Dua walinagari non aktif maju ke DPRD Padang Pariaman. (ist) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Dari walinagari ke wakil rakyat. Ini tema diskusi bersama Hilman H Datuak Mangkuto Alam dan Suriadi Datuak Sati, dalam podcast Padang Pariaman bicara di MCS Pauh Kambar, Senin (4/9/2023).
Sebuah tema yang cukup menggelitik untuk menggali lebih dalam, motivasi dari walinagari non aktif ini ikut mencaleg pada pemilu tahun depan.
Hilman H Datuak Mangkuto Alam, Walinagari Lubuk Alung non aktif tercatat sebagai Caleg DPRD Padang Pariaman dari PAN di Dapil II; Sintuak Toboh Gadang, Lubuk Alung dan Batang Anai.
Di Dapil II tersedia 11 dari 40 kursi DPRD Padang Pariaman. PAN, partai pimpinan Zulkifli Hasan ini menargetkan tiga kursi di Dapil ini.
Makanya, PAN menempatkan kader dan tokoh potensial di setiap daerah pemilihan, termasuk wilayah ini. Hilman, dinilai banyak orang sebagai Caleg yang akan berhasil sampai ke DPRD Padang Pariaman.
Tentu bukan sebuah kebetulan. Hilman yang sempat satu periode memimpin Forum Walinagari Padang Pariaman ini menjelaskan, betapa pentingnya regulasi yang kuat dalam melahirkan kebijakan di tengah masyarakat.
"Selama ini, kita banyak menjalankan kebijakan yang sifatnya mandatori, sehingga dana nagari yang bersumber dari ADD dan ADN, sulit untuk membuat kebijakan kita selaku walinagari," kata dia.
Hilman melihat, seharusnya dari Rp2 miliar anggaran yang dikelola nagari, ada banyak hal bisa walinagari berkreasi, melakukan banyak hal.
Tetapi, karena terlalu banyak kebijakan mandatori ini, menjadikan anggaran sebanyak itu tak bisa walinagarinya berinovasi.
"Kedepan, hal yang seperti ini kita kurangi. Kita kembalikan menjadi tanggungan dinas dan instansi terkait di nagari," ungkapnya.
Lain halnya Suriadi Datuak Sati. Walinagari Balah Aie Timur, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak non aktif ini ingin membuat sejarah baru di kancah politik Padang Pariaman.
"Secara Balah Aie lama yang sekarang sudah menjadi tiga pemerintahan nagari, selama ini belum ada anak nagarinya yang duduk di DPRD," kata dia.
Padahal, potensi masyarakat dan potensi DPT cukup besar di nagari ini. Lebih dari delapan ribu pemilih.
"Jadi diskusi mengenai ini menyebar di seantero nagari. Masak suara masyarakat sebanyak itu tak mampu menjadikan seorang anak nagari jadi wakil rakyat," katanya.
Suriadi ini maju dari NasDem di Dapil IV Padang Pariaman, yang meliputi, VII Koto Sungai Sariak, V Koto Kampung Dalam, Patamuan, V Koto Timur, dan Padang Sago. Di Dapil ini tersedia sembilan dari 40 kursi DPRD Padang Pariaman.
Sejarah pernah mencatat, betapa walinagari itu tokoh potensial, punya pengamalan di pemerintahan, selalu bersentuhan dengan masyarakat, sehingga dalam pemilu mampu mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat.
Seperti pemilu 2014, itu 11 walinagari berhasil jadi anggota dewan, bahkan seorang diantaranya berhasil jadi pimpinan dewan.
Pemilu tahun depan, kata Hilman, 14 orang rekannya maju menjadi Caleg. Seorang dari 14 itu bahkan maju ke DPRD Sumbar.
Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya. Setidaknya, majunya sejumlah walinagari itu menjadi Caleg saat ini, mereka ingin mengulang sejarah lama.
Ya, sejarah walinagari yang bisa sampai ke wakil rakyat, bahkan harus pula bisa mendapatkan pimpinan dewan sekalian. Sebab, hal ini untuk tujuan pengabdian yang lebih besar lagi di tengah masyarakat. (ad/red)