Ali Mukhni ketika sedang di kantor DPW NasDem Sumbar. (ist) |
Padang Pariaman, Sigi24.com--Gigih dan punya semangat juang yang tinggi. Ini yang ditangkap masyarakat terhadap seorang Ali Mukhni.
Bupati Padang Pariaman dua periode (2010-2020) ini, memang terkenal punya semangat juang yang tinggi. Baginya, bekerja dan menjalankan amanah masyarakat tidak pakai hitungan. Artinya, nyaris 24 jam siap untuk bekerja.
Tak heran, ketika dia mengelilingi daerah yang dia pimpin, mengikuti kegiatan masyarakat, serta melihat dari dekat kondisi daerah, dalam sehari bisa menghabiskan satu tengki minyak mobil.
Ali Mukhni terkenal sebagai bupati yang sangat merakyat. Kesehariannya nyaris bersama masyarakat, tak ingin ada protokoler yang mengatur dan memfasilitasi perjalanannya.
Biasa bagi bupati dan kepala daerah bila naik mobil pakai pengawal mobil patwal polisi. Tetapi Ali Mukhni 10 tahun memimpin, lima tahun jadi Wabup tak pernah dia menggunakan patwal pengawalan itu.
Macet dirasakan rakyat, Ali Mukhni lebih dulu merasakan itu. Ada pesan Nabi Muhammad Saw, "Ketika umatku lapar, aku orang pertama merasakan. Ketika umatku kenyang, aku orang terakhir yang menikmati".
Setidaknya, pola kepemimpinan ini dilakukan Ali Mukhni selama 15 tahun memimpin Padang Pariaman. Pro kontra jelas ada. Sebab, dia memimpin masyarakat 17 kecamatan, 103 nagari. Namun, pro kontra itu dijadikannya sebagai dinamika dalam sebuah kepemimpinan.
Bagi Ali Mukhni, ayah dari tiga orang putra kelahiran Pariaman 16 September 1956 ini, berjuang di medan laga amat penting. Perjuangan adalah proses, untuk mencapai tujuan mulia.
Soal tercapai atau tidak, itu urusan kemudian. Yang penting berjuang. Dan hebatnya, Ali Mukhni terbuka untuk dikritik dan mau menerima saran dan masukan, sepanjang itu bermanfaat untuk kemaslahatan dan kesuksesan.
Makanya, rentang tiga tahun sudah dia mengakhiri jabatannya sebagai Bupati Padang Pariaman, masih saja namanya lekat di hati masyarakat.
Kenapa? Ya, sepeninggal dia memimpin itu sampai hari ini, belum pula ada pembangunan spektakuler di daerah itu. Yang ada hanya jejak karya Ali Mukhni.
Sebut Asrama Haji di Batang Anai, MAN IC di Sintuak Toboh Gadang, Politeknik Pelayaran di Ulakan Tapakis, dan masih banyak lagi pembangunan terealisasi melalui kepemimpinan dia.
15 tahun memimpin Padang Pariaman, banyak tokoh masyarakat yang menggelari Ali Mukhni sebagai "Bapak Pembangunan Padang Pariaman". Wajar, karena pembangunan itu kebutuhan masyarakat.
Sementara, pro kontra Ali Mukhni di dunia politik adalah menurut alur dan suara masyarakat. Saran masyarakat dan ulama baginya petunjuk terakhir, untuk menentukan langkah perjuangan.
Terbukti ketika dia pindah partai dan caleg DPR RI dari Perindo ke NasDem, adalah buah dari keinginan masyarakat dan ulama.
Bagi Ali Mukhni, ulama adalah guru. Guru tempat bertanya dan berdiskusi soal apa saja. Umumnya, seluruh ulama dekat dengan dia.
Ulama punya jemaah yang terdiri dari masyarakat banyak. Sangat pantas Ali Mukhni mengikuti apa yang disampaikan ulama soal partai yang akan ditumpanginya ke Senayan.
Masyarakat sedang mengalami staknan, tak banyak geliat pembangunan di Sumbar. Momen politik ini jadi ajang penilai tersendiri oleh masyarakat terhadap para calon pemimpin, baik di eksekutif apalagi di legislatif.
Masyarakat butuh lecut tangan orang yang sudah berpengalaman. Tidak coba-coba. Masuknya Ali Mukhni di percaturan politik DPR RI lewat NasDem, dilihat sebagai angin kebangkitan daerah.
Daerah harus bangkit. Membangun hanya bisa dengan anggaran pusat. Uang daerah tak cukup untuk pembangunan. Nah, untuk mengambil uang pusat butuh anggota dewan pusat yang jitu, punya pengamalan dan gigih berjuang, serta punya jaringan yang kuat.
Berbekal dari pengalaman, Ali Mukhni sudah mengantongi itu semua. Kegigihannya untuk membangun lewat jaringan, tak memandang ruang dan waktu dia bekerja. Belum juga dapat, dia bermalam di kantor kementerian itu, menunggui pejabat yang ditujunya, sampai benar-benar dapat yang diinginkan masyarakatnya.
Masyarakat sudah ingin perubahan. Perubahan semuanya. Masuk dan bergabungnya Ali Mukhni lewat partai yang mengurung agenda perubahan ini, amat sejalan dengan pengalamannya.
Tak heran, banyak orang menyebutkan, bahwa keberadaan Ali Mukhni di NasDem memberikan dampak keuntungan yang amat luar biasa bagi keduanya.
NasDem untuk, karena masuknya tokoh sekaliber Ali Mukhni yang terkenal sukses membangun. Pun Ali Mukhni punya peluang lebih besar untuk sampai ke Senayan. (ad/red)