Jondedi |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Perlawanan Caleg yang juga sedang jadi anggota dewan di Padang Pariaman, sepertinya mengarah pada pelanggengan kursi dan kedudukannya sebagai wakil rakyat.
Tentu hal demikian wajar dan patut. Sebab, jadi anggota dewan bukan sekali enak, tapi enak sekali.
Adalah di Dapil II Padang Pariaman yang meliputi Kecamatan Batang Anai, Lubuk Alung, dan Sintuak Toboh Gadang. Menarik tampilan baliho yang mereka pajang di sepanjang wilayah itu.
Sebut Munafestoni, misalnya. Bahasanya dalam baliho dan selebaran, singkat tapi mengena. "2024 Tetap Bang Fis".
Munafestoni adalah anggota dewan dua periode. Sekarang dia Sekretaris DPC Partai NasDem Padang Pariaman. Tokoh masyarakat Toboh Gadang, banyak orang memanggilnya Abang.
Mencaleg hari ini, tentu politisi NasDem ini menjelang tiga kali berturut-turut jadi wakil masyarakat. Dengan kondisi efek Capres Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, dinilai lonjakan suara Munafestoni meningkat besok ini.
Tak ayal lagi, untuk kembali meraih kursi DPRD Padang Pariaman, sangat besar peluang dia.
Sama dengan Suryadi Zuhri Ali. Anggota DPRD Padang Pariaman dari PKS ini juga menjelang tiga periode di dewan.
Bahasa balihonya juga singkat, tapi mengena. "Lanjutkan". Fotonya yang besar dibarengi nama yang jelas, dikokohkan dengan kata-kata lanjutkan.
Peluang Suryadi Zuhri Ali barangkali sama besar dengan Munafestoni. Sama anak nagari Toboh Gadang, pun sama menjelang tiga kali di dewan.
Sebaran sosialisasi kedua tokoh ini pun semarak. Hampir sepanjang jalan negara Padang - Pasaman Barat ini, baliho Munafestoni dan Suryadi Zuhri Ali seperti hendak menyapa banyak orang yang lewat di jalan itu.
Beda dengan Jondedi. Politisi PDI Perjuangan ini memang akan memasuki tiga periode pula di DPRD Padang Pariaman. Tapi, baliho dan sosialisasinya agak dibawah Munafestoni dan Suryadi Zuhri Ali.
Budur, begitu tokoh Lubuk Alung ini akrabnya di tengah masyarakat, laksana politisi berjalan di tengah kesunyian.
Tapi tak sunyi amat. Yang jelas, heboh para Caleg dengan baliho dan alat kampanye lain, Budur nyaris tak terlihat menghiasi jalan dan pohon kayu misalnya.
Tapi, percakapan di lapau kopi, nama politisi PDI Perjuangan ini sering jadi sebutan.
Dia tak banyak cakap. Pun di dewan tidak terlalu menonjol. Namun, sekali bicara tak ada orang yang tidak ketawa mendengar omongannya.
Tampilan dia yang sedikit lawak, menjadikan Budur akrab dengan semua tokoh di Lubuk Alung dan Dapil II Padang Pariaman.
Bagi Budur banyaknya poster Capres Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dipajang oleh partai pengusungnya, tak menantang untuk menyebar perlawanan, seperti menegakkan Ganjar Pranowo - Mahfud MD yang diusung PDI Perjuangan, partai yang mengantar Budur dua kali jadi wakil rakyat.
Sama dengan Pilpres yang sudah-sudah. Tak banyak baliho Joko Widodo dipasangnya. Demam orang pada Prabowo Subianto dihargainya dengan baik.
Namun, dia yakin siapapun Capres Cawapres yang menang di Sumbar, biasanya tidak terpilih secara nasional.
"Yang menang di Sumbar, biasanya tak bisa menembus nasional," ujar Budur dengan senyumnya yang menantang.
Tapi peluang Budur untuk tiga jadi jadi wakil rakyat, sepertinya sama dengan dua tokoh masyarakat Toboh Gadang, Munafestoni dan Suryadi Zuhri Ali. (ad/red)