Ketua DPC PKB Padang Pariaman Afredison memberikan sambutan dalam nonton bareng pendaftaran Capres dan Cawapres AMIN di TWT. (ad) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Afredison. Namanya pendek saja, tapi naluri politiknya di kalangan santri cukup panjang dan berkesan.
Menjadi satu-satunya orang surau yang berani lantang bersuara di lembaga wakil rakyat Kabupaten Padang Pariaman, tentu dengan cepatnya nama Afredison ini terkenal di tengah masyarakat.
Terutama menyangkut kepentingan orang surau yang selama ini agak terpinggirkan, lewat perjuangan Afredison di dewan, para guru mengaji, kelangsungan surau mulai dapat lirikan pemerintah.
Karena lama dan banyak tempat mengaji, Ketua DPC PKB Padang Pariaman ini sering disapa banyak orang dengan Tuanku Afredison.
Terakhir dan menamatkan kaji, Afredison sukses di Ponpes Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan. Sejak di pesantren ini, Ketua Komisi II DPRD Padang Pariaman ini sudah punya talenta politik.
Jadi, terpilihnya Afredison jadi anggota dewan pada Pemilu 2019, bukan faktor kebetulan. Dia sendiri memang seorang politisi surau. Ya, politisi pesantren belakangan ini, sebagai peralihan pendidikan surau.
Sama dengan Ketua Umum DPP PKB Gus Muhaimin Iskandar. Tapi beda pesantren. Afredison mewarisi trah Pesantren Madrasatul 'Ulum di Padang Pariaman, sedangkan Cawapres Muhaimin Iskandar dari trah Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Pesantren besar yang didirikan oleh KH Bisri Syamsuri, buyutnya Muhaimin Iskandar, satu dari tiga kiai besar pendiri Nahdlatul Ulama.
Afredison yang kini kembali mencaleg untuk DPRD Padang Pariaman di Dapil IV, setidaknya telah memberikan talenta politik di kalangan orang pesantren, yang selama ini masih dianggap kegiatan terlarang di surau atau pesantren.
Jejak politik yang dilakoni Afredison saat ini, tentu tidak terlepas dari dua ulama trahnya Madrasatul 'Ulum itu sendiri.
Yakni, mendiang Buya Buchari Rauf. Politisi hebat di zaman Orde Baru, lulusan dan pengurus Madrasatul 'Ulum yang pernah jadi anggota dewan dari PPP di Padang Pariaman dan Sumbar.
Kemudian, mendiang H. Iskandar TM. Pimpinan Madrasatul 'Ulum yang pernah jadi anggota dewan Padang Pariaman dari Golkar. Tak sampai satu periode, tapi sempat dipercaya sebagai Ketua Tanfidziah PCNU Padang Pariaman sebelum meninggal dunia tahun 1994.
Saya terkejut dan tersanjung, dua kali kegiatan PKB Padang Pariaman, Afredison menyebut saya sebagai sahabat.
Sahabat dari kecil, selapik seketiduran di Madrasatul 'Ulum tahun 1990 an. Berkesan bagi kami, adalah ikut kegiatan Pendidikan Kader Lanjutan (PKL) GP Ansor se Sumatera di Lampung Timur tahun 2002.
Tahun itu, kami tidak lagi di pondok. Sudah beraktivitas di luar, tapi sama-sama di surau, tempat dan kampungnya berbeda.
Di Madrasatul 'Ulum, Afredison, putra kelahiran Koto Baru, Padang Sago 1973 ini terkenal agresif. Dia termasuk pendiri OSIP, organisasi santri. Melahirkan berbagai inovasi yang membuat suasana pesantren hidup dan bisa menikmati pembaruan.
Sering mengikuti dan diajak oleh H. Iskandar TM yang kala itu sedang memimpin pondok dan anggota dewan, Afredison pun sudah berproses untuk sebuah kaum ulama yang berpolitik.
Lancar berkomunikasi dengan Buchari Rauf yang sedang anggota dewan Sumbar, sering jadi panitia dan pengurus dalam pengambilan keputusan di pesantren yang didirikan Syekh H Abdullah Aminuddin Tuanku Shaliah tahun 1940 ini, pun Afredison jadi tempat beriya-iya dan berbukan-bukan dalam sebuah kebijakan di pesantren itu.
Berdinamika, jelas ada dan sering melanda organisasi dan pesantren. Afredison semasa di Lubuk Pandan itu, ikut dan tentu berdinamika itu bagian dari proses politik yang hari ini dia jalani dengan sukses di PKB.
Lompatannya di PKB Padang Pariaman, pun tidak serta merta. Dia mulai dari bawah, bahkan yang terbawah sekali di PPP ketika sebelum masuk PKB.
Afredison mulai dari Ketua DPAC PKB Padang Sago, lalu beralih ke DPC PKB Padang Pariaman. Menjadi Sekretaris dan akhirnya dipilih jadi Ketua DPC PKB, setelah dia jadi anggota dewan terhormat.
Tentu, trah NU dan PKB melekat kuat dan jelas di Afredison. Ketika ada kader PKB menyebut Afredison bukan orang NU, terbantahkan oleh aktivitasnya sebelum masuk PKB, dia pernah jadi Ketua PC GP Ansor Padang Pariaman.
Politik dan partai politik bagi sebagian orang surau, masih terasa asing, dan sepertinya sesuatu yang tidak boleh dibawa ke surau.
Afredison melihat, orang surau dan membangun surau butuh kekuasaan politik. "Jangan lagi kita orang surau dipolitisasi oleh orang lain, tapi kita sendiri harus ada yang jadi pemain dan pelaku politik itu sendiri".
Ya, orang surau harus bisa masuk semua lini kehidupan. Dan kini, hal terwujud dengan bertebarannya orang surau di pemerintahan, profesional, KPU, Bawaslu, jurnalis, dan lini kehidupan lainnya.
Alhamdulillah, kini para guru mengaji, majlis taklim, surau itu sendiri, terutama di Dapil IV Padang Pariaman, sudah dan akan merasakan perjuangan Afredison terhadap kelangsungan institusi agama tersebut.
Teruslah jadi anggota dewan Afredison. Jadi anggota dewan yang mampu memberikan yang terbaik buat orang surau. Dan mampu memberikan nuansa surau kepada seluruh anggota dewan tentunya, dengan pesan moral dan akhlakul kharimah. (ad/red)