AS Edi |
Setiap pribadi orang yang berakal, selalu berikhtiar untuk berada dalam keselamatan. Setiap orang dengan naluri yang dimilikinya, berusaha berada dalam keadaan selamat, zahir dan batin. Adakalanya dengan aksi yang disiapkan dan tindakan untuk bisa menyelamatkan dirinya dari bahaya, kesulitan dan kesusahan.
Ada juga secara reflek bergerak untuk menyelamatkan dirinya dari gangguan, bahaya dan penyakit yang menimpanya. Keselamatan kondisi zahir, secara fisik teruntuk bagi anggota tubuh seseorang yang dimilikinya, baik yang ada dalam badan maupun permukaan anggota tubuh.
Ikhtiar dilakukan dan doa selalu diucapkan agar seseorang selalu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, selamat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, bahkan dalam keadaan tidur pun seseorang berkehendak berada pada posisi keselamatan.
Baik secara perorangan, beberapa orang atau banyak orang dalam beraktifitas, yang ada hanya peringatan hati-hati dan jaga keselamatan. Bahkan pesan dan peringatan, dibuat dalam berbagai cara dan bentuknya. Ada dengan tulisan pengumuman, aturan, norma hukum dan perundang-undangan.
Yang jelas dan pasti, cara dan bentuk pesan peringatan diperuntukkan demi keselamatan pribadi dan banyak orang. Sehingga guna dan manfaatnya suatu keselamatan langsung dirasakan bagi yang bersangkutan.
Semua aktifitas yang dilakukan demi memperoleh hasil keadaan penyelamatan dalam berbagai aksi, mulai dari cara dan bentuk kebutuhan makan minum, bergerak dan bahkan dalam keadaan istirahat dan tidur, tujuan utama adalah untuk diri pribadi dan banyak orang dalam kehidupannya yang sedang berproses.
Dari uraian di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa keselamatan merupakan keadaan prioritas yang perlu dikondisikan. Ikhtiar, doa dan pesan yang diwujudkan, baik untuk pribadi maupun orang lain adalah suatu proses bagi orang yang berakal.
Kata selamat berbeda-beda ucapannya dalam suatu komunitas, tergantung dari bahasa daerah dan negara seseorang. Beberapa contohnya ada menyebutkan, selamat, save, congratulation, badhaa ee ho, omedeto, gong xi as-salam dan lain ucapan.
Bahasa Indonesia, ucapan kata selamat sudah disepakati secara nasional, meski ada sedikit perbedaan sebutan selamat oleh suku-suku daerah yang ada dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya kata selamat dirangkai dengan kata lain seperti, selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat datang, selamat jalan, selamat tinggal, selamat istirahat dan kata-kata lain sesuai dengan keadaan yang sedang dan akan berlangsung.
Dalam sejarah perkembangan manusia sejak dari nenek moyangnya sampai sekarang, ikhtiar dan doa untuk selamat dalam segala bentuk aktifitas kehidupan sehari-hari selalu menjadi prioritas para pelaku dan prilaku demi bisa bertahan dan berkembang biak, bahkan makhluk hidup lainnya di permukaan bumi ini, selalu berperilaku untuk menyelamatkan diri dan keturunannya dengan cara yang berbeda.
Orang Indonesia, pada umumnya memakai kata selamat tidak jauh berbeda dari kata salam (bahasa Arab), arti dan tujuannya juga sama terhindar dari kesulitan, bahaya dan bencana yang sedang terjadi.
Seseorang yang berperilaku untuk menjaga keselamatan terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan (makhluk lain), biasanya disebut “penyelamat”.
Daya, upaya dan cara penyelamatan dilakukan dalam bentuk adat, aturan dan agama, baik tertulis maupun tidak tertulis. Misi penyelamatan di atas tersebut, sejak dahulu kala sudah dimulai oleh nenek moyang kita yang dapat dibaca dalam kitab-kitab, catatan dan pesan berkelanjutan, ada dalam Zabur, Taurat, Injil dan Alquran.
Misi penyelamatan tersebut di atas, sejak dahulu kala sudah dimulai oleh nenek moyang kita yang dapat dibaca dalam kitab-kitab, catatan dan pesan berkelanjutan, ada dalam Zabur, Taurat Injil dan Alquran.
Bagi seseorang yang mengakui dan melaksanakan pesan, perintah dan larangan dari kitab-kitab, catatan-catatan tersebut diatas, merupakan suatu aksi keseharian dalam kehidupannya untuk mewujudkan keselamatan.
Berhubung karena, ucapan “selamat” disebutkan berbeda-beda dalam berbagai bahasa, sehingga kata “selamat” dalam tulisan ini lebih dekat asalnya dengan assalam dalam bahasa Arab, atau Shalom (Shah lohm) dalam bahasa Ibrani, maksud dan tujuannya agar dapat memperoleh keselamatan dan kedamaian dalam menjalankan aktifitas kehidupan di dunia.
Selanjutnya, dengan keyakinan penuh, sesuai dengan pedoman kitab-kitab, bible dan catatan lain, bahwa setelah berakhirnya kehidupan di dunia, akan ada situasi. Dari kedua situasi dan kondisi di dunia dan di akhirat inilah, manusia yang berakal sudah memastikan dirinya berikhtiar dan berdoa mengisi kegiatan hidupnya dan berucap, semoga selamat di dunia dan selamat di akhirat kelak dengan suatu ucapan yang sama dan bersama yakni Islam.
Kata-kata, as-salam atau shalom dan lebih defenitifnya disebut dengan Islam dalam tulisan ini, dikonsentrasikan pada maksud, tujuan dan realitanya hanya sebatas ucapan selamat.
Penulis sengaja membatasinya dengan tidak menambah dengan kata-kata lain seperti agama, syariat, rukun, amal dan ibadah karena orang lain dengan berpedoman kepada kitab-kitab yang berbeda dan catatan lain akan dan selalu berpendapat sepihak menerima suatu kebenaran ucapan Islam yang paling berkesan. (***)