplin apel, ya disiplin dimulai dari pelaksana itu sendiri.
Ketika seseorang kawan jadi kepanitiaan apel, dia harus duluan tiba. Kapan perlu setengah jam sebelum apel, panitia sudah sibuk.
Sibuk membangunkan kawan yang masih tidur, membersihkan lapangan, menata ruangan apel dengan baik dan nyaman.
Disiplin apel melahirkan kedisiplinan kita dalam belajar, disiplin waktu ibadah, disiplin waktu olahraga dan disiplin waktu untuk istirahat malam.
Pengurus OSIP itu dikukuhkan oleh Afrizal Arif Tuanku Mudo. Tentunya mewakili pimpinan atau ketua yayasan yang menaungi pesantren.
Kepengurusan OSIP sengaja dibuat sekali dalam dua tahun pelajaran di pondok itu.
Berpidatolah Ketua OSIP sebagai pengantar karena baru dikukuhkan. Pidato mengajak dan merangkul, serta memberdayakan semua personil yang ada dalam struktur OSIP. (ad/red)